Bala Village...Saya pun menebak tempat pemberhentian kami
ini bernama Bala Village. Panorama sekitarnya persis seperti foto brosur Balagezong yang saya miliki. Perkampungan
Tibetan ini dihuni sekitar 60 kepala
keluarga. Mereka mendiami rumah-rumah
batu
yang tingginya 4 meter-an. Dibangun di lereng ngarai dan menghadap Holy Mount Balagezong,
gunung tertinggi di Shangri-La yang berada di ketinggian 5.545 meter di atas
permukaan laut. Meskipun kami berkunjung ke sini adalah waktunya musim panas
namun puncak gunung ini masih
terdapat sisa-sisa bongkahan salju. Di sudut lainnya dari Bala
Village berdiri stupa Tibet dengan bendera doa warna-warni
berkibar disekelilingnya berlatar Holy
Mount Balagezong.
Thursday 26 November 2015
Wednesday 25 November 2015
One Day Trip to Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park...part1
Balagezong National Park, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
04 June 2015
|
Sehari sebelumnya saya belum memutuskan mau kemana tujuan saya menjelajah Shangri-La selanjutnya. Saya lalu
mencari referensi dari brosur wisata Shangri-La milik chi Shandy. Dan mata saya
tertuju pada brosur berjudul Balagezong
The Earth in Paradise, covernya menyajikan panorama sebuah perkampungan tradisional
Tibet berlatar ngarai dalam dan pegunungan tinggi yang puncaknya tertutup salju. Meskipun saya tahu bahwa salju abadi Shangri-La hanya di puncak-puncak gunung tertingginya saja di awal musim panas ini, hati saya tetap tergerak untuk berkunjung ke Balagezong. Singkat cerita…Dengan bantuan chi Shandy, beliau pun memesankan
paket tour sehari Balagezong National Park yang diadakan oleh
Balagezong Tourist Service Center untuk saya.
Xie xie chi Shandy :).
Tuesday 24 November 2015
Bersepeda Menyusuri Eksotisme Napa Lake Grasslands, Shangri-La
Napa Lake Grasslands, Shangri-La, Diqing Tibetan
Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
03 June 2015
|
Bersepeda sejauh
puluhan kilometer menyusuri jalanan tepian Napahai (Napa Lake) menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan dari perjalanan saya di Shangri-La. Napahai merupakan sebuah lembah luas yang dikelilingi pegunungan tinggi dan memiliki panorama
alam khas Shangri-La yang luar biasa
indahnya. Tak sekedar menikmati panorama eksotis padang
rumput Napa Lake tetapi juga merasakan bagaimana atmosfer kedamaian perkampungan masyarakat lokal Shangri-La yang terlewati di perjalanan.
Terimakasih chi Shandy yang telah merekomendasikan kegiatan, bersepeda menjelajah kawasan Napa Lake, ini
kepada saya. Bahkan chi Shandy menuliskan beberapa
panduan dan informasi penting dalam aksara China dan English. “Sangat membantu
chi! Sekali lagi xie xie :)”.
Monday 23 November 2015
Under The Blue Sky of Shangri-La
I was so excited when
i saw this sceneries. Three words for Shangri-La city : clean, peaceful, and marvelous.
Photos was taken
from the bus window
at Shangri-La
Town, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, Shangri-La
Tuesday,
02 June 2015
Sunday 22 November 2015
Menapaki Guishan Hill Park, Shangri-La Old Town
Saturday 21 November 2015
Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La…part2
Songzanlin Monastery, Shangri-La, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
02 June 2015
Menjelajah kompleks bangunan Songzanlin Monastery. Perhatian saya tertuju pada setiap detail ukiran dan lukisan yang ada di
pilar-pilar, dinding, dan langit-langit gerbang utama. Pola-pola simetris tradisional Tiber berwarna-warni pastinya
memiliki makna tertentu yang tak saya ketahui. Dan pintu inilah yang akan membawa kita menuju
gedung utama dari kompleks bangunan Songzanlin Monastery.
Friday 20 November 2015
Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La...part1
Kala itu di Songzanlin Monastery, Shangri-La |
Belum berkesempatan traveling ke Daerah Otonomi Tibet, Shangri-La menjadi list destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada Provinsi Yunnan, China. Jika berkunjung ke Tibet terasa sulit karena kita diwajibkan untuk memiliki visa Tibet selain visa China, Shangri-La tak perlu visa tambahan. Atmosfer Tibetan memang sangat kentara di Shangri-la, suasanya berbeda jauh dengan daerah Provinsi Yunnan, China yang saya kunjungi sebelumnya (Kunming dan Lijiang).
Hari pertama di Shangri-La, menjelajah kawasan Songzanlin Monastery menjadi tujuan utama perjalanan saya. Ganden Sumtsenling Monastery atau yang lebih dikenal dengan nama Songzanlin Monastery (Tibetan: དགའ་ལྡན་སུམ་རྩེན་གླིང་, Chinese: 松赞林寺 Sōngzànlín Sì) merupakan biara Tibet terbesar di Provinsi Yunnan. Dibangun pada tahun 1679 pada ketinggian 3.380 meter di atas permukaan laut. Jika dilihat sekilas kompleks bangunan Songzanlin Monastery mirip landmark paling terkenal dari kota Lhasa, Tibet yaitu Potala Palace.
Hari pertama di Shangri-La, menjelajah kawasan Songzanlin Monastery menjadi tujuan utama perjalanan saya. Ganden Sumtsenling Monastery atau yang lebih dikenal dengan nama Songzanlin Monastery (Tibetan: དགའ་ལྡན་སུམ་རྩེན་གླིང་, Chinese: 松赞林寺 Sōngzànlín Sì) merupakan biara Tibet terbesar di Provinsi Yunnan. Dibangun pada tahun 1679 pada ketinggian 3.380 meter di atas permukaan laut. Jika dilihat sekilas kompleks bangunan Songzanlin Monastery mirip landmark paling terkenal dari kota Lhasa, Tibet yaitu Potala Palace.
