Satu lagi makanan khas Yunnan
yang wajib kakak cicipi ketika traveling ke Provinsi Yunnan, China
yaitu rice noodle
soup. Bahan utamanya berupa mie yang terbuat dari beras. Disajikan berkuah panas dalam
semangkuk besar. Dalam kuahnya diberi irisan tipis ayam atau daging, daun
bawang, tauge dan daun ketumbar. Tekstur
mie nya renyah diperkuat dengan bumbu kaldunya yang segar. Rasanya!!! Mmmm.. lezat dan makyus!!
Saturday, 28 November 2015
Menemukan Restoran Halal di Shangri-La, China
Sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk menemukan restoran halal di Shangri-La. Beberapa
kali secara tak sengaja saya melihat restoran muslim ketika naik bus melewati
sebuah jalan di kota
Shangri-La. Dan sekali ketika bersepeda melewati sebuah
perkampungan kawasan Napahai. Bahkan di lingkungan tempat tinggal chi
Shandy ada sebuah toko roti berlabel halal tidak jauh dari persimpangan jalan Zougua Road dan Kangding Road, Shangri-La Bus Station. Salah satu restoran halal yang pernah saya singgahi
berada tidak jauh dari Shangri-La Bus Station.
Dari Shangri-La Bus Station, berjalanlah ke selatan mengikuti
jalan Xiangbala Ave. Setelah melewati
jembatan, kita akan menemukan barisan ruko berbagai restoran khas Tibet,
Sichuan, dsb. Ini dia restorannya.
Friday, 27 November 2015
From The Bus Window, Balagezong - Shangri-La
From The Bus Window, Balagezong - Shangri-La 04 June 2015 |
Memandang suguhan panorama
sepanjang perjalanan menyusuri jalanan National Highway
G214 (Yunnan-Tibet Highway) memang tak ada bosannya. Ketika perjalanan
pulang menuju pusat kota Shangri-La, saya pun tak mau melewatkan momen untuk
mengabadikan potret alam “Diqing
Tibetan Autonomous Prefecture” dari balik jendela bus.
Terbesit sebuah khayalan apa jadinya jika saya tinggal di sini. Tinggal di daerah dataran tinggi jauh yang sebenarnya asing bagiku. Namun Shangri-La telah membuatku terpana. Akankah suatu saat kaki ini akan kembali ke sini ?
Terbesit sebuah khayalan apa jadinya jika saya tinggal di sini. Tinggal di daerah dataran tinggi jauh yang sebenarnya asing bagiku. Namun Shangri-La telah membuatku terpana. Akankah suatu saat kaki ini akan kembali ke sini ?
Thursday, 26 November 2015
One Day Trip to Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park…part2
Bala Village...Saya pun menebak tempat pemberhentian kami
ini bernama Bala Village. Panorama sekitarnya persis seperti foto brosur Balagezong yang saya miliki. Perkampungan
Tibetan ini dihuni sekitar 60 kepala
keluarga. Mereka mendiami rumah-rumah
batu
yang tingginya 4 meter-an. Dibangun di lereng ngarai dan menghadap Holy Mount Balagezong,
gunung tertinggi di Shangri-La yang berada di ketinggian 5.545 meter di atas
permukaan laut. Meskipun kami berkunjung ke sini adalah waktunya musim panas
namun puncak gunung ini masih
terdapat sisa-sisa bongkahan salju. Di sudut lainnya dari Bala
Village berdiri stupa Tibet dengan bendera doa warna-warni
berkibar disekelilingnya berlatar Holy
Mount Balagezong.
