Bagi saya suatu trip yang
tidak direncanakan secara matang bukanlah penghalang untuk melaksanakannya.
Spontanitas trip bahkan memberikan cerita tersendiri pastinya. Ya,,jalan-jalan ke
Dieng awalnya hanyalah sebuah ajakan spontan Selly via medsos. Hanya berselang waktu kurang dari seminggu saja, obrolan biasa itu
pun menjadi sebuah liburan singkat dengan cerita yang luar biasa di dalamnya.
Kejadian yang kurang mengenakkan seperti tertipu calo tiket bus di Terminal
Lebak Bulus, tidur dengan seprai kasur losmen yang tidak diganti dan pengalaman tak mengenakkan lainnya, terbalas lunas karena bisa menikmati suasana dataran tinggi Dieng
yang luar biasa.
Hari 1 : Perjalanan dari Jakarta Menuju Wonosobo
Saya janjian dengan Selly bertemu di Terminal Lebak Bulus pada pukul 18.30 WIB. Sesampainya di sana kami
langsung mencari loket penjualan tiket ke dalam terminal (note : saya baru tahu
kalau pejalan kaki pun dipungut biaya masuk sebesar x rupiah oleh petugas y
jika masuk ke dalam terminal #yaampun). Di dalam terminal, calo dimana-mana. Kami terjebak dengan perkataan seorang calo bahwa tidak ada lagi bus ke Wonosobo
di waktu malam. Kita pun terpaksa membeli tiket di sebuah loket Rp
155.000,- bus eksekutif yang katanya akan langsung berangkat sekitar jam 19.30. Namun
yang terjadi adalah bus yang tidak eksekutif dan berangkatnya lama sekali karena
harus menunggu penumpang penuh. Sewaktu menunggu keberangkatan, Selly iseng
bertanya kepada bapak kondektor bus, dia berkata bahwa sebenarnya harga
tiket yang diperoleh si supir dari calo hanya Rp 75.000,- saja bahkan tujuan beberapa penumpang bahkan bukan lah tujuan akhir bus ini. Huahh,,benar-benar sesuka hati
calo!. Akhirnya bus
yang membawa kami ke Wonosobo berangkat sekitar jam 22.00. Oke lupakan korban
percaloan :)
Note : Terminal Lebak Bulus sudah ditutup per Januari 2014. Penutupan dilakukan karena terminal itu akan dijadikan terminal Mass Rapid
Transit (MRT) Jakarta.