Friday 22 July 2016

Family Road Trip dari Rantauprapat ke Desa Tongging, Danau Toba

Perjalanan ke Desa Tongging, Danau Toba
Danau Toba!!!....Ketenaran namanya sudah tak perlu diragukan lagi di kalangan wisatawan lokal bahkan mancanegara. Danau tekto-vukanik terbesar di negara kita dan terbesar di Asia Tenggara. Di tengahnya terdapat sebuah pulau bernama Pulau Samosir. Inilah Negeri Indah Kepingan Surga, destinasi wisata alam andalan Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Memiliki panjang sekitar 100 km, lebar sekitar 30 km dan kedalamannya mencapai 550 meter.Whuahh,, bisa dibayangkan kan kak betapa luasnya danau ini. Saking luasnya, secara administratif Danau Toba masuk ke dalam 7 kabupaten yaitu Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan & Kabupaten Dairi.

Dari 7 kabupaten tersebut, banyak diantaranya dijadikan sebagai tempat wisata alam, lokasi memandang keksotisan panorama Danau Toba. Yang paling terkenal adalah Parapat. Nah, bagi kakak yang sudah pernah melihat sisi Danau Toba dari Parapat, jika suatu saat kembali lagi ke Danau Toba datanglah ke Desa Tongging. Sebuah desa yang berlokasi di bagian tepian paling utara dari Danau Toba. Panorama Danau Toba di Desa Tongging juga tak kalah mempesona.

Oh iya kak jangan sampai salah, kampung halaman saya adalah Rantauprapat bukan Parapat. Entah mengapa teman-teman saya (terutama yang bukan orang Sumatera), selalu salah persepsi membedakan kedua nama ini. Mereka mengira bahwa Rantauprapat itu dekat sekali dengan Danau Toba. Padahal kan, Rantauprapat (biasa dipanggil Ranto) itu ibukota Kabupaten Labuhan Batu sedangkan Parapat adalah sebuah kota kecil di Kabupaten Simalungun. Dua lokasi di Sumatera Utara yang terpisah jarak kurang lebih 300 km. Parapat adalah destinasi wisata alam terkenal karena berada di tepian Danau Toba sedangkan Rantauprapat hanya sebuah kota Kabupaten yang terkenal karena perkebunan sawitnya.
Peta perjalanan dari Rantauprapat ke Air Terjun Sipiso-piso, Desa Tongging, Danau Toba

Nah, dua belas hari yang lalu, kami baru saja pulang road trip dari Rantauprapat ke Desa Tongging. Jalan-jalan keluarga masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1437 H. Meskipun durasi waktu perjalanannya singkat saja (hanya 2 hari), bagi saya kesan perjalanan kali ini berbeda. Saya nge-trip nya bareng keluarga (ayah, mamak, kedua adik saya, abang, kakak ipar/kak Dina dan Beby, keponakan saya yang berumur setahun). Sebuah kegiatan traveling yang jarang saya lakukan. "Maafkan anakmu mak, yah!". Semoga kedepannya semakin sering mengajak kalian jalan-jalan. Amin!!

Sehari sebelum keberangkatan, saya membuat list destinasi yang akan dikunjungi. Selain ke tepian Danau Toba di Desa Tongging kita akan mampir lebih dahulu ke Air Terjun Sipiso-piso. Menurut peta google, lokasi Air Terjun Sipiso-piso ke tepian Danau Toba relatif dekat dan masih satu kawasan (Desa Tongging, Kecamatan Merek). Kemudian pada saat perjalanan pulang via Pematang Siantar, rencananya bertandang dulu ke Kebun Teh Sidamanik, jika sempat mampir ke Kebun Binatang Pematang Siantar. Begitulah gambaran perjalanannya!. Untuk tempat menginap semalam menyesuaikan kondisi apakah di Desa Tongging atau di Pematang Siantar. Sebenarnya saya agak ragu jika belum memesan penginapan secara online sebelum keberangkatan pada saat musim liburan lebaran. Apalagi saya travelingnya sekeluarga. Namun kata ayah tak mengapa, nanti di sana saja kita cari penginapannya. Siapakah yang menjadi driver perjalanan ini? Beliau adalah ayah. Ayahku juara nomor satu sedunia. Di usia beliau yang lebih dari setengah abad masih memiliki kemampuan mengemudi yang tak perlu diragukan lagi.

Jangan lupa memeriksa kembali packing barang bawaan sesuai kebutuhan. Pakaian seperlunya saja (untuk satu malam & satu hari), bekal makanan (makan pagi & cemilan) dan air mineral gelas, tikar lipat dan sebagainya. Semuanya disusun rapi agar tidak overload di bagasi. 

Rantauprapat, Sabtu 09 Juli 2016. Pagi-pagi jam 04.00 perjalanan menuju Desa Tongging pun dimulai!!. Memilih waktu keberangkatan sepagi ini karena menurut perkiraan ayah lama perjalanan anggaplah  7-8 jam, tengah hari kami sudah sampai di Tongging sesuai keinginan.

Jalur perjalanan dari Rantauprapat ke Desa Tongging, Danau Toba. Melintasi jalan raya lintas 6 kabupaten dan satu kotamadya di Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Utara, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kota Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Karo. 

