Saturday 17 October 2015

Pulang : Perjalanan dari Sibolga ke Rantauprapat

Sibolga, 27 September 2015
Rasanya waktu sehari dua malam di kota Sibolga memang tak cukup untuk menjelajah setiap sudut Negeri Wisata Sejuta Pesona. Padahal masih banyak destinasi wisata yang ingin dikunjungi bukan hanya kota Sibolga tetapi juga daerah-daerah Tapanuli Tengah lainnya. Penasaran dengan pesona keindahan Pulau Mursala, Pulau Poncan, Pulau Panjang dan pulau-pulau lainnya di perairan Teluk Tapian Nauli. Ingin menyusuri semua daerah pesisir pantai Tapanuli Tengah yang memiliki panjang garis pantai sejauh 200 km membentang dari perbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan di selatan hingga ke utara berbatasan Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Belum puas menjelajah pesona keindahan alam perbukitannya. Dan ingin mempelajari lebih jauh tentang kehidupan masyarakat lokal Tapanuli Tengah yang multietnis tetapi hidup sangat harmonis #nahyanginimodus :). Belum sempat melihat SMA Negeri 1 (Plus) Matauli Pandan, SMA  yang katanya terluas di Asia Tenggara, yang dulu pernah menjadi list sekolah impian saya #curhat. Setelah membaca di blog ini membuat saya berguman “Mengapa kemaren tidak menyempatkan untuk berkunjung ke sini ya”.

Friday 16 October 2015

Menghabiskan Senja di Pesisir Pantai Kota Sibolga

Senja di Pesisir Pantai Kota Sibolga
Pukul 5 kurang sepuluh menit sore kami beranjak dari penginapan, mengambil jalan kiri, berjalan menuju persimpangan Sibolga Square dan Jalan Brigjen Katamso lalu belok kiri menyusuri jalan ini hingga ke ujung. Hanya berjalan kaki sekitar 400 meter, kini kami sudah berada di pesisir pantai Kota Sibolga. Saya tidak tahu apa nama sebenarnya pantai ini. Karena Hotel Wisata Indah persis berada di bibir pantainya, oleh kebanyakan orang dinamai Pantai Wisata Indah.

Di sinilah kami menghabiskan senja, menikmati keindahan panorama matahari tenggelam dari pesisir pantai Kota Sibolga. Sembari melihat keramaian masyarakat lokal di sini. Ada yang berenang, berolahrga di tepian pantai, berfoto-foto ataupun sekedar bersantai menikmati kesejukan udara Sibolga di sore hari.

Thursday 15 October 2015

Menyusuri Keindahan Pesisir Pantai Pandan, Tapanuli Tengah

Panorama Pesisir Pantai Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
Tadinya berencana setelah menjelajah puncak Tangga Seratus, kami langsung menaiki angkot ke Pantai Pandan, salah satu destinasi wisata alam pantai yang paling populer di Sibolga. Namun udara terik kota Sibolga di siang hari membuat tubuh berpeluh keringat. Apalagi sehabis naik turun perbukitan, rasanya ingin mengademkan tubuh sejenak di kamar hotel. Baiklah, karena merasa sudah tidak nyaman, saya pun mengajak Ratna untuk kembali ke penginapan dulu. Setelah makan siang, beristirahat sejenak, kemudian sehabis dzuhur barulah kami berangkat ke Pantai Pandan.

“Siang hari kok ke pantai kak?”. Mungkin ada yang bertanya demikian. Jawabannya sederhana : saya ingin melihat keindahan Pantai Pandan yang katanya memiliki hamparan pasir putih bersih,  air laut berkilau diterpa cahaya matahari dan langit biru dan  waktu terbaik untuk menikmati panorama tersebut adalah di siang hari saat cuaca cerah.  

Wednesday 14 October 2015

Pemandangan Sekitar PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah

Berhubung tidak jadi menginap di PIA Hotel atau yang dulunya bernama Hotel Bumi Asih Pandan Beach Resort . Dan hanya bisa melihat bangunan luar hotel ini ketika berkunjung ke Pantai Pandan, jadi hanya bisa share foto-foto pemandangan sekitar PIA Hotel saja yaa.!! Mana tahu ada traveler sekalian yang berencana menginap di sini namun penasaran dengan view sekitarnya :). Sekedar menginformasikan kembali bahwa kamar hotel PIA Hotel yang langsung menghadap ke Samudera Hindia ini pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar film Mursala, film yang dibintangi Rio Dewanto & Titi Rajo Bintang (salah satu film Indonesia favorit saya nih:) ).