Wednesday, 25 November 2015
One Day Trip to Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park...part1
Balagezong National Park, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
04 June 2015
|
Sehari sebelumnya saya belum memutuskan mau kemana tujuan saya menjelajah Shangri-La selanjutnya. Saya lalu
mencari referensi dari brosur wisata Shangri-La milik chi Shandy. Dan mata saya
tertuju pada brosur berjudul Balagezong
The Earth in Paradise, covernya menyajikan panorama sebuah perkampungan tradisional
Tibet berlatar ngarai dalam dan pegunungan tinggi yang puncaknya tertutup salju. Meskipun saya tahu bahwa salju abadi Shangri-La hanya di puncak-puncak gunung tertingginya saja di awal musim panas ini, hati saya tetap tergerak untuk berkunjung ke Balagezong. Singkat cerita…Dengan bantuan chi Shandy, beliau pun memesankan
paket tour sehari Balagezong National Park yang diadakan oleh
Balagezong Tourist Service Center untuk saya.
Xie xie chi Shandy :).
Tuesday, 24 November 2015
Bersepeda Menyusuri Eksotisme Napa Lake Grasslands, Shangri-La
Napa Lake Grasslands, Shangri-La, Diqing Tibetan
Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
03 June 2015
|
Bersepeda sejauh
puluhan kilometer menyusuri jalanan tepian Napahai (Napa Lake) menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan dari perjalanan saya di Shangri-La. Napahai merupakan sebuah lembah luas yang dikelilingi pegunungan tinggi dan memiliki panorama
alam khas Shangri-La yang luar biasa
indahnya. Tak sekedar menikmati panorama eksotis padang
rumput Napa Lake tetapi juga merasakan bagaimana atmosfer kedamaian perkampungan masyarakat lokal Shangri-La yang terlewati di perjalanan.
Terimakasih chi Shandy yang telah merekomendasikan kegiatan, bersepeda menjelajah kawasan Napa Lake, ini
kepada saya. Bahkan chi Shandy menuliskan beberapa
panduan dan informasi penting dalam aksara China dan English. “Sangat membantu
chi! Sekali lagi xie xie :)”.
Monday, 23 November 2015
Under The Blue Sky of Shangri-La
I was so excited when
i saw this sceneries. Three words for Shangri-La city : clean, peaceful, and marvelous.
Photos was taken
from the bus window
at Shangri-La
Town, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, Shangri-La
Tuesday,
02 June 2015
Sunday, 22 November 2015
Menapaki Guishan Hill Park, Shangri-La Old Town
Saturday, 21 November 2015
Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La…part2
Songzanlin Monastery, Shangri-La, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
02 June 2015
Menjelajah kompleks bangunan Songzanlin Monastery. Perhatian saya tertuju pada setiap detail ukiran dan lukisan yang ada di
pilar-pilar, dinding, dan langit-langit gerbang utama. Pola-pola simetris tradisional Tiber berwarna-warni pastinya
memiliki makna tertentu yang tak saya ketahui. Dan pintu inilah yang akan membawa kita menuju
gedung utama dari kompleks bangunan Songzanlin Monastery.
Friday, 20 November 2015
Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La...part1
Kala itu di Songzanlin Monastery, Shangri-La |
Belum berkesempatan traveling ke Daerah Otonomi Tibet, Shangri-La menjadi list destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada Provinsi Yunnan, China. Jika berkunjung ke Tibet terasa sulit karena kita diwajibkan untuk memiliki visa Tibet selain visa China, Shangri-La tak perlu visa tambahan. Atmosfer Tibetan memang sangat kentara di Shangri-la, suasanya berbeda jauh dengan daerah Provinsi Yunnan, China yang saya kunjungi sebelumnya (Kunming dan Lijiang).
Hari pertama di Shangri-La, menjelajah kawasan Songzanlin Monastery menjadi tujuan utama perjalanan saya. Ganden Sumtsenling Monastery atau yang lebih dikenal dengan nama Songzanlin Monastery (Tibetan: དགའ་ལྡན་སུམ་རྩེན་གླིང་, Chinese: 松赞林寺 Sōngzànlín Sì) merupakan biara Tibet terbesar di Provinsi Yunnan. Dibangun pada tahun 1679 pada ketinggian 3.380 meter di atas permukaan laut. Jika dilihat sekilas kompleks bangunan Songzanlin Monastery mirip landmark paling terkenal dari kota Lhasa, Tibet yaitu Potala Palace.