Thursday 19 November 2015
Shangri-La, Xièxiè!!! Akhirnya Bertemu Juga dengan Chi Shandy
Apa jadinya jika saya seorang
diri terdampar di suatu jalan antah berantah Shangri-La (sebuah kota kecil di barat laut Provinsi Yunnan, China) pada malam yang sangat
dingin dan tak tahu harus berjalan kemana. Duhh bahasanya kak. Situasi seperti ini
pastinya membuat saya hampir desperado aka putus asa. "Ehhh,,kakak jangan
sampai putus asa beneran ya di negeri orang!".
Sehari sebelumnya, saya memberitahu chi Shandy bahwa besok saya akan berangkat ke Shangri-La dengan menaiki bus dari Lijiang. "Kemungkinan saya akan tiba pada pukul kurang lebih jam 9 malam". Chi Shandy pun membalas, "Hubungi saya jika kamu sudah sampai di Shangri-La Bus Station, saya akan menjemputmu di sana" begitulah pesan chi Shandy jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Sehari sebelumnya, saya memberitahu chi Shandy bahwa besok saya akan berangkat ke Shangri-La dengan menaiki bus dari Lijiang. "Kemungkinan saya akan tiba pada pukul kurang lebih jam 9 malam". Chi Shandy pun membalas, "Hubungi saya jika kamu sudah sampai di Shangri-La Bus Station, saya akan menjemputmu di sana" begitulah pesan chi Shandy jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Wednesday 18 November 2015
From The Bus Window, Lijiang – Shangri-La
From The Bus Window, Lijiang
– Shangri-La
|
Senin, 01 Juni 2015. Satu jam menjelang
jam 5 sore, saya sudah berada di dalam ruang tunggu keberangkatan Stasiun Bus
Lijiang. Kursi-kursi kebanyakan masih terlihat kosong, tak terlihat penumpukan penumpang. Yaaa,, sore ini saya akan berangkat menuju
Shangri-La.
Secara administratif kota Shangri-La (香各里拉/xiānggēlǐlā) dulunya sebelum tahun 2001 bernama Zhongdian (中甸/zhōngdiàn). Inilah negeri yang menurut para penjelajah memiliki keindahan tersembunyi di dataran tinggi jauh di barat laut Negeri Tirai Bambu.
Jangan berharap pengumuman keberangkatan bus yang akan kita naiki akan
diumumkan dalam bahasa Inggris ya kak!! Ketika gate nomor 4 yang di atasnya
terdapat tulisan 香格里拉(中甸) dibuka menjelang pukul 5 sore inilah pertanda bahwa bus
menuju Shangri-La akan diberangkatkan. Saya pun memastikan kepada petugas
apakah benar bus yang saya naiki adalah menuju Shangri-La. “Gak lucu kan kalau saya salah naik bus! “. Lalu menerka-nerka
bahwa tempat duduk saya yang tertera di tiket adalah nomor 4. Saya pun duduk tepat di belakang kursi si
bapak supir.
Tuesday 17 November 2015
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village...part2
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village
|
Setelah puas keliling kota
Lijiang dengan menaiki bus kota, kemudian membeli tiket bus ke Shangri-La di
Lijiang Bus Station, saya lalu teringat bahwa saya masih penasaran untuk
melihat lagi keindahan panorama Lijiang dari Jade Water Village. OK…dari Lijiang Old Town, saya kembali menaiki
bus nomor 6 menuju pemberhentian terakhir bus di Jade Water Village.
Membeli Tiket Bus ke Shangri-La di Stasiun Bus Lijiang
Lijiang New Bus Station 31 May 2015 |
Rencananya
besok saya akan melanjutkan perjalanan dari Lijiang menuju Shangri-La dengan menaiki
Long-Distance Bus aka bus jarak jauh. Berhubung hari ini saya
kegiatannya hanya keliling kota Lijiang dengan menaiki bus secara random, saya
pun menyempatkan diri mampir ke Lijiang
New Bus Station untuk membeli tiket bus ke Shangri-La.
Lijiang New Bus Station adalah terminal keberangkatan/kedatangan
bus dari/menuju daerah –daerah luar Lijiang yang berjarak jauh seperti Zhongdian/Shangri-La,
Dali, Kunming, Qiaotou, Shigu, dsb. Berlokasi di Kangzhong Rd, sebelah tenggara dari Lijiang Old Town. Nah, untuk mencapai Lijiang New Bus Station
sangat mudah, dengan menaiki bus
bernomor 8 atau 11 dari halte bus Lijiang
Old Town di Minzhu Rd kemudian
mintalah tolong kepada bapak supir bus untuk menurunkan kita di sini: 江新客运站 (Lìjiāng xīn kèyùn zhàn). Gedung yang berada tepat di belakang halte bus
tempat kita turun, itulah yang bernama Lijiang
New Bus Station. Atau jika naik
taksi dari Lijiang Old Town ke Lijiang New Bus Station, ongkosnya
sekitar 10 yuan atau 22.000 rupiah. Jauh lebih mahal dibanding dengan naik bus
yang ongkosnya hanya 1 yuan atau 2.200 rupiah.
Monday 16 November 2015
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village...part1
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village |
Awalnya saya berencana kembali ke
kota Lijiang setelah menjelajah Baisha
Village. Namun begitu melihat plang petunjuk arah bertuliskan Jade Water Village di halte bus tempat
saya berdiri, saya pun penasaran untuk mengunjunginya. Menurut informasi, jarak Jade Water Village sekitar 7 km dari Baisha Village atau sekitar 17
km dari pusat kota Lijiang. Begitu bus Lijiang nomor 6 berhenti di halte, saya
pun naik bersama beberapa orang lokal lainnya. Yaaa,,bus nomor 6 ini jugalah yang akan mengantarkan kita menuju Jade Water Village.