Berikut Pemandangan Sekitar PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah ;

Menikmati Panorama Kota Sibolga dari Puncak Tangga Seratus

Panorama Kota Sibolga dilihat dari Puncak Tangga Seratus
Ketika berkunjung ke suatu kota, kegiatan traveling yang paling saya sukai adalah melihat pemandangan kota tersebut dari ketinggian. Itulah mengapa saya memasukkan Tangga Seratus Sibolga menjadi list destinasi wisata Sibolga yang tidak boleh dilewatkan. Karena dari atas bukit Tangga Seratus inilah tersuguh panorama Kota Sibolga berlatar laut dengan pemandangan yang luar biasa indahnya .

Tuesday 13 October 2015

Menyusuri Kawasan Sibolga Square di Pagi Hari

Suasana Sibolga Square di pagi hari
26 September 2015
Pagi pertama kami di kota Sibolga, diawali dengan cerita berjalan kaki menyusuri kawasan Sibolga Square dan jalan-jalan di sekitarnya. Menghirup udara segar pagi hari Sibolga, sekedar menambah mood untuk memulai perjalanan kami menjelajah Sibolga seharian. Jalan Ahmad Yani terlihat begitu lengang dan sepi di awal pagi, kontras berbeda dengan pemandangan kemaren malam, ketika pertama kali kami tiba di sini. Semburat warna langit di atas sana menunjukkan tanda bahwa cuaca Sibolga hari ini akan cerah seharian, mudah-mudahan!!.   

Monday 12 October 2015

Menginap di Hotel Mutiara Indah, Sibolga

Sehari sebelum keberangkatan ke Sibolga...Dari beberapa pilihan hotel/penginapan yang ada di kota Sibolga dan sekitarnya, saya membayangkan betapa menyenangkan jika menginap di kamar dengan view menghadap ke laut. Salah satu hotel dengan review terbaik yang saya baca di internet adalah Hotel Bumi Asih Pandan Beach Resort atau yang kini dinamai PIA Hotel. Hotel ini berlokasi di Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah atau berjarak sekitar 9 km dari pusat kota Sibolga. Meskipun menurut saya biaya menginap di sini terbilang lumayan mahal, berkisar antara 330 ribu hingga 830 ribu rupiah per malamnya, tentunya sebanding dengan pemandangan luar biasa menghadap Pantai Pandan yang bisa dilihat dari kamar PIA Hotel jika Anda menginap di sini. Sayangnya karena semua kamar di PIA Hotel sudah full booked di tanggal saya akan menginap, buyarlah angan-angan saya untuk menginap di hotel yang pernah dijadikan salah satu lokasi syuting film Mursala (2013) tersebut #lol.

Pemandangan laut dari kamar PIA Hotel di Film Mursala
"Clarita merenungi kelanjutan hubungannya dengan Anggiat"

Saturday 10 October 2015

Perjalanan dari Rantauprapat ke Sibolga

Dari Rantauprapat ke Sibolga yang berjarak 282 km dapat ditempuh dengan lama perjalanan 7-8 jam
Meskipun sejak kecil hingga remaja, saya menghabiskan masa-masa tersebut di Rantauprapat, ibukota Labuhan Batu, salah satu kabupaten yang terletak di kawasan timur Sumatera Utara. Jujur... belum semua kabupaten yang ada di provinsi kampung halaman saya ini, saya kunjungi. "Maklum si kakak kini jarang pulang! #caricarialasan #lol". Salah satunya adalah belum pernah bertandang ke Sibolga, Tapanuli Tengah. Kabupaten di pesisir Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara ini sebenarnya telah lama membuat saya penasaran. Letak geografisnya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah timur dan dilingkupi rangkaian Bukit Barisan di sebelah barat adalah pesona keindahan alam khas Kabupaten Tapanuli Tengah. Dari wisata pegunungan hingga wisata bahari, semuanya ada di kabupaten yang dijuluki Negeri Wisata Sejuta Pesona ini. 

"Tak kenal maka tak sayang..Bagaimana mau cinta dengan wisata daerah sendiri jika tak mau menjelajahinya.."

------------------

Sunday 20 September 2015

Drama Pencarian Kunming Railway Station

Selama traveling di Provinsi Yunnan, bahasa menjadi kendala saya untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal. Apalagi ketika saya menggunakan bus kota di Kunming, Lijiang dan Shangrila tak pernah saya menemukan supir bus yang bisa berbahasa Inggris. Peta jalur perjalanan bus di setiap halte semuanya ditulis dalam aksara China. Jadi cerita salah naik bus, tempat tujuan terlewatkan ataupun bingung dengan rute bus adalah hal yang harus dihadapi dengan senyuman bukan dengan panik :D.

Untungnya petunjuk nama jalan di kota Kunming tidak hanya ditulis dalam aksara China tetapi juga tulisan latin. Meskipun tidak bisa berbahasa China apalagi membaca tulisannya, petunjuk nama jalan yang ditulis huruf latin ini sangat membantu petunjuk keberadaan kita.

