![]() |
Lijiang, Yunnan Province, China (2015) |
Meskipun demikian melakukan perjalanan seorang diri menjelajah negeri asing tersebut tak lantas membuat perjalanan kita menjadi membosankan kak!.
Seperti yang saya alami ketika menjelajah Provinsi Yunnan - China seorang diri. Ketika sedang berada
di The Hump Hostel Kunming dan ketika berada di kediaman host couchsurfing saya di
Lijiang dan Shangrila. Di tempat ini saya memanfaatkan untuk bisa berkenalan dan mengobrol mendapat kenalan baru dari berbagai negara.
Lain lagi ketika menjelajah Stone Forest Shilin, secara tak sengaja saya bertemu dengan
sekelompok wisatawan Korea yang langsung bisa saya kenali dari percakapan
mereka. Ketika menginap di penginapan Hui saya pun dikenalkan dengan 3 orang
mahasiswa Korea yang sedang traveling
di Lijiang. Ketika menjelajah kawasan Black Dragon Pool lagi-lagi
saya bertemu beberapa orang ahjussi (paman) Korea yang juga sedang traveling di
Lijiang. Berkenalan dengan salah satu ahjussi yang super humble bernama Mr. Lee. Mengobrol sembari berjalan menjelajah sebagian kawasan Black Dragon Pool, beliau memenjukkan foto-foto tempat menarik di Lijiang yang telah dikunjunginya. Bahkan sampai di kota kecil Shangri-La pun saya masih bertemu orang
dari negeri abang Kyuhyun ini. Entahlah!!. Dari sekian orang traveler asing yang saya temui ketika menjelajah Provinsi Yunnan - China, yang sering saya temui adalah Korea. Kode kali ya
kak! #lol. Bahasa percakapan mereka memang selalu saya dengar setiap malam melaui channel tv kesayangan.
Momen-momen ini tentu membuat saya tak ingin melewatkan kesempatan berkenalan ataupun
sekedar mengobrol dengan mereka, meskipun saya hanya menguasai kata-kata yang
sering diucapkan dalam drama Korea. Pastinya percakapan
kami terdengar random. Tapi inilah salah satu cara agar saya tak fakir bicara selama traveling di Yunnan :).
Sesekali saya memberanikan diri menyapa penduduk lokal seperti bertanya kepada pemilik restoran, supir bus atau orang lokal yang ditemui di jalan. Dengan menyontek aplikasi Chinese Lite di handphone sembari menunjukkan senyum terbaik. Meskipun disambut dengan tatapan bingung mereka. Mungkin karena mendengar kalimat China yang saya lafalkan tak tepat dan membuat artinya berbeda.
Beruntungnya ketika menjelajah Napa National Park di Shangrila saya mendapat teman baru, traveler dari luar Provinsi Yunnan yang bisa berbahasa Inggris. Jadilah seharian bersepeda menjelajah taman nasional ini saya mendapat teman jalan sekaligus teman mengobrol.
Nah,,pengalaman saya tersebut menunjukkan bahwa solo traveling ke suatu negara asing bukan berarti membuat kita menjadi traveler yang fakir bicara. Keterbatasan kemampuan bahasa asing bukan kendala utama untuk melakukan solo traveling. Banyak cara berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa yang bisa kita lakukan untuk membuat perjalanan kita menjadi menarik dan tak membosankan.
#CatatanRandomSeorangSoloTraveling
Sesekali saya memberanikan diri menyapa penduduk lokal seperti bertanya kepada pemilik restoran, supir bus atau orang lokal yang ditemui di jalan. Dengan menyontek aplikasi Chinese Lite di handphone sembari menunjukkan senyum terbaik. Meskipun disambut dengan tatapan bingung mereka. Mungkin karena mendengar kalimat China yang saya lafalkan tak tepat dan membuat artinya berbeda.
Beruntungnya ketika menjelajah Napa National Park di Shangrila saya mendapat teman baru, traveler dari luar Provinsi Yunnan yang bisa berbahasa Inggris. Jadilah seharian bersepeda menjelajah taman nasional ini saya mendapat teman jalan sekaligus teman mengobrol.
Nah,,pengalaman saya tersebut menunjukkan bahwa solo traveling ke suatu negara asing bukan berarti membuat kita menjadi traveler yang fakir bicara. Keterbatasan kemampuan bahasa asing bukan kendala utama untuk melakukan solo traveling. Banyak cara berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa yang bisa kita lakukan untuk membuat perjalanan kita menjadi menarik dan tak membosankan.
#CatatanRandomSeorangSoloTraveling
No comments:
Post a Comment