
Bala Village...Saya pun menebak tempat pemberhentian kami
ini bernama Bala Village. Panorama sekitarnya persis seperti foto brosur Balagezong yang saya miliki. Perkampungan
Tibetan ini dihuni sekitar 60 kepala
keluarga. Mereka mendiami rumah-rumah
batu
yang tingginya 4 meter-an. Dibangun di lereng ngarai dan menghadap Holy Mount Balagezong,
gunung tertinggi di Shangri-La yang berada di ketinggian 5.545 meter di atas
permukaan laut. Meskipun kami berkunjung ke sini adalah waktunya musim panas
namun puncak gunung ini masih
terdapat sisa-sisa bongkahan salju. Di sudut lainnya dari Bala
Village berdiri stupa Tibet dengan bendera doa warna-warni
berkibar disekelilingnya berlatar Holy
Mount Balagezong.
In Tibetan, Balagezong means an auspicious place
|
Dari Bala Village, bus membawa kami menuruni jalan yang kami lewati tadi.Tempat pemberhentian kedua dari
trip ini berlokasi di tepian Gangqu River. Ya, di sinilah titik awal kami
memulai petualangan menjelajah spot paling terkenal dari Balagezong yaitu Shangri-La Grand Canyon.
Natural Wonder Shangri-La Grand Canyon…Persiapkan
energi mu untuk menyusuri jalur trek Shangri-La
Grand Canyon ya kak!. Cici guide mengajak kami untuk berjalan di jalan papan yang menempel
tepat di tebing curam. Berjalan
melawan arah aliran Gangqu River. Di
beberapa bagian jalur trek terdapat tanda
peringatan “rock falling zone” yang
berarti kita tak boleh berlama-lama berhenti di titik tersebut. Semakin ke hulu
jalur trek yang awalnya lumayan lebar kini terasa semakin menyempit bahkan
harus berhati-hati pada batuan menggantung yang hanya berjarak sejengkal di
atas kepala kita.

Baru beberapa belas menit berjalan saya tak sanggup lagi mengikuti gaya berjalan cepat teman satu group trip saya. Hahhh, apalagi karena rasa lelah dari kegiatan bersepeda di Napahai kemaren belumlah hilang. Untungnya ada 3 orang traveler lainnya yang seperti saya, memilih berjalan
santai dan tentunya lebih menikmati pemandangan spekatuker sang grand canyon.
Sejauh mata memandang, hanya
terlihat dinding-dinding batu terjal sedalam ribuan meter membatasi pandangan
melihat langit Balagezong di
atas sana. Di sisi kanan jalan papan, aliran Gangqu River meliuk-liuk
mengikuti kontur lembah ngarai. Ajaibnya di beberapa lereng ngarai yang
menjorok ke sungai, dari balik bebatuan bermekaran bunga-bunga liar. Suara
gemercik air sungai seakan menjadi musik pengiring sepanjang perjalanan. Sungguh sebuah panorama alam yang menakjubkan.
Sebagai informasi, Shangri-La Grand Canyon merupakan bagian dari daerah konservasi
Three-Parallel-River World Natural Heritage Site. Gangqu River, sungai yang mengalir di lembah
ngarai Shangri-La Grand Canyon ini, airnya bersumber dari lelehan salju (gletser) dari pegunungan tinggi
di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, salah satunya Holy Mount
Balagezong. Aliran
Gangqu
River mengalir
menuju Jinsha River hingga ke Yangtze River. Dari sinilah salah satu suplai air sungai
terpanjang di Asia (6.300 km) tersebut berasal.
Sekitar
40 menit berjalan santai, sampailah kita di lembah ngarai yang lumayan luas. Terhampar
pasir putih berkilauan di tepian air sungai yang berwarna hijau toska. Saya pun menuruni tangga,
mendekati tepian Gangqu River. Lalu menyeburkan tangan saya ke air sungai. Brrrr,,,airnya ternyata dingin meskipun
saat ini memasuki musim panas. Jernih dan bening hingga membuat batu-batu kecil
di dasar sungai kelihatan jelas.
Inilah ujung dari jalur trek Shangri-La Grand Canyon. Dari sini kita kembali lagi ke titik awal. Beberapa orang peserta trip memilih kembali dengan menaiki perahu karet (rafting boat), menyusuri aliran sungai. Tentunya harus merogoh kocek lagi karena ini tidak termasuk biaya trip yang kami bayarkan.
Here I was. Shangri-La Grand Canyon Balagezong :) |
Sedangkan peserta lainnya termasuk saya memilih
berjalan kembali menyusuri jalan papan. Semangat kakak! :D
Alokasi
waktu untuk berjalan kaki santai menyusuri jalur trek Shangri-La Grand Canyon sekitar 1.5 jam.
Dari Shangri-La
Grand Canyon, bus melanjutkan
perjalananan menuju lokasi pemberhentian ketiga yang juga berlokasi di tepian
Gangqu River. Dari lokasi parkir bus, guide mengajak kami menuju sebuah tangga
yang diapit dua dinding ngarai curam dan
sempit.
Tongtian Gorge…Ratusan anak tangga menanti
untuk didaki. Jalur treknya jauh lebih melelahkan dibanding jalan papan grand canyon. Saya sendiri bahkan harus
bersusah payah mengumpulkan sisa-sisa energi untuk menaklukan jalur trek ngarai ini. Sayangnya rasa
penasaran tentang kejutan apa yang ada di puncak ngarai ini harus pupus ketika
sampai di pertengah jalan. Jalur trek
selanjutnya ditutup untuk perbaikan.
Di sinilah akhir petualangan kami sehari menjelajah kawasan Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park. Saatnya kembali pusat kota Shangri-La.
Sebenarnya
masih banyak view menakjubkan lainnya seperti Holy
Mount Balagezong dengan keindahan danau di puncaknya, Naidang Alpine Meadow. Namun kita harus mengalokasikan waktu lebih untuk pendakian agar bisa sampai ke sana.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park Map
No comments:
Post a Comment