Showing posts with label China - Yunnan. Show all posts
Showing posts with label China - Yunnan. Show all posts

Saturday 28 November 2015

Traveling ke Yunnan, China! Jangan Lupa Cicipi Kelezatan Rice Noodle Soup


Satu lagi makanan khas Yunnan yang wajib kakak cicipi ketika traveling ke Provinsi Yunnan, China yaitu rice noodle soup. Bahan utamanya berupa mie yang terbuat dari beras. Disajikan berkuah panas dalam semangkuk besar. Dalam kuahnya diberi irisan tipis ayam atau daging, daun bawang, tauge dan daun ketumbar. Tekstur mie nya renyah diperkuat dengan bumbu kaldunya yang segar. Rasanya!!! Mmmm.. lezat dan makyus!!

Menemukan Restoran Halal di Shangri-La, China

Sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk menemukan restoran halal di Shangri-La. Beberapa kali secara tak sengaja saya melihat restoran muslim ketika naik bus melewati sebuah jalan di kota Shangri-La. Dan sekali ketika bersepeda  melewati sebuah perkampungan kawasan Napahai. Bahkan di lingkungan tempat tinggal chi Shandy ada sebuah toko roti berlabel halal tidak jauh dari persimpangan jalan Zougua Road dan Kangding Road, Shangri-La Bus Station. Salah satu restoran halal yang pernah saya singgahi berada tidak jauh dari  Shangri-La Bus Station.

Dari  Shangri-La Bus Station, berjalanlah ke selatan mengikuti jalan Xiangbala Ave. Setelah melewati jembatan, kita akan menemukan barisan ruko berbagai restoran khas Tibet, Sichuan, dsb. Ini dia restorannya.

Friday 27 November 2015

From The Bus Window, Balagezong - Shangri-La

From The Bus Window, Balagezong - Shangri-La
04 June 2015
Memandang suguhan panorama sepanjang perjalanan menyusuri jalanan National Highway G214 (Yunnan-Tibet Highway) memang tak ada bosannya. Ketika perjalanan pulang menuju pusat kota Shangri-La, saya pun tak mau melewatkan momen untuk mengabadikan potret alam “Diqing Tibetan Autonomous Prefecture” dari balik jendela bus.

Terbesit sebuah khayalan apa jadinya jika saya tinggal di sini. Tinggal di daerah dataran tinggi jauh yang sebenarnya asing bagiku. Namun Shangri-La telah membuatku terpana. Akankah suatu saat kaki ini akan kembali ke sini ?

Thursday 26 November 2015

One Day Trip to Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park…part2


Bala Village...Saya pun menebak tempat pemberhentian kami ini bernama Bala Village. Panorama sekitarnya persis seperti foto brosur Balagezong yang saya miliki. Perkampungan Tibetan ini dihuni sekitar 60 kepala keluarga. Mereka mendiami rumah-rumah batu yang tingginya 4 meter-an. Dibangun di lereng ngarai dan menghadap Holy Mount Balagezong, gunung tertinggi di Shangri-La yang berada di ketinggian 5.545 meter di atas permukaan laut. Meskipun kami berkunjung ke sini adalah waktunya musim panas namun puncak gunung ini masih terdapat sisa-sisa bongkahan salju. Di sudut lainnya dari Bala Village berdiri  stupa Tibet dengan bendera doa warna-warni berkibar disekelilingnya berlatar Holy Mount Balagezong. 

Wednesday 25 November 2015

One Day Trip to Shangri-La Grand Canyon Balagezong National Park...part1

Balagezong National Park, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
04 June 2015
Sehari sebelumnya saya belum memutuskan mau kemana tujuan saya menjelajah Shangri-La selanjutnya. Saya lalu mencari referensi dari brosur wisata Shangri-La milik chi Shandy. Dan mata saya tertuju pada brosur berjudul Balagezong The Earth in Paradise, covernya menyajikan panorama sebuah perkampungan tradisional Tibet berlatar ngarai dalam dan pegunungan tinggi yang puncaknya tertutup salju. Meskipun saya tahu bahwa salju abadi Shangri-La hanya di puncak-puncak gunung tertingginya saja di awal musim panas ini,  hati saya tetap tergerak untuk berkunjung ke Balagezong. Singkat cerita…Dengan bantuan chi Shandy, beliau pun memesankan paket tour sehari Balagezong National Park yang diadakan oleh Balagezong Tourist Service Center untuk saya. Xie xie chi Shandy :). 