Hari pertama di Shangri-La, menjelajah kawasan Songzanlin Monastery menjadi tujuan utama perjalanan saya. Ganden Sumtsenling Monastery atau yang lebih dikenal dengan nama Songzanlin Monastery (Tibetan: དགའ་ལྡན་སུམ་རྩེན་གླིང་, Chinese: 松赞林寺 Sōngzànlín Sì) merupakan biara Tibet terbesar di Provinsi Yunnan. Dibangun pada tahun 1679 pada ketinggian 3.380 meter di atas permukaan laut. Jika dilihat sekilas kompleks bangunan Songzanlin Monastery mirip landmark paling terkenal dari kota Lhasa, Tibet yaitu Potala Palace.
Thursday, 19 November 2015
Shangri-La, Xièxiè!!! Akhirnya Bertemu Juga dengan Chi Shandy
Apa jadinya jika saya seorang
diri terdampar di suatu jalan antah berantah Shangri-La (sebuah kota kecil di barat laut Provinsi Yunnan, China) pada malam yang sangat
dingin dan tak tahu harus berjalan kemana. Duhh bahasanya kak. Situasi seperti ini
pastinya membuat saya hampir desperado aka putus asa. "Ehhh,,kakak jangan
sampai putus asa beneran ya di negeri orang!".
Sehari sebelumnya, saya memberitahu chi Shandy bahwa besok saya akan berangkat ke Shangri-La dengan menaiki bus dari Lijiang. "Kemungkinan saya akan tiba pada pukul kurang lebih jam 9 malam". Chi Shandy pun membalas, "Hubungi saya jika kamu sudah sampai di Shangri-La Bus Station, saya akan menjemputmu di sana" begitulah pesan chi Shandy jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Sehari sebelumnya, saya memberitahu chi Shandy bahwa besok saya akan berangkat ke Shangri-La dengan menaiki bus dari Lijiang. "Kemungkinan saya akan tiba pada pukul kurang lebih jam 9 malam". Chi Shandy pun membalas, "Hubungi saya jika kamu sudah sampai di Shangri-La Bus Station, saya akan menjemputmu di sana" begitulah pesan chi Shandy jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Wednesday, 18 November 2015
From The Bus Window, Lijiang – Shangri-La
From The Bus Window, Lijiang
– Shangri-La
|
Senin, 01 Juni 2015. Satu jam menjelang
jam 5 sore, saya sudah berada di dalam ruang tunggu keberangkatan Stasiun Bus
Lijiang. Kursi-kursi kebanyakan masih terlihat kosong, tak terlihat penumpukan penumpang. Yaaa,, sore ini saya akan berangkat menuju
Shangri-La.
Secara administratif kota Shangri-La (香各里拉/xiānggēlǐlā) dulunya sebelum tahun 2001 bernama Zhongdian (中甸/zhōngdiàn). Inilah negeri yang menurut para penjelajah memiliki keindahan tersembunyi di dataran tinggi jauh di barat laut Negeri Tirai Bambu.
Jangan berharap pengumuman keberangkatan bus yang akan kita naiki akan
diumumkan dalam bahasa Inggris ya kak!! Ketika gate nomor 4 yang di atasnya
terdapat tulisan 香格里拉(中甸) dibuka menjelang pukul 5 sore inilah pertanda bahwa bus
menuju Shangri-La akan diberangkatkan. Saya pun memastikan kepada petugas
apakah benar bus yang saya naiki adalah menuju Shangri-La. “Gak lucu kan kalau saya salah naik bus! “. Lalu menerka-nerka
bahwa tempat duduk saya yang tertera di tiket adalah nomor 4. Saya pun duduk tepat di belakang kursi si
bapak supir.
Tuesday, 17 November 2015
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village...part2
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village
|
Setelah puas keliling kota
Lijiang dengan menaiki bus kota, kemudian membeli tiket bus ke Shangri-La di
Lijiang Bus Station, saya lalu teringat bahwa saya masih penasaran untuk
melihat lagi keindahan panorama Lijiang dari Jade Water Village. OK…dari Lijiang Old Town, saya kembali menaiki
bus nomor 6 menuju pemberhentian terakhir bus di Jade Water Village.