Sesuai judul di atas "Drama Pencarian Kunming Railway Station", inilah pengalaman saya tersesat menaiki bus kota Kunming karena tak tahu tempat pemberhentian halte bus terdekat stasiun kereta api Kunming.

Saturday 19 September 2015

Mengintip Kegiatan Bersantai Masyarakat Kunming di Dianchi Haigeng Park

Mengintip Kegiatan Bersantai Masyarakat Kunming di Dianchi Haigeng Park
Dari stasiun cable car Dianchi, saya berjalan kaki menuju gerbang barat Dianchi Haigeng Park. Saya pun menyusuri jalur pejalan kaki taman ini. Mengintip kegiatan bersantai masyarakat Kunming di sini.

Udara tidaklah begitu panas di antara pertengahan waktu siang dan sore. Pepohonan yang tumbuh di taman ini melindungi pengunjung dari sengatan panas matahari. Angin berhembus dari arah Danau Dianchi semakin menambah sejuk kawasan ini. Tak heran, orang-orang yang berkunjung ke sini semakin ramai saat menjelang sore. Kelompok orang tua, anak muda, keluarga, pasangan dan perorangan memadati taman di tepian Danau Dianchi, suasananya lebih ramai jika dibanding tadi pagi ketika pertama kali saya datang berkunjung ke taman ini.

From The Cable Car Window, Xi Shan – Dianchi

From The Cable Car Window, Xi Shan – Dianchi
Setelah berjalan kaki sangat santai dari Bridge of Heaven menghabiskan waktu sekitar 30 menit, sampailah saya di gerbang Longmen Scenic Area. Dari sini saya bergegas menuju stasiun cable car Xi Shan. Kembali menaiki kereta gantung menuju Dianchi Haigeng Park. Sekedar informasi jam beroperasi terkahir kereta gantung adalah pukul 5 sore. Perlahan kereta gantung meluncur tajam di ropeway, menuruni perbukitan Xi Shan. Hahhh,, lagi-lagi saya dibuat deg-degan apalagi hanya saya seorang diri di dalam kereta gantung. Begitu berada di jalur ropeway horizontal barulah saya bernafas lega. Perjalanan kereta gantung dari Xi Shan menuju tepian Danau Dianchi selama 16 menit menjadi sangat menyenangkan ketika memandang panorama yang begitu mempesona kala cuaca Kunming cerah seperti ini.

Melongok Keindahan Danau Dianchi dari Xi Shan Highway, Kunming

Xi Shan Highway, Kunming, Yunnan Province, China
27 May 2015
Bagi saya menikmati keindahan Danau Dianchi, danau terbesar di Provinsi Yunnan, memang tak ada bosannya. Setelah mendaki perbukitan Xi Shan hingga ke Dragon Gate, lalu kembali ke Bridge of Heaven , tak ada ruginya untuk terus berjalan kaki hingga ke ke gerbang Longmen Scenic Area. Karena dari jalan raya Xi Shan (Xi Shan Highway) inilah kita bisa melihat sudut lain keindahan Danau Dianchi yang tersembunyi. 

Friday 11 September 2015

Menelusuri Keindahan Alam Tebing Perbukitan Xi Shan, Kunming...part 2

Longmen Scenic Area, Western Hills, Kunming, Yunnan Province, China
27 May 2015

Sebelumnya...Menelusuri Keindahan Alam Tebing Perbukitan Xi Shan, Kunming part 1

Setelah menunggu beberapa menit, shuttle car yang seharusnya bisa diisi oleh 12 – 14 orang penumpang, hanya diisi oleh 3 orang saja (supir, saya, dan seorang pengunjung). Tidak menunggu lebih lama lagi, shuttle car pun melaju di atas jalan beraspal. Menyusuri jalan yang relatif horizontal, terkadang mendaki dan berkondisi bagus dan mulus. Sepanjang sisi kiri jalan dibatasi pembatas beton karena berbatasan langsung dengan jurang perbukitan Xi Shan.  Di sisi luar pembatas beton tersebut ditumbuhi barisan pohon pinus yang sangat rimbun. Sedangkan di sisi kanan jalan tepat berada di bawah tebing yang di atasnya ditumbuhi berbagai jenis pohon dan semak belukar. Di perjalanan, saya melihat beberapa orang tua berjalan kaki menuju gerbang Longmen Scenic Area. "Sepertinya pulang nanti saya akan berjalan kaki, gak boleh kalah dengan orang tua yang saya lihat tadi #sambilsemangatinkaki :)". 