Sunday 15 November 2015
Potret Baisha Village, Lijiang
Baisha Village, Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
|
Baisha (白沙) Village… Baisha berarti pasir putih (white sand). Merupakan salah satu desa di kaki Gunung Salju Naga
Giok (Jade Dragon Snow Mountain). Jika
ingin melihat kehidupan masyarakat Naxi yang masih original, tak terkesan
turistik, dan jauh dari suasana keramaian kota Lijiang, maka Baisha Village adalah tempatnya.
Baisha Village berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Lijiang ke
arah utara atau sekitar 6 km dari Shuhe
Old Town. Untuk menjangkau Baisha
Village, naiklah bus kota Lijiang bernomor 6. Bus ini akan membawa
kita menuju persimpangan jalan utama Baisha
Village.
Menjelajah Baisha
Village tak perlu peta ataupun
sejenis petunjuk lokasi apapun. Hanya dengan mengikuti keinginan kemana kaki
hendak melangkah, menyusuri jalan-jalan tikus desa, hingga tersesat di
ladang-ladang pertanian masyarakat. Di sinilah atmosfer sesungguhnya kehidupan masyarat
Naxi yang tak kita temukan di Lijiang Old Town ataupun Shuhe Old Town .
Cerita perjalanan saya menjelajah Baisha Village terangkum dalam dokumentasi berikut ;
Saturday 14 November 2015
Lost in Translation : Shuhe Rd - Dongyang Rd, Lijiang
Bukan travelling namanya jika tak ada cerita lost alias tersesat :). Apalagi ketika melakukan perjalanan seorang diri ke suatu negara asing yang bahasa negaranya kakak tidak mengerti sama sekali, pastinya Lost in Traslation menjadi sesuatu yang harus dihadapi. Tetapi cerita inilah yang membuat perjalanan kita menjadi lebih berkesan. Jadi dibuat asik aja ya kak..Jika benar-benar tersesat kembalilah ke jalan awal kita sebelum tersesat #yakankak :).
Jadi ceritanya...Setelah menjelajah Shuhe Old Town, destinasi jelajah saya selanjutnya adalah Baisha Village. Informasi awal yang saya ketahui bahwa Baisha Village dapat dicapai dengan menaiki bus bernomor 6. Nah, saya bingung apakah saya harus kembali ke halte bus tadi pagi atau mencari halte terdekat lainnya di Shuhe yang mungkin rutenya juga ke Baisha Village.
Jadi ceritanya...Setelah menjelajah Shuhe Old Town, destinasi jelajah saya selanjutnya adalah Baisha Village. Informasi awal yang saya ketahui bahwa Baisha Village dapat dicapai dengan menaiki bus bernomor 6. Nah, saya bingung apakah saya harus kembali ke halte bus tadi pagi atau mencari halte terdekat lainnya di Shuhe yang mungkin rutenya juga ke Baisha Village.
Berjalan meninggalkan gerbang Shuhe Old Town....
Menyusuri jalanan Shuhe Rd
Friday 13 November 2015
Potret Shuhe Old Town, Lijiang
Shuhe Old Town, Lijiang, Yunnan Province, China 30 May 2015 |
Shuhe (束 河)Old Town… Dalam bahasa Naxi,
Shuhe berarti sebuah desa di kaki sebuah puncak “a village at the foot of a
peak”. Mungkin puncak yang dimaksud di sini adalah Jade Dragon Snow Mountain (Gunung Salju Naga Giok). Nama lainnya adalah Longquan Village yang secara harfiah
berarti desa naga musim semi. Sebelum adanya Lijiang Old Town, di sinilah tempat tinggal nenek moyang etnis
Naxi.
Terletak di sebelah utara atau berjarak
sekitar 5 km dari pusat kota Lijiang. Sangat mudah caranya menjangkau Shuhe Old Town. Dari halte bus Xianggeli Ave, saya menaiki bus kota Lijiang bernomor 6. Jika berangkat dari kawasan Lijiang Old Town, bus nomor 6 ini juga akan mengantarkan
kita ke Shuhe Old Town.
Thursday 12 November 2015
Time of Lijiang, Calm Morning View!
Xianggeli Ave,
Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
|
Zaoshang hao....!! :)
Inilah pagi kedua saya di Lijiang.
Begitu melangkahkan kaki ke luar
pagar Time of Lijiang, disambut dengan suasana pagi yang sangat menyenangkan
hati. Pagi yang cerah berlatar keindahan panorama di bawah kaki Gunung Salju
Naga Giok. Di langit terlihat berwarna biru bersih, udara pagi
yang sejuk dan segar khas dataran tinggi.
Wednesday 11 November 2015
Jatuh Cinta dengan Sup Daging Yak di Restoran Weishan Halal Beef, Lijiang
Melihat foto makanan khas Yunnan yang satu ini membuat saya ngiler. Slurppp! Mengenang kelezatan rasanya membuat saya ingin kembali ke Yunnan #modus.
Entah apa nama sebenarnya dari semangkuk makanan tersebut!! Yang jelas makanan berat ini adalah seperti sup dengan bahan utamanya daging yak. YAK!! Hewan sejenis sapi yang banyak hidup di daerah Pegunungan Himalaya dan wilayah sekitarnya, termasuk Dataran Tinggi Yunnan. Daging yak menjadi salah satu menu santapan utama masyarakat Lijiang.
Entah apa nama sebenarnya dari semangkuk makanan tersebut!! Yang jelas makanan berat ini adalah seperti sup dengan bahan utamanya daging yak. YAK!! Hewan sejenis sapi yang banyak hidup di daerah Pegunungan Himalaya dan wilayah sekitarnya, termasuk Dataran Tinggi Yunnan. Daging yak menjadi salah satu menu santapan utama masyarakat Lijiang.