Membeli Tiket Bus ke Shangri-La di Stasiun Bus Lijiang
Lijiang New Bus Station 31 May 2015 |
Rencananya
besok saya akan melanjutkan perjalanan dari Lijiang menuju Shangri-La dengan menaiki
Long-Distance Bus aka bus jarak jauh. Berhubung hari ini saya
kegiatannya hanya keliling kota Lijiang dengan menaiki bus secara random, saya
pun menyempatkan diri mampir ke Lijiang
New Bus Station untuk membeli tiket bus ke Shangri-La.
Lijiang New Bus Station adalah terminal keberangkatan/kedatangan
bus dari/menuju daerah –daerah luar Lijiang yang berjarak jauh seperti Zhongdian/Shangri-La,
Dali, Kunming, Qiaotou, Shigu, dsb. Berlokasi di Kangzhong Rd, sebelah tenggara dari Lijiang Old Town. Nah, untuk mencapai Lijiang New Bus Station
sangat mudah, dengan menaiki bus
bernomor 8 atau 11 dari halte bus Lijiang
Old Town di Minzhu Rd kemudian
mintalah tolong kepada bapak supir bus untuk menurunkan kita di sini: 江新客运站 (Lìjiāng xīn kèyùn zhàn). Gedung yang berada tepat di belakang halte bus
tempat kita turun, itulah yang bernama Lijiang
New Bus Station. Atau jika naik
taksi dari Lijiang Old Town ke Lijiang New Bus Station, ongkosnya
sekitar 10 yuan atau 22.000 rupiah. Jauh lebih mahal dibanding dengan naik bus
yang ongkosnya hanya 1 yuan atau 2.200 rupiah.
Monday, 16 November 2015
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village...part1
Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village |
Awalnya saya berencana kembali ke
kota Lijiang setelah menjelajah Baisha
Village. Namun begitu melihat plang petunjuk arah bertuliskan Jade Water Village di halte bus tempat
saya berdiri, saya pun penasaran untuk mengunjunginya. Menurut informasi, jarak Jade Water Village sekitar 7 km dari Baisha Village atau sekitar 17
km dari pusat kota Lijiang. Begitu bus Lijiang nomor 6 berhenti di halte, saya
pun naik bersama beberapa orang lokal lainnya. Yaaa,,bus nomor 6 ini jugalah yang akan mengantarkan kita menuju Jade Water Village.
Sunday, 15 November 2015
Potret Baisha Village, Lijiang
Baisha Village, Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
|
Baisha (白沙) Village… Baisha berarti pasir putih (white sand). Merupakan salah satu desa di kaki Gunung Salju Naga
Giok (Jade Dragon Snow Mountain). Jika
ingin melihat kehidupan masyarakat Naxi yang masih original, tak terkesan
turistik, dan jauh dari suasana keramaian kota Lijiang, maka Baisha Village adalah tempatnya.
Baisha Village berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Lijiang ke
arah utara atau sekitar 6 km dari Shuhe
Old Town. Untuk menjangkau Baisha
Village, naiklah bus kota Lijiang bernomor 6. Bus ini akan membawa
kita menuju persimpangan jalan utama Baisha
Village.
Menjelajah Baisha
Village tak perlu peta ataupun
sejenis petunjuk lokasi apapun. Hanya dengan mengikuti keinginan kemana kaki
hendak melangkah, menyusuri jalan-jalan tikus desa, hingga tersesat di
ladang-ladang pertanian masyarakat. Di sinilah atmosfer sesungguhnya kehidupan masyarat
Naxi yang tak kita temukan di Lijiang Old Town ataupun Shuhe Old Town .