Wednesday 9 September 2015

Menelusuri Keindahan Alam Tebing Perbukitan Xi Shan, Kunming...part 1

Xi Shan (西山) atau Western Hills merupakan rangkaian perbukitan yang berada di sebelah barat kota Kunming. Ratusan tahun yang lalu, para pendeta Tao telah memahat sebuah jalan menembus tebing perbukitan dan membangun beberapa paviliun & kuil dengan pemandangan yang spektakuler  ke arah Danau Dianchi. Kawasan di tepian tebing Xi Shan yang memiliki pemandangan luar biasa ini dinamakan The Longmen Scenic Area. Dengan view tertinggi kawasan ini adalah Longmen atau Dragon Gate yang berada di ketinggian 2.300 mdpl (300 meter lebih tinggi dari permukaan air Danau Dianchi).

Longmen Scenic Area, Western Hills, Kunming, Yunnan Province, China
27 May 2015
Perlu diketahui bahwa untuk menelusuri keindahan alam di tepian tebing perbukitan Xi Shan ini diperlukan fisik yang sehat dan kuat. Jangan lupa untuk membawa minuman dan makanan yang cukup. Karena jalur trekking yang dilalui untuk mencapai Dragon Gate cukup melelahkan, mendaki ratusan anak tangga dan melewati jalan perbukitan yang sempit.

Monday 7 September 2015

Berkenalan dengan Nie Er di Xi Shan, Kunming


Sesampainya di Xi Shan Cable Car Station, dengan penuh semangat saya pun melangkahkan kaki keluar stasiun kereta gantung. Menaiki puluhan anak tangga beton, berjalan mengikuti tanda arah menuju Dragon Gate. Suasana klasik China begitu kentara, terlihat dari bangunan-bangunan yang berdiri di sini, semuanya beraksitektur tradisional. Setelah melewati gerbang yang bertulis “Tourist Center”, di sisi kiri jalan adalah loket penjualan tiket The Longmen Scenic Area sedangkan sisi kanan adalah sebuah lapangan luas yang dikelilingi hutan pinus. Di ujung jalan terdapat penanda arah ke Nie Er TombNie Er? Saya pun teringat buku traveling China yang pernah saya baca bahwa museum seniman Yunnan "Nie Er" di Xi Shan tak kalah menarik untuk dikunjungi. Karena penasaran saya pun berjalan menaiki tangga, mengikuti  penanda  arah ke Nie Er Tomb tersebut. 

Sunday 6 September 2015

From The Cable Car Window, Dianchi - Xi Shan

From The Cable Car Window, Dianchi - Xi Shan
Awalnya saya berencana kembali ke halte bus Dianchi Haigeng Park, kemudian naik bus No.94 hingga pemberhentian terakhir di kaki bukit Xi Shan atau Western Hills. Ketika saya sampai di gerbang barat Dianchi Haigeng Park, secara tak sengaja saya menemukan penanda arah "Ropeway Ticket Booth, Dian chi – Xi shan". Karena penasaran bagaimana rasanya menaiki kereta gantung di atas Danau Dianchi, saya pun memutuskan untuk menggunakan cable car menuju  Xi Shan.

Kereta gantung (cable car) merupakan salah transportasi dari Dianchi Haigeng Park menuju kawasan Longmen Scenic Area, Western Hills (pulang pergi). Tiket cable car untuk orang dewasa dikenakan biaya 70 CNY (round trip/person) atau 40 CNY (one way/person). Sedangkan tiket cable car untuk anak-anak dikenakan biaya 35 CNY (round trip/person) atau 20 CNY (one way/person).

Setelah membeli tiket cable car di loket, Dianchi – Xi Shan (pulang-pergi) seharga 40 CNY, saya berjalan menuju stasiun cable car Dianchi. Tak menunggu lama, kereta gantung yang saya masuki langsung berjalan menyusuri ropeway. Bayangkan, kapasitas kereta gantung yang maksimum bisa diisi oleh 6 orang dewasa hanya saya sendiri di dalamnya.  Lumayan membuat deg-degan!! 

Saturday 5 September 2015

Menikmati Pagi di Tepian Danau Dianchi, Kunming

Danau Dianchi atau dalam bahasa Mandarin ditulis 滇池 (Diānchí) merupakan danau terbesar di Provinsi Yunnan (danau terbesar kedelapan di China). Danau air tawar ini berada di ketinggian 1.886 mdpl (6.189 ft), meliputi area seluas 298 km2, memanjang sejauh 39 km dari utara ke selatan dan memiliki kedalaman rata-rata hanya 4.4 m. Keindahannya mendapat julukan “Sparkling Pearl Embedded in a Highland", menjadikan Danau Dianchi sebagai destinasi yang wajib dikunjungi di Kunming.