Selama 1.5 jam perjalanan, menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera sejauh kurang lebih 68 km dari Rantauprapat, ibukota Kabupaten Labuhan Batu ke Aek Kanopan, ibukota Kabupaten Labuhan Batu Utara. Sesaat sebelum mencapai kota Aek Kanopan, ayah memberhentikan mobil di sebuah SPBU. Sejenak shalat subuh dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Meskipun masih gelap, saya sudah hapal bahwa panorama yang mendominasi sepanjang jalan kabupaten kampung halaman saya ini. Apalagi kalau bukan perkebunan sawit.
Sinar mentari pagi telah datang membuat panorama pun mulai terlihat sangat jelas. Menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera sejauh kurang lebih 90 km dari Aek Kanopan, ibukota Kabupaten Labuhan Batu Utara menuju Kisaran (tidak melewati jalan pusat kota), ibukota Kabupaten Asahan. Lagi-lagi panorama kebun sawit dan kebun karet tak pernah absen. Sudah 3 jam 30 menit perjalanan!

Jalan Lintas Timur Sumatera
Ada yang tahu, dimana lokasi foto di atas saya ambil?
Menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera, ayah bercerita tentang kenangannya di masa dulu. Kata beliau ketika ayah masih menjadi supir truk pengangkut barang pada tahun 1980-an, hari ke hari pasti melewati jalanan ini. “Nang, keknya habis simpang jalan ini ada sungai kecil. Itu tempat mandi-mandi ayah dulu kalo capek….Jalan ini dulunya…..”. Saya pun menjadi pendengar setia cerita ayah ketika mamak, abang, kakak ipar, ponakan, dan kedua adik saya mulai tertidur di bangku belakang.

Berbeda dengan ayah, bagi saya Jalan Lintas Timur Sumatera yang sedang kami lewati ini adalah jejak perjalanan yang merekam kenangan saya ketika kembali ke Kalimantan melalui Bandara Kuala Namu atau Bandara Polonia, Medan dulunya. Hmmm, saya sudah tak ingat berapa kali tepatnya saya memandang perkebunan sawit sepanjang jalan ini.

Setelah 4 jam 30 menit perjalanan….Sampailah kami di kawasan Mesjid Raya Limapuluh. Tak jauh dari mesjid ini ada persimpangan jalan. Di sinilah akhir perjalanan kami menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera. Dari persimpang jalan tersebut, beloklah ke kiri!. Inilah jalan yang akan menuntun kita menuju Kota Pematang Siantar. Ayah bercerita mengapa ibukota Kabupaten Batubara bernama Limapuluh (orang-orang biasa menyebutnya dengan singkatan Limpul) karena dari sini jarak ke Pematang Siantar dan juga ke Tebing Tinggi kurang lebih 50 kilometer. Saya tahu bahwa ayah buta peta tetapi setelah saya mengecheck-nya di google map ternyata apa yang dikatakan ayah tidak salah. Ayah pun tancap gas 90 km/jam.
Di salah satu sudut Kota Perdagangan
Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun
Menyusuri Jalan Asahan – Pematang Siantar sejauh 50 km, kini kami berada Kota Pematang Siantar. Yang merupakan kota terbesar kedua setelah Medan. Dari Kota Siantar saya mulai mengandalkan  aplikasi google map untuk membantu ayah menemukan jalan. Maklumlah, ayah tak begitu familiar dengan jalan-jalan di Siantar. Tujuan kami selanjutnya adalah mendapatkan persimpangan jalan menuju Saribu Dolok. Tak begitu jauh memang, dari pusat kota Siantar ke persimpangan jalan menuju Saribu Dolok hanya berjarak 5 km. Ambillah jalan sebelah kanan! Jika lurus, jalan tersebut menuju Parapat. Tak terasa kami sudah menghabiskan waktu 5 jam 30 menit di jalan. Sebuah perjalanan yang sangat panjang ya kak, demi melihat Desa Tongging! 
Di suatu tepian Jalan Saribu Dolo.. Di sinilah tempat kami menggelar tikar. Menyantap bekal makanan yang dibawa dari rumah.
Saribu Dolok!! Jika diterjemahkan ke dalam bahasa artinya seribu bukit. Semakin jauh meninggalkan Siantar, Jalan Saribu Dolok yang dilalui terasa membawa kita ke dataran yang lebih tinggi. Kontur daerah perbukitan semakin kentara. Setelah melewati Kota Raya (ibukota Kabupaten Simalungun), kebun kopi, jeruk dan kebun kubis semakin sering dijumpai di sepanjang Jalan Saribu Dolok. Vegetasi dataran tinggi seperti pohon pinus mulai nampak.

Potret Kabupaten Simalungun sepanjang Jalan Saribu Dolok 
Kurang lebih setelah 7 jam 30 menit perjalanan….Atau setelah menyusuri Jalan Saribu Dolok sejauh 70 kilometer, akhirnya menemukan persimpangan jalan kecil dengan gapura bertuliskan “Selamat Datang Objek Wisata Sipiso-piso” di sisi kiri jalan. Air Terjun Sipiso-piso hanya berjarak 3 km lagi dari gapura ini. Dengan demikian Desa Tongging kini sudah dekat!
Selamat Datang di Objek Wisata Sipiso-piso
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

No comments:

Post a Comment