Cerita perjalanan saya menjelajah Baisha Village terangkum dalam dokumentasi berikut ;
Saturday, 14 November 2015
Lost in Translation : Shuhe Rd - Dongyang Rd, Lijiang
Bukan travelling namanya jika tak ada cerita lost alias tersesat :). Apalagi ketika melakukan perjalanan seorang diri ke suatu negara asing yang bahasa negaranya kakak tidak mengerti sama sekali, pastinya Lost in Traslation menjadi sesuatu yang harus dihadapi. Tetapi cerita inilah yang membuat perjalanan kita menjadi lebih berkesan. Jadi dibuat asik aja ya kak..Jika benar-benar tersesat kembalilah ke jalan awal kita sebelum tersesat #yakankak :).
Jadi ceritanya...Setelah menjelajah Shuhe Old Town, destinasi jelajah saya selanjutnya adalah Baisha Village. Informasi awal yang saya ketahui bahwa Baisha Village dapat dicapai dengan menaiki bus bernomor 6. Nah, saya bingung apakah saya harus kembali ke halte bus tadi pagi atau mencari halte terdekat lainnya di Shuhe yang mungkin rutenya juga ke Baisha Village.
Jadi ceritanya...Setelah menjelajah Shuhe Old Town, destinasi jelajah saya selanjutnya adalah Baisha Village. Informasi awal yang saya ketahui bahwa Baisha Village dapat dicapai dengan menaiki bus bernomor 6. Nah, saya bingung apakah saya harus kembali ke halte bus tadi pagi atau mencari halte terdekat lainnya di Shuhe yang mungkin rutenya juga ke Baisha Village.
Berjalan meninggalkan gerbang Shuhe Old Town....
Menyusuri jalanan Shuhe Rd
Friday, 13 November 2015
Potret Shuhe Old Town, Lijiang
Shuhe Old Town, Lijiang, Yunnan Province, China 30 May 2015 |
Shuhe (束 河)Old Town… Dalam bahasa Naxi,
Shuhe berarti sebuah desa di kaki sebuah puncak “a village at the foot of a
peak”. Mungkin puncak yang dimaksud di sini adalah Jade Dragon Snow Mountain (Gunung Salju Naga Giok). Nama lainnya adalah Longquan Village yang secara harfiah
berarti desa naga musim semi. Sebelum adanya Lijiang Old Town, di sinilah tempat tinggal nenek moyang etnis
Naxi.
Terletak di sebelah utara atau berjarak
sekitar 5 km dari pusat kota Lijiang. Sangat mudah caranya menjangkau Shuhe Old Town. Dari halte bus Xianggeli Ave, saya menaiki bus kota Lijiang bernomor 6. Jika berangkat dari kawasan Lijiang Old Town, bus nomor 6 ini juga akan mengantarkan
kita ke Shuhe Old Town.
Thursday, 12 November 2015
Time of Lijiang, Calm Morning View!
Xianggeli Ave,
Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
|
Zaoshang hao....!! :)
Inilah pagi kedua saya di Lijiang.
Begitu melangkahkan kaki ke luar
pagar Time of Lijiang, disambut dengan suasana pagi yang sangat menyenangkan
hati. Pagi yang cerah berlatar keindahan panorama di bawah kaki Gunung Salju
Naga Giok. Di langit terlihat berwarna biru bersih, udara pagi
yang sejuk dan segar khas dataran tinggi.
Wednesday, 11 November 2015
Jatuh Cinta dengan Sup Daging Yak di Restoran Weishan Halal Beef, Lijiang
Melihat foto makanan khas Yunnan yang satu ini membuat saya ngiler. Slurppp! Mengenang kelezatan rasanya membuat saya ingin kembali ke Yunnan #modus.
Entah apa nama sebenarnya dari semangkuk makanan tersebut!! Yang jelas makanan berat ini adalah seperti sup dengan bahan utamanya daging yak. YAK!! Hewan sejenis sapi yang banyak hidup di daerah Pegunungan Himalaya dan wilayah sekitarnya, termasuk Dataran Tinggi Yunnan. Daging yak menjadi salah satu menu santapan utama masyarakat Lijiang.