Tuesday 24 November 2015

Bersepeda Menyusuri Eksotisme Napa Lake Grasslands, Shangri-La

Napa Lake Grasslands, Shangri-La, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
03 June 2015
Bersepeda sejauh puluhan kilometer menyusuri jalanan tepian Napahai (Napa Lake) menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan dari perjalanan saya di Shangri-La. Napahai merupakan sebuah lembah luas yang dikelilingi pegunungan tinggi dan memiliki panorama alam khas Shangri-La yang luar biasa indahnyaTak sekedar menikmati panorama eksotis padang rumput Napa Lake tetapi juga merasakan bagaimana atmosfer kedamaian perkampungan masyarakat lokal Shangri-La yang terlewati di perjalanan. 

Terimakasih chi Shandy yang telah merekomendasikan kegiatan, bersepeda menjelajah kawasan Napa Lake, ini kepada saya. Bahkan chi Shandy menuliskan beberapa panduan dan informasi penting dalam aksara China dan English. “Sangat membantu chi! Sekali lagi xie xie :)”.

Monday 23 November 2015

Under The Blue Sky of Shangri-La

I was so excited when i saw this sceneries. Three words for Shangri-La city : clean, peaceful, and marvelous.

Photos was taken from the bus window
at Shangri-La Town, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, Shangri-La
Tuesday, 02 June 2015

Sunday 22 November 2015

Menapaki Guishan Hill Park, Shangri-La Old Town


Sore hari saya melanjutkan petualangan di Shangri-La yaitu menjelajah Guishan (Tortois) Hill Park. Berada di pusat kota tua Shangri-La, Guishan Hill berdiri menghadap alun-alun terbuka, tempat bersantai (hang out) paling terkenal di kawasan Shangri-La Old Town. Jika kita mendaki ke atas Bukit Guishan tersuguh keindahan panorama Shangri-La Old Town dan sekitarnya. Landmark terkenal dari bukit ini terdapat biara berasitektur Tibet - Han. Dan juga sebuah roda berdoa raksasa (giant prayer wheel ) berwarna emas dengan tinggi mencapai 24 meter.

Saturday 21 November 2015

Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La…part2

Songzanlin Monastery, Shangri-La, Diqing Tibetan Autonomous Prefecture, Yunnan Province, China
02 June 2015

Menjelajah kompleks bangunan Songzanlin MonasteryPerhatian saya tertuju pada setiap detail ukiran dan lukisan yang ada di pilar-pilar, dinding, dan langit-langit gerbang utama. Pola-pola simetris tradisional Tiber berwarna-warni pastinya memiliki makna tertentu yang tak saya ketahui.  Dan pintu inilah yang akan membawa kita menuju gedung utama dari kompleks bangunan Songzanlin Monastery

Friday 20 November 2015

Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La...part1

Kala itu di Songzanlin Monastery, Shangri-La
Belum berkesempatan traveling ke Daerah Otonomi Tibet, Shangri-La menjadi list destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada Provinsi Yunnan, China. Jika berkunjung ke Tibet terasa sulit karena kita diwajibkan untuk memiliki visa Tibet selain visa China, Shangri-La tak perlu visa tambahan. Atmosfer Tibetan memang sangat kentara di Shangri-la, suasanya berbeda jauh dengan daerah Provinsi Yunnan, China yang saya kunjungi sebelumnya (Kunming dan Lijiang).

Hari pertama di Shangri-La, menjelajah kawasan Songzanlin Monastery menjadi tujuan utama perjalanan saya. Ganden Sumtsenling Monastery atau yang lebih dikenal dengan nama Songzanlin Monastery (Tibetan: དགའ་ལྡན་སུམ་རྩེན་གླིང་, Chinese: 赞林寺 Sōngzànlín Sì) merupakan biara Tibet terbesar di Provinsi Yunnan. Dibangun pada tahun 1679 pada ketinggian 3.380 meter di atas permukaan laut. Jika dilihat sekilas kompleks bangunan Songzanlin Monastery mirip landmark paling terkenal dari kota Lhasa, Tibet yaitu Potala Palace. 


Thursday 19 November 2015

Shangri-La, Xièxiè!!! Akhirnya Bertemu Juga dengan Chi Shandy

Apa jadinya jika saya seorang diri terdampar di suatu jalan antah berantah Shangri-La (sebuah kota kecil di barat laut Provinsi Yunnan, China) pada malam yang sangat dingin dan tak tahu harus berjalan kemana. Duhh bahasanya kak. Situasi seperti ini pastinya membuat saya hampir desperado aka putus asa. "Ehhh,,kakak jangan sampai putus asa beneran ya di negeri orang!".