Salah satu lokasi terbaik untuk menikmati keindahan Danau Dianchi adalah Dianchi Haigeng ParkTaman yang berhadapan langsung dengan Danau Dianchi ini terletak di barat daya pusat kota Kunming atau berjarak kurang lebih 13 km dari Jinbi Square.

Untuk menjangkau kawasan Dianchi Haigeng Park, saya menaiki bus No.73 dari Jinmafang bus stop (halte bus sisi barat Jinbi Rd) hingga pemberhentian terakhir. Kemudian berjalan kaki sekitar 140 meter memasuki Dianchi Haigeng Park North Gate. Nah, dari sinilah saya menjelajah setiap sudut Haigeng Park menikmati keindahan alam tepian Danau Dianchi di pagi hari.

A Hundred Year Eucalyptus Group Attractions
Dimulai dari menyusuri jalur pejalan kaki yang persis berada di bibir Danau Dianchi. Di sisi kiri ini jalan diberi pembatas kayu dan di sisi kanan diberi pembatas beton. Yang menjadi daya tarik utama spot ini adalah adanya barisan pohon eukaliptus berusia lebih dari ratusan tahun di sepanjang jalur pejalan kaki ini. Jika merasa lelah, sejenak beristirahat di kursi yang menghadap ke Danau Dianchi.

Bersama seorang traveler dari luar Provinsi Yunnan. Terimakasih buat gege yang motoin kita :)

Thursday 3 September 2015

Mengawali Hari dengan Olahraga Tai Chi

Berolahraga Tai Chi di Jinbi Square, Kunming
27 Mei 2015
Membaca judul di atas, jangan dulu mengira bahwa si kakak mengawali harinya dengan berolahraga Tai Chi. Bukan ya? #lol

Ceritanya....Hari ini saya berencana menjelajah kawasan Dianchi Haigeng Park dan mendaki Western Hills (Xi Shan). Dibanding Stone Forest kemaren, medan jelajah kali ini jauh lebih berat karena mendaki bukit #gaya. Sebelum berangkat , saya memeriksa kembali isi backpack terutama air dan makanan secukupnya harus dibawa. Dan tentunya memakai pakaian yang nyaman dan sendal eiger kesayangan saya #bukanpromosi. OK!! Berangkat....

Tuesday 1 September 2015

Menapaki Malam di Zhengyi Road, Kunming

Zhengyi Road, Kunming, Yunnan Province, China
26 May 2015

Puas window shopping di Jinma Biji Night Market, saya memutar arah berjalan kaki ke arah utara kembali ke Jinbi Square, lalu menyebrang Jinbi Road, terus berjalan ke utara.  Tujuan saya selanjutnya adalah menapaki kawasan pejalan kaki Zhengyi Road. Sepanjang 200 meter jalan ini diperuntukkan sebagai jalan bebas kendaraan bermotor. 

Kontras berbeda dengan Jinbi Square dimana bangunan lama khas Kunming adalah ciri khasnya, kawasan Zhengyi Road adalah tampilan Kunming versi modern. Sepanjang jalan Zhengyi Road berdiri gedung-gedung mall , hotel berbintang, kompleks mansion yang megah, dan pertokoan barang bermerk. Saya memang tidak sempat berminat untuk mengubek-ubek isi pusat perbelanjaan modern ala Kunming tersebut, saya lebih menyukai memperhatikan apa yang dilakukan orang-orang Kunming di sepanjang Zhengyi Road yang dilewati #kepo banget ya kak .

Window Shopping di Jinma Biji Night Market

Setelah shalat maghrib di Mesjid Yongning, saya kembali berjalan kaki ke Jinbi Square. Tujuan saya selanjutnya adalah menjelajah kompleks pertokoan tradisional yang berada di selatan Jinbi Square. Sekedar window shopping atau melihat-lihat barang-barang antik atau souvenir khas Kunming, mana tahu ada yang menarik hati dan bisa dijadikan buah tangan. Duhh,, hari pertama di Yunnan si kakak sudah mikirin belanja #lol.

Jinma Biji Night Market, Kunming, Yunnan Province, China
26 May 2015

Monday 31 August 2015

Menanti Maghrib di Mesjid Yongning, Kunming

Menanti Maghrib di Mesjid Yongning, Kunming
Sejarah mencatat bahwa islam berkembang pesat di China pada masa Dinasti Ming, abad ke-14. Jika traveler pernah mendengar nama Laksamana Cheng Ho, yaa... beliau adalah seorang muslim yang berasal dari Yunnan, pemimpin ekspedisi Samudra Hindia (1405 - 1433), penjelajah dunia paling berpengaruh dalam sejarah. Bukti bahwa islam telah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat Yunnan terlihat dengan begitu banyaknya masjid dan komunitas muslim China yang tersebar di Kunming. Dan Masjid Yongning adalah salah satu mesjid tertua di Kunming, pertama kali dibangun pada masa Dinasti Yuan (1271-1368).