Tuesday 10 November 2015
Potret Lijiang Old Town
Lijiang Old Town, Yunnan Province, China
29 May 2015
|
Cerita hari pertama saya menjelajah Lijiang Old Town dimulai dari Black Dragon Pool, kemudian berjalan kaki menyusuri jalanan kota tua ini hingga secara tak sengaja menemukan gerbang masuk ke Lion Hill Scenic Area. Mencapai puncak bukit Lion Hill demi melihat pemandangan keseluruhan kota Lijiang, dilanjut kan menerobos kawasan hutan pinus Yunnan. Dalam perjalanan pulang, saya kembali menyusuri sudut-sudut jalanan kota Lijiang Old Town. Atmosfer wisata turistik memang sangat kentara di sini. Saya pun menutup perjalanan hari ini dengan menuntaskan rasa lapar di sebuah restoran halal Lijiang.
Potret kota tua Lijiang di sepanjang jalan yang saya dilewati, dapat dilihat dalam dokumentasi berikut ;
Potret kota tua Lijiang di sepanjang jalan yang saya dilewati, dapat dilihat dalam dokumentasi berikut ;
Monday 9 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town...part 4
Pesona tersembunyi dari Lion Hill,
bukit di sebelah barat Lijiang Old Town memang tak ada habisnya. Dari bukit ini tentu saja kita bisa menikmati keindahan panorama Lijiang dari ketinggian Selain itu kesejukan alami hutan pinus Lion Hill menurut saya juga tak kalah menarik untuk dijelajah. Saya sendiri masih penasaran ingin mencari lokasi pandang
Lijiang Old Town tersembunyi lainnya
dari bukit ini. Dari lokasi pandang tempat saya berdiri (foto di atas), saya lalu berjalan ke arah selatan menyusuri jalan
setapak di lereng bukit, lebih jauh masuk ke dalam hutan pinus Lion Hill .
Sunday 8 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town...part 3
Menikmati keindahan panorama Lijiang dari ketinggian Lion Hill Scenic Area. Mengutip informasi yang tertulis di tiket masuk Lijiang Lion Hill Scenic Area : Lion Hill (狮子山/ Shīzi shān) terletak di tengah kota Lijiang. Mencakup area seluas 23 Ha yang ditumbuhi pepohonan pinus Yunnan, 40 pohon diantaranya berusia lebih dari 800 tahun. Hutan ini merupakan rumah bagi burung-burung endemik Lijiang yang memiliki suara yang sangat indah. Di puncak bukitnya, berdiri landmark dari kota Lijiang yaitu Wangu Pagoda. Dengan ketinggian pagoda mencapai 33 meter dan memiliki 16 pilar utama dengan ketinggian 22 meter, pilar kayu beraksitektur tersebut sama sekali tidak memiliki sambungan. Jika kita menaiki pagoda ini hingga ke lantai paling atas, kita dapat melihat dengan jelas pemandangan Lijiang berlatar Jade Dragon Snow Mountain di sebelah utara, Old Town Lijiang di sebelah timur, perkampungan etnis Naxi (Naxi Village) di selatan dan kota modern Lijiang di sebelah barat. Di sinilah kita dapat melihat keindahan Lijiang seutuhnya dalam satu tempat yaitu puncak Wangu Pagoda, Lion Hill.
"Wahhh,, membaca
informasi ini membuat saya semakin tak sebar untuk segera melihat bentuk rupa
Lijiang dari ketinggian Lion Hill.. Baiklah…Ayo bersemangat untuk berjalan
kaki menuju puncak Lion Hill!”.
Saturday 7 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town…part 2
Postingan sengaja diawali dengan foto solo kakak Khairani berpose andalan "Smile All The Time" di Lijiang Old Town. Supaya si kakak semangat merangkai kata & gambar di blog ini ..#H-sekian hari menjelang cuti :D |
Setelah menuntaskan rasa penasaran menjelajah kawasan Black Dragon Pool dan sekitarnya, saya berjalan kembali ke Yuhe Square. Dari sini saya belum memutuskan kemana tujuan jelajah Lijiang Old Town saya
selanjutnya.
Saya lalu membungkus kembali peta panduan Lijiang Old Town yang ada di tangan. Kemudian
berjalan mengikuti keinginan kemana kaki hendak melangkah.
Friday 6 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town…part 1
Lijiang, Yunnan Province, China
29 May 2015
|
Lijiang Old Town (丽江古城/ Lìjiāng Gǔchéng)... Kota yang berstatus sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO (UNESCO’s World Heritage Sites) ini berada di ketinggian 2.400 meter di atas
permukaan laut. Dikelilingi pegunungan dengan
puncak tertingginya adalah Jade Dragon Snow Mountain (5,596 mdpl). Panorama alam Kota Tua Lijiang tak perlu diragukan lagi keindahannya. Mencakup area seluas 3.8 km2, bangunan-banguan di kota ini merupakan arsitektur tradisional etnis Naxi. Tidak seperti kota lainnya di daratan China yang kebanyakan
mempunyai tembok atau pagar, bangunan tua di kota ini tidak terdapat tembok pemisah. Di setiap
jalanan kota mengalir kanal-kanal air yang sangat jernih dan bersih.
"Nahhh,, semakin penasaran kan kak untuk melihat lebih dekat Lijiang Old Town! Berikut cerita perjalanan saya menjelajah kota
ini…"
Thursday 5 November 2015
Time of Lijiang, Zǎoshang hǎo!
Zaoshang hao.....!!
Inilah pagi pertama saya di Lijiang.