Sehari sebelumnya, saya memberitahu chi Shandy bahwa besok saya akan berangkat ke Shangri-La dengan menaiki bus dari Lijiang. "Kemungkinan saya akan tiba pada pukul kurang lebih jam 9 malam". Chi Shandy pun membalas, "Hubungi saya  jika kamu sudah sampai di Shangri-La Bus Station, saya akan menjemputmu di sana" begitulah pesan chi Shandy jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Wednesday 18 November 2015

From The Bus Window, Lijiang – Shangri-La

From The Bus Window, Lijiang – Shangri-La
Senin, 01 Juni 2015. Satu jam menjelang jam 5 sore, saya sudah berada di dalam ruang tunggu keberangkatan Stasiun Bus Lijiang. Kursi-kursi kebanyakan masih terlihat kosong, tak terlihat penumpukan penumpang. Yaaa,, sore ini saya akan berangkat menuju Shangri-La.

Secara administratif  kota Shangri-La (香各里拉/xiānggēlǐlā) dulunya sebelum tahun 2001 bernama Zhongdian (中甸/zhōngdiàn). Inilah negeri yang menurut para penjelajah memiliki keindahan tersembunyi di dataran tinggi jauh di barat laut Negeri Tirai Bambu.

Jangan berharap pengumuman keberangkatan bus yang akan kita naiki akan diumumkan dalam bahasa Inggris ya kak!! Ketika gate nomor 4 yang di atasnya terdapat tulisan 香格里拉(中甸) dibuka menjelang pukul 5 sore inilah pertanda bahwa bus menuju Shangri-La akan diberangkatkan. Saya pun memastikan kepada petugas apakah benar bus yang saya naiki adalah menuju Shangri-La. “Gak lucu kan kalau saya salah naik bus! “. Lalu menerka-nerka bahwa tempat duduk saya yang tertera di tiket adalah nomor 4. Saya pun duduk tepat di belakang kursi si bapak supir. 

Tuesday 17 November 2015

Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village...part2


Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village
Setelah puas keliling kota Lijiang dengan menaiki bus kota, kemudian membeli tiket bus ke Shangri-La di Lijiang Bus Station, saya lalu teringat bahwa saya masih penasaran untuk melihat lagi keindahan panorama Lijiang dari Jade Water Village. OK…dari Lijiang Old Town, saya kembali menaiki bus nomor 6 menuju pemberhentian terakhir bus di Jade Water Village. 

Membeli Tiket Bus ke Shangri-La di Stasiun Bus Lijiang

Lijiang New Bus Station
31 May 2015
Rencananya besok saya akan melanjutkan perjalanan dari Lijiang menuju Shangri-La dengan menaiki Long-Distance Bus aka bus jarak jauh. Berhubung hari ini saya kegiatannya hanya keliling kota Lijiang dengan menaiki bus secara random, saya pun menyempatkan diri mampir ke Lijiang New Bus Station untuk membeli tiket bus ke Shangri-La.

Lijiang New Bus Station adalah terminal keberangkatan/kedatangan bus dari/menuju daerah –daerah luar Lijiang yang berjarak jauh seperti Zhongdian/Shangri-La, Dali, Kunming, Qiaotou, Shigu, dsb. Berlokasi di Kangzhong Rd, sebelah tenggara dari Lijiang Old Town. Nah, untuk mencapai Lijiang New Bus Station sangat mudah, dengan menaiki bus bernomor 8 atau 11 dari halte bus Lijiang Old Town di Minzhu Rd kemudian mintalah tolong kepada bapak supir bus untuk menurunkan kita di sini: 江新客运站 (Lìjiāng xīn kèyùn zhàn). Gedung yang berada tepat di belakang halte bus tempat kita turun, itulah yang bernama Lijiang New Bus Station. Atau jika naik taksi dari Lijiang Old Town ke Lijiang New Bus Station, ongkosnya sekitar 10 yuan atau 22.000 rupiah. Jauh lebih mahal dibanding dengan naik bus yang ongkosnya hanya 1 yuan atau 2.200 rupiah. 

Monday 16 November 2015

Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village...part1

Melihat Keindahan Lijiang dari Jade Water Village
Awalnya saya berencana kembali ke kota Lijiang setelah menjelajah Baisha Village. Namun begitu melihat plang petunjuk arah bertuliskan Jade Water Village di halte bus tempat saya berdiri, saya pun penasaran untuk mengunjunginya. Menurut informasi, jarak Jade Water Village sekitar 7 km dari Baisha Village atau sekitar 17 km dari pusat kota Lijiang. Begitu bus Lijiang nomor 6 berhenti di halte, saya pun naik bersama beberapa orang lokal lainnya. Yaaa,,bus nomor 6 ini jugalah yang akan mengantarkan kita menuju Jade Water Village.

