Baisha Village, Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
|
Baisha (白沙) Village… Baisha berarti pasir putih (white sand). Merupakan salah satu desa di kaki Gunung Salju Naga
Giok (Jade Dragon Snow Mountain). Jika
ingin melihat kehidupan masyarakat Naxi yang masih original, tak terkesan
turistik, dan jauh dari suasana keramaian kota Lijiang, maka Baisha Village adalah tempatnya.
Baisha Village berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Lijiang ke
arah utara atau sekitar 6 km dari Shuhe
Old Town. Untuk menjangkau Baisha
Village, naiklah bus kota Lijiang bernomor 6. Bus ini akan membawa
kita menuju persimpangan jalan utama Baisha
Village.
Menjelajah Baisha
Village tak perlu peta ataupun
sejenis petunjuk lokasi apapun. Hanya dengan mengikuti keinginan kemana kaki
hendak melangkah, menyusuri jalan-jalan tikus desa, hingga tersesat di
ladang-ladang pertanian masyarakat. Di sinilah atmosfer sesungguhnya kehidupan masyarat
Naxi yang tak kita temukan di Lijiang Old Town ataupun Shuhe Old Town .
Cerita perjalanan saya menjelajah Baisha Village terangkum dalam dokumentasi berikut ;

Makan siang di sebuah restoran
halal Baisha Village. Untuk traveler muslim sekalian jangan
khawatir untuk mencari restoran halal di sini. Hanya beberapa belas meter
berjalan kaki dari persimpangan jalan atau dari halte bus Baisha, terdapat
sebuah restoran kecil dengan ciri khas tulisan kaligrafi islam di dalam
ruangnya. Saya pun tanpa ragu bersantap siang di sini terlebih dahulu
sebelum menjelajah Baisha Village lebih jauh.
Di sebuah restoran halal "Baisha Village" |
Tralaaa..Ini dia menu favorit saya selama di Lijiang : sup daging yak. Bonus : makan siang ditemani abang Wang Lee Hom #lol #abaikan |
Penjelajahan Baisha Village, saya mulai dengan menyusuri jalan desa ke arah utara atau jalan searah menghadap Gunung Salju Naga Giok. Melihat langit biru cerah di atas sana, udara Lijiang yang begitu sejuk meskipun di siang hari, panorama alam Baisha Village yang menakjubkan, berpapasan dengan masyarakat lokal yang murah senyum. Inilah yang membuat semangat untuk terus berjalan, menemukan ujung dari jalan yang saya lalui ini.
Hingga saya pun berada di jalan buntu di
tengah ladang gandum..."Wahh ini pertama kalinya saya melihat langsung
tumbuhan ini". Sekedar informasi, gandum (Triticum spp.)
adalah kelompok tanaman serealia dari suku
padi-padian yang juga kaya akan karbohidrat. Nantinya ketika menjelajah
kawasan pedesaan lainnya, ternyata ladang-ladang gandum adalah pemandangan
biasa di Lijiang.
Ladang gandum berlatar Gunung Salju Naga Giok di Baisha Village |
Dari ladang gandum ini, saya berbalik arah kembali menyusuri jalan hingga ke jalan utama Baisha Village yang tadi saya lalui. Tak mau ketinggalan momen, saya pun berselca di beberapa spot jalan yang saya anggap scenic #hehe #pentingbangetyakak :).

Melanjutkan penjelajahan Baisha Village, dari jalan utama saya mengambil jalan desa ke arah barat. Menyusuri lorong-lorong di antara rumah penduduk, melewati jembatan sebuah sungai kecil, saya pun melalui setapak jalan tanah lagi-lagi di tengah ladang pertanian. Terus berjalan mendekati perbukitan yang ada di sisi barat desa ini. Hingga saya berada di sebuah ladang yang sangat luas berlatar perbukitan dan Gunung Salju Naga Giok

Sepi, damai, dan jauh dari kesan ramai kota Lijiang begitulah suasana Baisha Village. Sangat menyenangkan hati!!
Sampailah saya di sebuah perkampungan kecil di ujung jalan tak jauh dari ladang tempat saya mengambil foto-foto di atas. Saya pun menyudahi perjalanan saya menjelajah Baisha Village dan sekitarnya. Saatnya kembali ke jalan utama, lokasi halte bus nomor 6 berada.
Halte bus Baisha Village |
Scenes favorite....
Ladang-ladang pertanian Baisha Village |
Bunga-bunga mawar liar (wild roses) bermekaran di sepanjang
jalan Baisha Village yang dilewati
|
------------------------------------------------------------------
Baisha Village
Address : Yulong, Lijiang, Yunnan, China
Baisha Village Map
No comments:
Post a Comment