Setelah melepas lelah pasca perjalanan kemaren, tubuh pun kembali
berenergi. Apalagi ketika melihat suasana pagi di sekeliling Time of Lijiang, semakin membuat saya
bersemangat untuk segera melangkahkan kaki, menjelajah kota Lijiang.
Wednesday 4 November 2015
Solo Traveling Bukan Berarti Fakir Bicara
Lijiang, Yunnan Province, China (2015) |
Meskipun demikian melakukan perjalanan seorang diri menjelajah negeri asing tersebut tak lantas membuat perjalanan kita menjadi membosankan kak!.
Monday 2 November 2015
Time of Lijiang, Xièxiè :)
Postingan ini khusus untuk mengungkapkan
rasa terima kasih saya kepada Zhang, Hui, dan pacarnya Hui. Terima kasih sudah
bersedia memberikan saya tempat menginap di Time of Lijiang. Terima kasih atas sambutan
hangat dan keramahtamahan yang kalian berikan:). Membuat cerita perjalanan saya
di Lijiang menjadi berwarna dan tak terlupakan.
Sunday 1 November 2015
Welcome to Negeri Salju Naga Giok, Lijiang!
Negeri di kaki Gunung Salju Naga Giok Lijiang, Yunnan Province, China |
Gak terasa sudah masuk November saja ya kak!, perasaan baru kemaren awal tahun, eh tiba-tiba ini sudah hampir di penghujung tahun 2015 saja. Perasaan baru saja cuti kemaren eh ini udah mau cuti lagi #maunya #hehe…Meskipun lagi #sok sibuk-sibuknya buat desain rencana penambangan 2016, membuat rencana traveling eh menulis cerita traveling maksudnya :) juga harus semangat untuk diposting di blog ini #intermezzo #semangatbegadangsikakak :) !.
Membaca judul di atas berasa gimana gitu ya kak, hehe..Yapp,
postingan ini adalah kelanjutan cerita perjalanan saya menjelajah Provinsi
Yunnan bulan Mei yang lalu.
Wednesday 21 October 2015
From The Train Window, Kunming - Lijiang
From The Train Window, Kunming - Lijiang 28 May 2015 |
Ketika
berada diantara orang-orang yang bahasanya saya tak mengerti, hanya bisa
berbicara bahasa isyarat & senyum kepada teman sebangku :),
maka salah satu cara menikmati perjalanan kereta api China adalah melihat panorama alam
Provinsi Yunnan ke luar jendela kereta .
Kamis, 28 Mei 2015. Kereta bernomor K9612 bergerak perlahan meninggalkan (昆明)Kunming Railway
Station pada pukul 09.50 pagi. Kini saya berada di gerbong 14,
duduk di sebuah kursi dekat jendela dimana di sebelah saya duduk seorang ibu
& anaknya yang remaja lalu berhadapan dengan bangku kami adalah pasangan
muda dan seorang ibu. Kereta api China yang saya naiki ini adalah kelas hard seat dengan formasi tempat duduk 3-2.
Tuesday 20 October 2015
Petunjuk Arah Kunming Railway Station
Kunming Railway Station |
Berikut adalah ulasan petunjuk arah Kunming Railway Station. Bagaimana caranya sampai ke stasiun ini
dengan menggunakan bus kota dari kawasan Jinbi
Square. Bagaimana cara menukar print out online train ticket yang kita miliki ke tiket asli. Bagaimana caranya naik ke kereta api China, dan sebagainya. Semoga bermanfaat kakak....
Monday 19 October 2015
Begini Caranya Membeli Tiket Kereta Api China!
Sebagai negara terluas ketiga di
dunia dengan luas wilayah daratan sebesar 9,32 juta km persegi, China memiliki jalur kereta api terpanjang
ketiga di dunia, panjangnya sekitar 91.000 km. Dua kali lebih panjang dari diameter planet bumi!. Tak heran kereta api di Negara
Tirai Bambu menjadi alat transportasi paling penting, terutama untuk menempuh perjalanan
jarak jauh. Kereta api di China juga menjadi transportasi paling favorit yang tak
pernah sepi penumpang. Selain cepat, bebas macet, dan harganya relatif
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat di negara berpenduduk 1,37 milyar ini.
Karena itulah ketika berencana akan melakukan perjalanan antar daerah
di Provinsi Yunnan, saya pun ingin merasakan perjalanan kereta api
China untuk pertama kalinya. Nahh, di
postingan ini saya akan berbagi informasi bagaimana caranya membeli tiket kereta api China (baik itu secara
langsung di train station maupun secara online) dan apa-apa saja yang perlu
diperhatikan.
Sunday 18 October 2015
Perjalanan Rantauprapat - Sibolga - Rantauprapat (3D/ 2N)
Berikut link kumpulan cerita "Perjalanan Rantauprapat - Sibolga - Rantauprapat , 3 hari 2 malam".
Tanggal 25 September 2015
Perjalanan dari Rantauprapat ke Sibolga
Menginap di Hotel Mutiara Indah Sibolga
Perjalanan dari Rantauprapat ke Sibolga
Menginap di Hotel Mutiara Indah Sibolga
Tanggal 26 September 2015
Tanggal 27 September 2015
Tanggal 27 September 2015
Semoga bisa menjadi referensi traveler sekalian yang berencana mengunjungi Kota Sibolga & sekitarnya...
