Balagezong National Park, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
04 June 2015
|
Sehari sebelumnya saya belum memutuskan mau kemana tujuan saya menjelajah Shangri-La selanjutnya. Saya lalu
mencari referensi dari brosur wisata Shangri-La milik chi Shandy. Dan mata saya
tertuju pada brosur berjudul Balagezong
The Earth in Paradise, covernya menyajikan panorama sebuah perkampungan tradisional
Tibet berlatar ngarai dalam dan pegunungan tinggi yang puncaknya tertutup salju. Meskipun saya tahu bahwa salju abadi Shangri-La hanya di puncak-puncak gunung tertingginya saja di awal musim panas ini, hati saya tetap tergerak untuk berkunjung ke Balagezong. Singkat cerita…Dengan bantuan chi Shandy, beliau pun memesankan
paket tour sehari Balagezong National Park yang diadakan oleh
Balagezong Tourist Service Center untuk saya.
Xie xie chi Shandy :).
Meeting point trip ini adalah kantor travel agen Balagezong
Tourist Service Center yang lokasinya
berdekatan dengan parkiran utama Shangri-La (Dukezong) Old Town dan juga berdekatan dengan Yak Bar, tempat saya menyewa sepeda kemaren. Sekitar satu jam sebelum trip
dimulai, pihak travel menjemput para peserta trip
dari kediaman masing-masing atau dari lokasi yang diinginkan menuju meeting point. Dan kemudian bus
menuju Balagezong berangkat pada pukul 08.30 pagi.
Saya yang ditemani chi Shandy, kami dijemput
dari persimpangan jalan Shangri-La Bus
Station. Sesampainya di kantor travel agen Balagezong Tourist Service Center, saya pun melakukan registrasi ulang
sekaligus pembayaran “One Day Trip to Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park “. Biayanya 220
yuan atau sekitar 462.000 rupiah, meliputi biaya transportasi Shangri-La –
Balagezong – Shangri-La dan tiket masuk kawasan Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park. Masing-masing peserta diberikan semacam personal tag sebagai penanda bahwa kita
adalah peserta dari trip ini.
Dari kiri ke kanan : tantor travel agen Balagezong Tourist Service Center, tiket masuk Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park & personal tag peserta trip Balagezong
Peserta trip dipersilahkan memasuki
bus. Chi Sandy tidak ikut! Beliau hanya mengantarkan saya saja. “Happy nice
trip Rani!” ucap chi Shandy kepada saya. “Jadi
terharu pada kebaikan hati kakak Shangri-La ini”. Melihat perawakan peserta trip, saya pun
memastikan bahwa trip ini didominasi oleh turis domestik, hanya saya sendiri Indonesia.“ Baiklah...welcome to lost in translation kakak” ucap saya dalam hati :).
Meskipun
masih banyak kursi bus yang kosong, hanya beberapa belas orang peserta saja, trip
tetap berjalan sesuai jadwal.
Bus pun berjalan meninggalkan Shangri-La, ibukota Diqing Tibetan Autonomous Prefecture. Membawa kami menyusuri National Highway G214 (Yunnan-Tibet Highway). Setelah menempuh perjalanan sejauh 64 kilometer, bus berbelok ke kanan. Menyusuri jalanan sempit di antara kaki pegunungan dan tepian sungai Gangqu River. Berjalan sejauh 14.5 kilometer lagi hingga mengantarkan kita ke gerbang masuk kawasan Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park.
Bus pun berjalan meninggalkan Shangri-La, ibukota Diqing Tibetan Autonomous Prefecture. Membawa kami menyusuri National Highway G214 (Yunnan-Tibet Highway). Setelah menempuh perjalanan sejauh 64 kilometer, bus berbelok ke kanan. Menyusuri jalanan sempit di antara kaki pegunungan dan tepian sungai Gangqu River. Berjalan sejauh 14.5 kilometer lagi hingga mengantarkan kita ke gerbang masuk kawasan Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jangan lewatkan memandang suguhan panorama alam sepanjang perjalanan dari kota Shangri-La menuju Balagezong ya kak!.
Inilah potret panorama alam Diqing Tibetan Autonomous Prefecture sepanjang perjalanan menyusuri jalanan G214 Guo Dao sejauh 64 km....
Tibetan Villages Shangri-La in the beginning of June |
Skies over Shangri-La |
Peaceful Shangri-La scenery |
Viewing Napahai grasslands from the bus window |
Rasanya tak mudah membuat sarana publik di daerah yang berkontur ekstrim (lembah yang dalam, sempit dan curam). Di sini jalanan highway berdiri kokoh menyusuri lereng ngarai 3.300-an meter di atas permukaan laut. Dan jalan terowongan ribuan meter yang tertopang kokoh menembus pegunungan. Untuk safety controller ditempatkan semacam alat pengukur kelayakan jalan bersistem komputerisasi di beberapa titik jalan. MashaAllah,,melihat panorama di luar jendela bus seperti ini membuat saya terpukau tetapi juga iri pada kecanggihan sarana transportasi China. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Menginspirasi!!! Kelak pengalaman ini akan saya ceritakan ke anak saya. "Pergilah kamu menuntut ilmu ke China nak!"
Yunnan-Tibet Highway |
Canyon view from roadside |
Jinsha flows along the bottom of the canyon |
Highway amazes me with its appealing scenery along the plateau |
A path in mountain slopes |
Dan
ini potret panorama alam Diqing Tibetan Autonomous Prefecture dari persimpangan jalan 214 Guo Dao menuju gerbang masuk Shangri-La
Grand Canyon Balagezong National Park sejauh 14.5 km....
Ganqu River from roadside |
A hydroelectric dam on Gangqu River |
A road sign. But I can't read it! |
Ganqu River flows into Jinsha River |
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Welcome to Balagezong…Sampailah kami di depan sebuah gedung megah berasitektur Tibet, dikelilingi tebing terjal menjulang tinggi di sekitarnya, gerbang masuk Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park. Dari sini pengunjung berganti kendaraan, menaiki tourist car service yang akan menghantarkan kita menuju spot-spot menarik dari kawasan ini dengan dipandu oleh seorang guide. Karena kebanyakan pengunjung dalam rombongan saya adalah orang lokal jadi bahasa yang dipakai sang guide dalam menjelaskan Balagezong adalah bahasa Mandarin. Hahhh,,rasanya seperti menonton serial Mandarin tanpa dubbing kakak!.
Gorge around Balagezong's tourist hall |
Cukup mengerikan ketika melihat ke luar jendela
kaca Balagezong tourist
car. Bus
bergerak menyusuri
jalanan sempit mendaki dan meliuk-liuk di antara lereng pegunungan.
Di
sisi lainnya ngarai sedalam ribuan meter menganga tepat di tepian jalan. Hingga
akhirnya bus pun berhenti di sebuah ujung jalan tertinggi.
No comments:
Post a Comment