Entah apa nama sebenarnya dari semangkuk makanan tersebut!! Yang jelas makanan berat ini adalah seperti sup dengan bahan utamanya daging yak. YAK!! Hewan sejenis sapi yang banyak hidup di daerah Pegunungan Himalaya dan wilayah sekitarnya, termasuk Dataran Tinggi Yunnan. Daging yak menjadi salah satu menu santapan utama masyarakat Lijiang.
Tuesday, 10 November 2015
Potret Lijiang Old Town
Lijiang Old Town, Yunnan Province, China
29 May 2015
|
Cerita hari pertama saya menjelajah Lijiang Old Town dimulai dari Black Dragon Pool, kemudian berjalan kaki menyusuri jalanan kota tua ini hingga secara tak sengaja menemukan gerbang masuk ke Lion Hill Scenic Area. Mencapai puncak bukit Lion Hill demi melihat pemandangan keseluruhan kota Lijiang, dilanjut kan menerobos kawasan hutan pinus Yunnan. Dalam perjalanan pulang, saya kembali menyusuri sudut-sudut jalanan kota Lijiang Old Town. Atmosfer wisata turistik memang sangat kentara di sini. Saya pun menutup perjalanan hari ini dengan menuntaskan rasa lapar di sebuah restoran halal Lijiang.
Potret kota tua Lijiang di sepanjang jalan yang saya dilewati, dapat dilihat dalam dokumentasi berikut ;
Potret kota tua Lijiang di sepanjang jalan yang saya dilewati, dapat dilihat dalam dokumentasi berikut ;
Monday, 9 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town...part 4
Pesona tersembunyi dari Lion Hill,
bukit di sebelah barat Lijiang Old Town memang tak ada habisnya. Dari bukit ini tentu saja kita bisa menikmati keindahan panorama Lijiang dari ketinggian Selain itu kesejukan alami hutan pinus Lion Hill menurut saya juga tak kalah menarik untuk dijelajah. Saya sendiri masih penasaran ingin mencari lokasi pandang
Lijiang Old Town tersembunyi lainnya
dari bukit ini. Dari lokasi pandang tempat saya berdiri (foto di atas), saya lalu berjalan ke arah selatan menyusuri jalan
setapak di lereng bukit, lebih jauh masuk ke dalam hutan pinus Lion Hill .
Sunday, 8 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town...part 3
Menikmati keindahan panorama Lijiang dari ketinggian Lion Hill Scenic Area. Mengutip informasi yang tertulis di tiket masuk Lijiang Lion Hill Scenic Area : Lion Hill (狮子山/ Shīzi shān) terletak di tengah kota Lijiang. Mencakup area seluas 23 Ha yang ditumbuhi pepohonan pinus Yunnan, 40 pohon diantaranya berusia lebih dari 800 tahun. Hutan ini merupakan rumah bagi burung-burung endemik Lijiang yang memiliki suara yang sangat indah. Di puncak bukitnya, berdiri landmark dari kota Lijiang yaitu Wangu Pagoda. Dengan ketinggian pagoda mencapai 33 meter dan memiliki 16 pilar utama dengan ketinggian 22 meter, pilar kayu beraksitektur tersebut sama sekali tidak memiliki sambungan. Jika kita menaiki pagoda ini hingga ke lantai paling atas, kita dapat melihat dengan jelas pemandangan Lijiang berlatar Jade Dragon Snow Mountain di sebelah utara, Old Town Lijiang di sebelah timur, perkampungan etnis Naxi (Naxi Village) di selatan dan kota modern Lijiang di sebelah barat. Di sinilah kita dapat melihat keindahan Lijiang seutuhnya dalam satu tempat yaitu puncak Wangu Pagoda, Lion Hill.
"Wahhh,, membaca
informasi ini membuat saya semakin tak sebar untuk segera melihat bentuk rupa
Lijiang dari ketinggian Lion Hill.. Baiklah…Ayo bersemangat untuk berjalan
kaki menuju puncak Lion Hill!”.