Mauliate :)
Saturday 17 October 2015
Pulang : Perjalanan dari Sibolga ke Rantauprapat
Sibolga, 27 September 2015
Rasanya waktu sehari dua malam di kota Sibolga memang tak cukup untuk menjelajah setiap sudut Negeri Wisata Sejuta Pesona. Padahal masih banyak destinasi wisata yang ingin dikunjungi bukan hanya kota Sibolga tetapi juga daerah-daerah Tapanuli Tengah lainnya. Penasaran dengan pesona keindahan Pulau Mursala, Pulau Poncan, Pulau Panjang dan pulau-pulau lainnya di perairan Teluk Tapian Nauli. Ingin menyusuri semua daerah pesisir pantai Tapanuli Tengah yang memiliki panjang garis pantai sejauh 200 km membentang dari perbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan di selatan hingga ke utara berbatasan Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Belum puas menjelajah pesona keindahan alam perbukitannya. Dan ingin mempelajari lebih jauh tentang kehidupan masyarakat lokal Tapanuli Tengah yang multietnis tetapi hidup sangat harmonis #nahyanginimodus :). Belum sempat melihat SMA Negeri 1
(Plus) Matauli Pandan, SMA yang katanya terluas
di Asia Tenggara, yang dulu pernah menjadi list sekolah impian saya #curhat. Setelah
membaca di blog ini membuat saya berguman “Mengapa kemaren tidak menyempatkan
untuk berkunjung ke sini ya”.
Friday 16 October 2015
Menghabiskan Senja di Pesisir Pantai Kota Sibolga
Senja di Pesisir Pantai Kota Sibolga |
Pukul 5
kurang sepuluh menit sore kami beranjak dari penginapan, mengambil jalan kiri, berjalan menuju
persimpangan Sibolga Square dan Jalan Brigjen Katamso lalu belok kiri menyusuri
jalan ini hingga ke ujung. Hanya berjalan kaki sekitar 400 meter, kini kami
sudah berada di pesisir pantai Kota Sibolga. Saya tidak tahu apa nama sebenarnya pantai ini. Karena Hotel Wisata Indah persis berada di bibir pantainya, oleh kebanyakan orang dinamai Pantai Wisata Indah.
Di sinilah kami menghabiskan senja, menikmati keindahan panorama matahari tenggelam dari pesisir pantai Kota Sibolga. Sembari melihat keramaian masyarakat lokal di sini. Ada yang berenang, berolahrga di tepian pantai, berfoto-foto ataupun sekedar bersantai menikmati kesejukan udara Sibolga di sore hari.
Di sinilah kami menghabiskan senja, menikmati keindahan panorama matahari tenggelam dari pesisir pantai Kota Sibolga. Sembari melihat keramaian masyarakat lokal di sini. Ada yang berenang, berolahrga di tepian pantai, berfoto-foto ataupun sekedar bersantai menikmati kesejukan udara Sibolga di sore hari.
Thursday 15 October 2015
Menyusuri Keindahan Pesisir Pantai Pandan, Tapanuli Tengah
Panorama Pesisir Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia |
Tadinya berencana setelah menjelajah
puncak Tangga Seratus, kami langsung menaiki angkot ke Pantai Pandan, salah
satu destinasi wisata alam pantai yang paling populer di Sibolga. Namun udara
terik kota Sibolga di siang hari membuat tubuh berpeluh keringat. Apalagi
sehabis naik turun perbukitan, rasanya ingin mengademkan tubuh sejenak di kamar
hotel. Baiklah, karena merasa sudah tidak nyaman, saya pun mengajak Ratna untuk
kembali ke penginapan dulu. Setelah makan siang, beristirahat sejenak, kemudian
sehabis dzuhur barulah kami berangkat ke Pantai Pandan.
“Siang hari kok ke pantai kak?”. Mungkin ada yang bertanya demikian. Jawabannya
sederhana : saya ingin melihat keindahan Pantai Pandan yang katanya memiliki
hamparan pasir putih bersih, air laut
berkilau diterpa cahaya matahari dan langit biru dan waktu terbaik untuk menikmati panorama
tersebut adalah di siang hari saat cuaca cerah.
Wednesday 14 October 2015
Pemandangan Sekitar PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah
Berhubung tidak jadi menginap di PIA Hotel atau yang dulunya bernama Hotel Bumi Asih Pandan Beach Resort . Dan hanya bisa melihat bangunan luar hotel ini ketika berkunjung ke Pantai Pandan, jadi hanya bisa share foto-foto pemandangan sekitar PIA Hotel saja yaa.!! Mana tahu ada traveler sekalian yang berencana menginap di sini namun penasaran dengan view sekitarnya :). Sekedar menginformasikan kembali bahwa kamar hotel PIA Hotel yang langsung menghadap ke Samudera Hindia ini pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar film Mursala, film yang dibintangi Rio Dewanto & Titi Rajo Bintang (salah satu film Indonesia favorit saya nih:) ).
Berikut Pemandangan Sekitar PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah ;
Berikut Pemandangan Sekitar PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah ;
Menikmati Panorama Kota Sibolga dari Puncak Tangga Seratus
Panorama Kota Sibolga dilihat dari Puncak Tangga Seratus |
Ketika berkunjung ke suatu kota, kegiatan traveling yang paling saya
sukai adalah melihat pemandangan kota tersebut dari ketinggian. Itulah mengapa saya memasukkan Tangga Seratus Sibolga
menjadi list destinasi wisata Sibolga yang tidak boleh dilewatkan. Karena dari atas bukit Tangga Seratus inilah tersuguh panorama Kota Sibolga berlatar laut dengan pemandangan yang luar biasa indahnya .
Tuesday 13 October 2015
Menyusuri Kawasan Sibolga Square di Pagi Hari
Suasana Sibolga Square di pagi hari 26 September 2015 |
Pagi pertama kami di kota Sibolga, diawali dengan cerita berjalan kaki menyusuri kawasan Sibolga Square dan jalan-jalan di
sekitarnya. Menghirup udara segar pagi hari Sibolga, sekedar menambah mood untuk memulai perjalanan kami
menjelajah Sibolga seharian. Jalan Ahmad Yani terlihat begitu lengang dan sepi
di awal pagi, kontras berbeda dengan pemandangan kemaren malam, ketika pertama
kali kami tiba di sini. Semburat warna langit di atas sana menunjukkan tanda
bahwa cuaca Sibolga hari ini akan cerah seharian, mudah-mudahan!!.