Menghabiskan Senja di Jinbi Square, Kunming

Menghabiskan Senja di Jinbi Square, Kunming
Menempuh perjalanan selama 2 jam, naik bus dari Stone Forest Bus Terminal ke Kunming East Bus Station, lanjut naik bus kota No K.9 ke Zhengyi Rd, kemudian berjalan kaki menyusuri jalan tersebut ke selatan, akhirnya sampai di Jinbi Square. Tujuan saya selanjutnya adalah mencari restoran halal di sekitar kawasan ini. Alhamdulillah, saya pun menemukannya secara tak sengaja ketika menyusuri gang kecil di selatan Jinbi Square, tak begitu jauh dari The Hump tempat saya menginap. Informasi mengenai restoran halal yang saya kunjungi, akan saya ceritakan di postingan yang berbeda.

Selesai makan siang #telat, saya pun kembali ke The Hump pukul 16.50 sore. Begitu sampai di penginapan, bergegas bersih-bersih, lalu shalat. Lelah karena seharian berjalan kaki di hutan batu, saya memutuskan untuk beristirahat (baca : tidur sore) sejenak #masihsempat-sempatnyakak? #lol. Ya, mengumpulkan sisa-sisa energi. Setelah itu berjalan kaki #lagi , menjelajah kawasan Jinbi dan sekitarnya.

Sunday 30 August 2015

From The Bus Window, Shilin - Kunming

From The Bus Window, Shilin - Kunming
26 May 2015
Sekedar berbagi foto-foto bentuk rupa Dataran Tinggi Yunnan. Saya mengabadikan foto-foto di bawah ini dari balik jendela bus ketika perjalanan dari Stone Forest Scenic Area, Shilin kembali ke East Bus Station, Kunming.

Saturday 29 August 2015

Menjelajah Stone Forest, Shilin...part 2

Stone Forest Lake
Memasuki kawasan Stone Forest Scenic Area, terdapat jembatan yang membelah danau kecil. Di beberapa sudut danau, bebatuan berdiri kokoh di atas permukaan air. Dua persimpangan jalan menanti di ujung jembatan. Menurut penanda arah, jalan ke kanan menuju Major Stone Forest Scenic Area (250 m) dan Wannianlingzhi Scenic Area (1.900 m)sedangkan jalan ke kiri menuju Minor Stone Forest (230 m), Bushao Mountain Area (450 m)dan Liziyuangqing Area (970 m)

Tak perlu khawatir akan tersesat di Stone Forest karena di setiap spot terdapat keterangan lokasi kita berada yang tertulis dalam 2 bahasa yaitu Mandarin dan Inggris. Berjalanlah mengikuti penanda arah dan perhatikan jika ada tanda larangan. Jangan lupa membawa peta Stone Forest Scenic Area sebagai panduan untuk menjelajah hutan batu ini.

Wednesday 26 August 2015

Menjelajah Stone Forest, Shilin...part 1

The Legend of Ashima
26 May 2015
Awalnya saya ragu untuk memasukkan Stone Forest ke dalam list itinerary yang harus dikunjungi di Kunming. Hal ini dikarenakan mahalnya tiket masuk ke situs ini yaitu 175 CNY atau sekitar 385.000,- IDR. Khawatir kecewa apalagi ketika searching informasi tentang Stone Forest di google, kok suasananya mirip Rammang-Rammang di Maros, Sulawesi Selatan ya’!. Rupanya kemiripan stone forest yang ada di China dan Indonesia ini karena sama-sama daerah karst, terbentuk dari pelarutan batuan karbonat kebanyakan batu gamping Hutan batu di Maros terluas ketiga di dunia, stone forest di Shilin terbesar kedua dunia, dan pertama adalah stone forest Tsingy di Madagaskar. Baiklah…setelah berpikir ulang rasanya rugi ke Kunming tanpa melihat Stone Forest. Apalagi Stone Forest, Shilin merupakan Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites) UNESCO dan sudah dikenal sebagai 'First Wonder of the World' sejak jaman Dinasti Ming (1368 M -1644 M ). Memantapkan saya bahwa tak ada ruginya untuk mengunjungi situs warisan dunia ini. Mungkin di masa mendatang saya bisa menemukan perbedaan ketiga stone forest yang ada di China, Indonesia, & Madagaskar #wishlist.

Tuesday 25 August 2015

Menginap di The Hump Hostel, Kunming

The Hump Hostel, Kunming
 26 May 2015

Di sini lah tempat saya menginap selama di Kunming (25 Mei 2015 – 28 Mei 2015 dan 6 Juni 2015 – 7 Juni 2015).