Saturday, 7 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town…part 2
Postingan sengaja diawali dengan foto solo kakak Khairani berpose andalan "Smile All The Time" di Lijiang Old Town. Supaya si kakak semangat merangkai kata & gambar di blog ini ..#H-sekian hari menjelang cuti :D |
Setelah menuntaskan rasa penasaran menjelajah kawasan Black Dragon Pool dan sekitarnya, saya berjalan kembali ke Yuhe Square. Dari sini saya belum memutuskan kemana tujuan jelajah Lijiang Old Town saya
selanjutnya.
Saya lalu membungkus kembali peta panduan Lijiang Old Town yang ada di tangan. Kemudian
berjalan mengikuti keinginan kemana kaki hendak melangkah.
Friday, 6 November 2015
Menjelajah Lijiang Old Town…part 1
Lijiang, Yunnan Province, China
29 May 2015
|
Lijiang Old Town (丽江古城/ Lìjiāng Gǔchéng)... Kota yang berstatus sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO (UNESCO’s World Heritage Sites) ini berada di ketinggian 2.400 meter di atas
permukaan laut. Dikelilingi pegunungan dengan
puncak tertingginya adalah Jade Dragon Snow Mountain (5,596 mdpl). Panorama alam Kota Tua Lijiang tak perlu diragukan lagi keindahannya. Mencakup area seluas 3.8 km2, bangunan-banguan di kota ini merupakan arsitektur tradisional etnis Naxi. Tidak seperti kota lainnya di daratan China yang kebanyakan
mempunyai tembok atau pagar, bangunan tua di kota ini tidak terdapat tembok pemisah. Di setiap
jalanan kota mengalir kanal-kanal air yang sangat jernih dan bersih.
"Nahhh,, semakin penasaran kan kak untuk melihat lebih dekat Lijiang Old Town! Berikut cerita perjalanan saya menjelajah kota
ini…"
Thursday, 5 November 2015
Time of Lijiang, Zǎoshang hǎo!
Zaoshang hao.....!!
Inilah pagi pertama saya di Lijiang.
Setelah melepas lelah pasca perjalanan kemaren, tubuh pun kembali
berenergi. Apalagi ketika melihat suasana pagi di sekeliling Time of Lijiang, semakin membuat saya
bersemangat untuk segera melangkahkan kaki, menjelajah kota Lijiang.
Wednesday, 4 November 2015
Solo Traveling Bukan Berarti Fakir Bicara
Lijiang, Yunnan Province, China (2015) |
Meskipun demikian melakukan perjalanan seorang diri menjelajah negeri asing tersebut tak lantas membuat perjalanan kita menjadi membosankan kak!.
Monday, 2 November 2015
Time of Lijiang, Xièxiè :)
Postingan ini khusus untuk mengungkapkan
rasa terima kasih saya kepada Zhang, Hui, dan pacarnya Hui. Terima kasih sudah
bersedia memberikan saya tempat menginap di Time of Lijiang. Terima kasih atas sambutan
hangat dan keramahtamahan yang kalian berikan:). Membuat cerita perjalanan saya
di Lijiang menjadi berwarna dan tak terlupakan.
Sunday, 1 November 2015
Welcome to Negeri Salju Naga Giok, Lijiang!
Negeri di kaki Gunung Salju Naga Giok Lijiang, Yunnan Province, China |
Gak terasa sudah masuk November saja ya kak!, perasaan baru kemaren awal tahun, eh tiba-tiba ini sudah hampir di penghujung tahun 2015 saja. Perasaan baru saja cuti kemaren eh ini udah mau cuti lagi #maunya #hehe…Meskipun lagi #sok sibuk-sibuknya buat desain rencana penambangan 2016, membuat rencana traveling eh menulis cerita traveling maksudnya :) juga harus semangat untuk diposting di blog ini #intermezzo #semangatbegadangsikakak :) !.
Membaca judul di atas berasa gimana gitu ya kak, hehe..Yapp,
postingan ini adalah kelanjutan cerita perjalanan saya menjelajah Provinsi
Yunnan bulan Mei yang lalu.
Subscribe to:
Posts (Atom)