Monday 12 October 2015
Menginap di Hotel Mutiara Indah, Sibolga
Sehari sebelum keberangkatan ke Sibolga...Dari beberapa pilihan hotel/penginapan yang ada
di kota Sibolga dan sekitarnya, saya membayangkan betapa menyenangkan jika
menginap di kamar dengan view
menghadap ke laut. Salah satu hotel dengan review terbaik yang saya baca di
internet adalah Hotel Bumi Asih Pandan Beach Resort atau yang kini
dinamai PIA Hotel. Hotel ini
berlokasi di Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah atau berjarak sekitar
9 km dari pusat kota Sibolga. Meskipun menurut saya biaya menginap di sini terbilang
lumayan mahal, berkisar antara 330 ribu hingga 830 ribu rupiah per malamnya,
tentunya sebanding dengan pemandangan luar biasa menghadap Pantai Pandan yang bisa
dilihat dari kamar PIA Hotel jika Anda menginap di sini. Sayangnya karena semua
kamar di PIA Hotel sudah full booked di tanggal saya akan menginap, buyarlah
angan-angan saya untuk menginap di hotel yang pernah dijadikan salah satu lokasi syuting film Mursala (2013) tersebut #lol.
Pemandangan laut dari kamar PIA Hotel di Film Mursala
"Clarita merenungi kelanjutan hubungannya dengan Anggiat"
|
Saturday 10 October 2015
Perjalanan dari Rantauprapat ke Sibolga
Dari Rantauprapat ke Sibolga yang berjarak 282 km dapat ditempuh dengan lama perjalanan 7-8 jam |
Meskipun sejak kecil hingga remaja, saya menghabiskan masa-masa tersebut di
Rantauprapat, ibukota Labuhan Batu, salah satu kabupaten yang terletak di
kawasan timur Sumatera Utara. Jujur... belum semua kabupaten yang ada di provinsi
kampung halaman saya ini, saya kunjungi. "Maklum si kakak kini jarang pulang! #caricarialasan #lol". Salah satunya adalah belum pernah bertandang ke Sibolga, Tapanuli Tengah. Kabupaten di pesisir Pantai
Barat Provinsi Sumatera Utara
ini sebenarnya telah
lama membuat saya penasaran.
Letak geografisnya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah
timur dan dilingkupi rangkaian Bukit Barisan di sebelah barat adalah pesona keindahan alam khas
Kabupaten Tapanuli Tengah. Dari wisata pegunungan hingga wisata bahari, semuanya
ada di kabupaten yang dijuluki Negeri Wisata Sejuta Pesona ini.
"Tak kenal maka tak sayang..Bagaimana mau cinta dengan wisata daerah sendiri jika tak mau menjelajahinya.."
"Tak kenal maka tak sayang..Bagaimana mau cinta dengan wisata daerah sendiri jika tak mau menjelajahinya.."
------------------
Sunday 20 September 2015
Drama Pencarian Kunming Railway Station
Selama traveling di Provinsi
Yunnan, bahasa menjadi kendala saya untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal.
Apalagi ketika saya menggunakan bus kota di Kunming, Lijiang dan Shangrila tak
pernah saya menemukan supir bus yang bisa berbahasa Inggris. Peta jalur perjalanan
bus di setiap halte semuanya ditulis dalam aksara China. Jadi cerita salah naik
bus, tempat tujuan terlewatkan ataupun bingung dengan rute bus adalah hal yang
harus dihadapi dengan senyuman bukan dengan panik :D.
Untungnya petunjuk nama jalan di kota Kunming tidak hanya ditulis dalam aksara China tetapi juga tulisan latin. Meskipun tidak bisa berbahasa China apalagi membaca tulisannya, petunjuk nama jalan yang ditulis huruf latin ini sangat membantu petunjuk keberadaan kita.
Sesuai judul di atas "Drama
Pencarian Kunming Railway Station", inilah pengalaman saya tersesat
menaiki bus kota Kunming karena tak tahu tempat pemberhentian halte bus terdekat stasiun kereta api Kunming.
Saturday 19 September 2015
Mengintip Kegiatan Bersantai Masyarakat Kunming di Dianchi Haigeng Park
Dari stasiun cable car Dianchi, saya berjalan kaki menuju gerbang barat Dianchi Haigeng Park. Saya pun menyusuri jalur pejalan kaki taman ini. Mengintip kegiatan bersantai masyarakat Kunming di sini.
Udara tidaklah begitu panas di antara pertengahan waktu siang dan sore. Pepohonan yang tumbuh di taman ini melindungi pengunjung dari sengatan panas matahari. Angin berhembus dari arah Danau Dianchi semakin menambah sejuk kawasan ini. Tak heran, orang-orang yang berkunjung ke sini semakin ramai saat menjelang sore. Kelompok orang tua, anak muda, keluarga, pasangan dan perorangan memadati taman di tepian Danau Dianchi, suasananya lebih ramai jika dibanding tadi pagi ketika pertama kali saya datang berkunjung ke taman ini.
Udara tidaklah begitu panas di antara pertengahan waktu siang dan sore. Pepohonan yang tumbuh di taman ini melindungi pengunjung dari sengatan panas matahari. Angin berhembus dari arah Danau Dianchi semakin menambah sejuk kawasan ini. Tak heran, orang-orang yang berkunjung ke sini semakin ramai saat menjelang sore. Kelompok orang tua, anak muda, keluarga, pasangan dan perorangan memadati taman di tepian Danau Dianchi, suasananya lebih ramai jika dibanding tadi pagi ketika pertama kali saya datang berkunjung ke taman ini.