Sunday 15 November 2015

Potret Baisha Village, Lijiang

Baisha Village, Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
Baisha (白沙) Village… Baisha berarti pasir putih (white sand). Merupakan salah satu desa di kaki Gunung Salju Naga Giok (Jade Dragon Snow Mountain). Jika ingin melihat kehidupan masyarakat Naxi yang masih original, tak terkesan turistik, dan jauh dari suasana keramaian kota Lijiang, maka Baisha Village adalah tempatnya. 

Baisha Village berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Lijiang ke arah utara atau sekitar 6 km dari Shuhe Old Town. Untuk menjangkau Baisha Village, naiklah bus kota Lijiang bernomor 6. Bus ini akan membawa kita menuju persimpangan jalan utama Baisha Village.

Menjelajah Baisha Village tak perlu peta ataupun sejenis petunjuk lokasi apapun. Hanya dengan mengikuti keinginan kemana kaki hendak melangkah, menyusuri jalan-jalan tikus desa, hingga tersesat di ladang-ladang pertanian masyarakat. Di sinilah atmosfer sesungguhnya kehidupan masyarat Naxi yang tak kita temukan di Lijiang Old Town ataupun Shuhe Old Town .

Cerita perjalanan saya menjelajah Baisha Village terangkum dalam dokumentasi berikut ;

Saturday 14 November 2015

Lost in Translation : Shuhe Rd - Dongyang Rd, Lijiang

Bukan travelling namanya jika tak ada cerita lost alias tersesat :). Apalagi ketika melakukan perjalanan seorang diri ke suatu negara asing yang bahasa negaranya kakak tidak mengerti sama sekali, pastinya Lost in Traslation menjadi sesuatu yang harus dihadapi. Tetapi cerita inilah yang membuat perjalanan kita menjadi lebih berkesan. Jadi dibuat asik aja ya kak..Jika benar-benar tersesat kembalilah ke jalan awal kita sebelum tersesat #yakankak :).

Jadi ceritanya...Setelah menjelajah Shuhe Old Town, destinasi jelajah saya selanjutnya adalah Baisha Village. Informasi awal yang saya ketahui bahwa Baisha Village dapat dicapai dengan menaiki bus bernomor 6. Nah, saya bingung apakah saya harus kembali ke halte bus tadi pagi atau mencari halte terdekat lainnya di Shuhe yang mungkin rutenya juga ke Baisha Village. 

Berjalan meninggalkan gerbang Shuhe Old Town....

Menyusuri jalanan Shuhe Rd

Friday 13 November 2015

Potret Shuhe Old Town, Lijiang

Shuhe Old Town, Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
Shuhe ( 河)Old TownDalam bahasa Naxi, Shuhe berarti sebuah desa di kaki sebuah puncak “a village at the foot of a peak”. Mungkin puncak yang dimaksud di sini adalah Jade Dragon Snow Mountain (Gunung Salju Naga Giok). Nama lainnya adalah Longquan Village yang secara harfiah berarti desa naga musim semi. Sebelum adanya Lijiang Old Town, di sinilah tempat tinggal nenek moyang etnis Naxi.

Terletak di sebelah utara atau berjarak sekitar 5 km dari pusat kota Lijiang. Sangat mudah caranya menjangkau Shuhe Old Town. Dari halte bus Xianggeli Ave, saya menaiki  bus kota Lijiang bernomor 6. Jika berangkat dari kawasan Lijiang Old Town, bus nomor 6 ini juga akan mengantarkan kita ke Shuhe Old Town

Thursday 12 November 2015

Time of Lijiang, Calm Morning View!

Xianggeli Ave, Lijiang, Yunnan Province, China
30 May 2015
Zaoshang hao....!! :)
Inilah pagi kedua saya di Lijiang. 
Begitu melangkahkan kaki ke luar pagar Time of Lijiang, disambut dengan suasana pagi yang sangat menyenangkan hati. Pagi yang cerah berlatar keindahan panorama di bawah kaki Gunung Salju Naga Giok. Di langit terlihat berwarna biru bersih,  udara pagi  yang sejuk dan segar khas dataran tinggi.

Wednesday 11 November 2015

Jatuh Cinta dengan Sup Daging Yak di Restoran Weishan Halal Beef, Lijiang


Melihat foto makanan khas Yunnan yang satu ini membuat saya ngiler. Slurppp! Mengenang kelezatan rasanya membuat saya ingin kembali ke Yunnan #modus.

Entah apa nama sebenarnya dari semangkuk makanan tersebut!! Yang jelas makanan berat ini adalah seperti sup dengan bahan utamanya daging yak. YAK!! Hewan sejenis sapi yang banyak hidup di daerah Pegunungan Himalaya dan wilayah sekitarnya, termasuk Dataran Tinggi Yunnan. Daging yak menjadi salah satu menu santapan utama masyarakat Lijiang