The Hump Hostel (昆明驼峰客栈国际青年旅舍昆明驼峰客栈国际青年旅舍)
Address : Jinbi Square, Jinbi Road, Kunming, China, 650021
                 (China, 云南省昆明市盘龙区金碧路金马碧鸡广场 邮政编码: 650021)
Phone : +86 871 6364 0359

Monday 17 August 2015

Indonesia 70 Tahun, 17 Agustus 2015

Kemeriahan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-70 di pedalaman hutan Kalimantan Utara, provinsi paling utara Indonesia...

Saturday 15 August 2015

Assalamualaikum Kunming

Kunming, Yunnan Province, China
25 May 2015
Dua jam sebelum mendarat di Kunming..Pramugari memberikan sebuah formulir (hanya untuk warga negara asing/non China) yang berfungsi sebagai data pendamping paspor. Dicetak dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris sehingga membuat foreigner mudah memahami data-data apa yang harus ditulis dalam form tersebut. Bagian arrival card diserahkan pada saat kedatangan di China sedangkan bagian departure card akan dikembalikan pada saat keberangkatan/keluar dari China.

Friday 14 August 2015

From the Plane Window, Kuala Lumpur - Kunming #AK101

Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan AK 101 take off mulus meninggalkan landasan pacu KLIA 2. Daratan Malaysia perlahan-lahan hilang dari pandangan hingga yang terlihat hanyalah gumpalan awan putih berbagai bentuk. Dari balik jendela AK 101, saya mengabadikan foto-foto di bawah ini. Inilah mengapa saya menyukai duduk di kursi dekat jendela pesawat. Melihat betapa kebesaran Allah SWT. MashaAllah!!

“…..Dia sebarkan di bumi ini segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya (terdapat) tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kamu yang memikirkannya.”(QS. Al Baqarah : 164)

Berada di ketinggian 36.000 kaki di atas permukaan laut ( 10.973 mdpl)

Transit 12 Jam di Kuala Lumpur International Airport 2

Kuala Lumpur International Airport 2
Waktu 2 jam dari Jakarta ke Kuala Lumpur menjadi tidak terasa karena sepanjang penerbangan saya tidur. Dasar tukang molor si kakak mah!. Tau-taunya saya  terbangun ketika pesawat Air Asia AK387 mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2). Ya, ini adalah kali keduanya saya menginjakkan kaki di KLIA 2 , pertama kali kesini setahun lalu (sewaktu Traveling 13 Hari Keliling India Utara). Dimana sampai sekarang saya belum  juga melanjutkan cerita perjalanan tersebut. Efek sok sibuk ya kak  :).

Arrival Hall, Kuala Lumpur International Airport 2

Di pintu keluar garbarata kembali saya bertemu bapak Toni Chong “gak di site gak traveling temannya rani bapak-bapak” #abaikan. Kami berjalan menuju arrival hall (balai ketibaan) KLIA 2. Karena saking luasnya, perlu diperhatikan tanda-tanda penunjuk arah di KLIA 2. Apakah mau menuju arrival hall atau international/domestik transfer. Apalagi jarak dari tempat pesawat landing ke arrival hall sangat jauh #menurutsaya, berjalan kaki membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.

Sebagai contoh, meskipun saya & bapak Toni memiliki penerbangan lanjutan dari KLIA 2 ke China , kami harus melalui imigration process (cap kedatangan di passpor)à baggage reclaim (pengambilan bagasi) à departure hall yang berada di Level 3 KLIA 2 (check-in penerbangan selanjutnya). Akan berbeda jika tiket penerbangan lanjutan yang dibeli adalah sekaligus dengan layanan fly-thru. Yaitu layanan yang akan mempermudah penumpang melakukan penerbangan lanjutan tanpa visa transit, mengurus perpindahan bagasi, juga dengan masa transit yang lebih cepat. Dengan layanan fly-thru, tidak perlu keluar arrival hall, cukup berjalan mengikuti tanda International Transfer di KLIA 2. Tentunya untuk mendapatkan layanan fly-thru Air Asia ini  harus membayar tambahan biaya pada saat booking tiket. Informasi lebih lanjut baca di sini  kakak :  http://www.klia2.info/about-klia2/klia2-layout-plan#arrival-hall

Thursday 13 August 2015

Di Balik Cerita, Jakarta - Kuala Lumpur #AK387

Air Asia, AK387
Jakarta - Kuala Lumpur
24 Mei 2015
Waktu pun menunjukkan saatnya shalat maghrib untuk daerah Tangerang dan sekitarnya. Saya pun segera meninggalkan kursi, tempat saya menghabiskan senja, berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan internasional . Tak ada antrian panjang ketika melewati pemeriksaan imigrasi.  Suasana masih lengang terlihat di ruang tunggu, mungkin karena penerbangan malam sehingga tidak terlihat penumpukan penumpang. Musholla di ruang tunggu keberangkatan internasional Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta berada di sisi kiri ujung ruangan. Penanda ruang shalat ini terlihat sangat jelas dari kursi-kursi ruang tunggu. Saya pun bergegas ke sana, menunaikan ibadah shalat maghrib #biarhatitenang kakak. 