From The Cable Car Window, Xi Shan – Dianchi
From The Cable Car Window, Xi Shan – Dianchi |
Melongok Keindahan Danau Dianchi dari Xi Shan Highway, Kunming
Xi Shan Highway, Kunming, Yunnan Province, China 27 May 2015 |
Bagi saya menikmati
keindahan Danau Dianchi, danau terbesar di Provinsi Yunnan, memang tak ada
bosannya. Setelah mendaki perbukitan Xi Shan hingga ke Dragon Gate, lalu kembali ke Bridge
of Heaven , tak ada ruginya untuk terus berjalan
kaki hingga ke ke gerbang Longmen Scenic Area. Karena dari jalan raya Xi Shan (Xi Shan Highway) inilah kita bisa melihat sudut lain keindahan Danau Dianchi yang tersembunyi.
Friday 11 September 2015
Menelusuri Keindahan Alam Tebing Perbukitan Xi Shan, Kunming...part 2
Longmen Scenic Area, Western Hills, Kunming, Yunnan Province, China 27 May 2015 |
Sebelumnya...Menelusuri Keindahan Alam Tebing Perbukitan Xi Shan, Kunming part 1
Setelah menunggu beberapa menit, shuttle car yang seharusnya bisa diisi oleh 12 – 14 orang penumpang, hanya diisi oleh 3 orang saja (supir, saya, dan seorang pengunjung). Tidak menunggu lebih lama lagi, shuttle car pun melaju di atas jalan beraspal. Menyusuri jalan yang relatif horizontal, terkadang mendaki dan berkondisi bagus dan mulus. Sepanjang sisi kiri jalan dibatasi pembatas beton karena berbatasan langsung dengan jurang perbukitan Xi Shan. Di sisi luar pembatas beton tersebut ditumbuhi barisan pohon pinus yang sangat rimbun. Sedangkan di sisi kanan jalan tepat berada di bawah tebing yang di atasnya ditumbuhi berbagai jenis pohon dan semak belukar. Di perjalanan, saya melihat beberapa orang tua berjalan kaki menuju gerbang Longmen Scenic Area. "Sepertinya pulang nanti saya akan berjalan kaki, gak boleh kalah dengan orang tua yang saya lihat tadi #sambilsemangatinkaki :)".
Wednesday 9 September 2015
Menelusuri Keindahan Alam Tebing Perbukitan Xi Shan, Kunming...part 1
Xi
Shan (西山)
atau Western
Hills merupakan rangkaian perbukitan yang
berada di sebelah barat kota Kunming. Ratusan tahun yang
lalu, para pendeta Tao telah memahat sebuah jalan menembus tebing perbukitan dan
membangun beberapa paviliun & kuil dengan pemandangan yang spektakuler ke
arah Danau Dianchi. Kawasan di tepian
tebing Xi Shan yang
memiliki pemandangan luar biasa ini dinamakan The Longmen
Scenic Area. Dengan view tertinggi kawasan ini adalah Longmen atau Dragon Gate yang berada di ketinggian 2.300 mdpl (300 meter lebih tinggi dari permukaan air Danau Dianchi).
Longmen Scenic Area, Western Hills, Kunming, Yunnan Province, China 27 May 2015 |
Perlu
diketahui bahwa untuk menelusuri keindahan alam di tepian tebing perbukitan Xi Shan ini diperlukan fisik yang sehat dan kuat. Jangan lupa untuk membawa minuman dan
makanan yang cukup. Karena jalur trekking yang dilalui untuk mencapai Dragon Gate cukup melelahkan, mendaki ratusan anak
tangga dan melewati jalan perbukitan yang sempit.
Monday 7 September 2015
Berkenalan dengan Nie Er di Xi Shan, Kunming
Sesampainya di Xi Shan Cable Car Station, dengan penuh semangat saya pun melangkahkan kaki keluar stasiun kereta gantung. Menaiki puluhan anak tangga beton, berjalan mengikuti tanda arah menuju Dragon Gate. Suasana klasik China begitu kentara, terlihat dari bangunan-bangunan yang berdiri di sini, semuanya beraksitektur tradisional. Setelah melewati gerbang yang bertulis “Tourist Center”, di sisi kiri jalan adalah loket penjualan tiket The Longmen Scenic Area sedangkan sisi kanan adalah sebuah lapangan luas yang dikelilingi hutan pinus. Di ujung jalan terdapat penanda arah ke Nie Er Tomb. Nie Er? Saya pun teringat buku traveling China yang pernah saya baca bahwa museum seniman Yunnan "Nie Er" di Xi Shan tak kalah menarik untuk dikunjungi. Karena penasaran saya pun berjalan menaiki tangga, mengikuti penanda arah ke Nie Er Tomb tersebut.
Sunday 6 September 2015
From The Cable Car Window, Dianchi - Xi Shan
From The Cable Car Window, Dianchi - Xi Shan |
Kereta gantung (cable car) merupakan salah transportasi dari Dianchi Haigeng Park menuju kawasan Longmen Scenic Area, Western Hills (pulang pergi). Tiket cable car untuk orang dewasa dikenakan biaya 70 CNY (round trip/person) atau 40 CNY (one way/person). Sedangkan tiket cable car untuk anak-anak dikenakan biaya 35 CNY (round trip/person) atau 20 CNY (one way/person).
Setelah
membeli tiket cable car di loket, Dianchi – Xi Shan (pulang-pergi) seharga 40 CNY, saya berjalan menuju stasiun cable
car Dianchi. Tak menunggu lama, kereta gantung yang saya masuki
langsung berjalan menyusuri ropeway. Bayangkan, kapasitas kereta gantung yang
maksimum bisa diisi oleh 6 orang dewasa hanya saya sendiri di dalamnya. Lumayan membuat deg-degan!!
Subscribe to:
Posts (Atom)