Wednesday 12 August 2015

Memaknai Senja di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno Hatta

Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno Hatta
24 Mei 2015
Hari ini saya begitu sangat bersemangat ’45. Bagaimana tidak hari yang saya tunggu-tunggu untuk memulai perjalanan menjelajah Provinsi Yunnan, China akhirnya tiba juga #alhamdulillah. Keberangkatan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Kuala Lumpur Internasional Airport 2, diliputi perasaan suka cita. Bahagia akhirnya salah satu wish list destinasi impian saya sudah di depan mata #duhbahasanya J.

Di gedung keberangkatan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, saya mempunyai sebuah sudut terfavorit. Adalah kursi Starbucks Coffee yang menghadap kaca ke luar gedung terminal. Di sini, sembari menunggu  waktu 2,5 jam sebelum keberangkatan terbang ke Kuala Lumpur, saya pun duduk menikmati secangkir cappuccino. Melihat dari balik kaca pesawat-pesawat terparkir di apron dengan segala kesibukan orang-orang di luar sana. Menyaksikan senja khas Bandara Internasional Soekarno Hatta. Semburat jingga di langit senja memayungi Tangerang. Matahari tenggelam di ufuk barat seperti bermakna ucapan selamat jalan, sampai bertemu kembali di langit Indonesia 15 hari lagi . “Ya, begitulah yang saya bayangkan”.

Saturday 8 August 2015

Biaya Perjalanan 14 Hari Menjelajah Provinsi Yunnan, China.

Menepati janji sebelumnya, di postingan kali ini saya akan share mengenai berapa total biaya perjalanan saya menjelajah Provinsi Yunnan, China #solotraveler. Berikut ini adalah rincian biaya pengeluaran selama perjalanan 14 hari di Yunnan dan biaya selama 2 hari perjalanan transit Jakarta - Kuala Lumpur PP. Semua biaya pengeluaran di bawah ini adalah sedetail-detailnya. Mulai dari biaya paling penting : transportasi, akomodasi. Hingga biaya-biaya yang sebenarnya bisa diatur tergantung mood : makan & minum, cemilan, sedikit belanja, juga tiket masuk ke tempat-tempat wisata (berbayar atau gratis).

Mungkin di antara kakak traveler sekalian ada yang berpendapat bahwa biaya yang saya keluarkan termasuk mahal atau ada pula yang beranggapan standar . Namun tujuan utama saya share catatan "Biaya Perjalanan 14 Hari Menjelajah Provinsi Yunnan, China" ini adalah memberikan gambaran untuk traveler sekalian yang berencana melakukan perjalanan ke Yunnan, China. Sekaligus memberikan gambaran agar dapat mengestimasi berapa total biaya yang akan dikeluarkan. Semoga bermanfaat!!

"Perjalanan itu menyenangkan apa tidak bukan dilihat dari besar uang yang dihabiskan tetapi seberapa banyak pengalaman  yang didapat dari perjalanan tersebut mengubah kehidupan Anda untuk lebih baik & menginspirasi orang-orang di sekitar ".

谢谢 :)
Khairani Ritonga

Thursday 6 August 2015

Itinerary Perjalanan 14 Hari Menjelajah Provinsi Yunnan, China


Menjelajah Provinsi Yunnan China selama 14 hari, saya hanya mengunjungi di 3 kota yaitu Kunming, Lijiang & Shangri-La dan daerah luar kota di sekitarnya yang bisa dikunjungi pergi pulang. Alasan mengapa perjalanan kali ini terlihat begitu santai karena saya ingin lebih menikmati suasana Yunnan di 3 kota tersebut. Apalagi saya adalah solo traveler, saya tidak ingin ribet berpindah-pindah tempat menginap dalam waktu yang sangat singkat. Baiklah, tanpa berpanjang lebar lagi berikut saya share ringkasan perjalanan saya "Menjelajah Provinsi Yunnan, China". Mungkin bisa dijadikan referensi itinerary traveler sekalian yang ingin berkunjung kesana.

Peta Rute Perjalanan 14 Hari Menjelajah Provinsi Yunnan, China
(sumber peta : wikitravel & travelchinaguide.com)

Note : total durasi perjalanan adalah 16 hari ( 14 hari menjelajah Yunnan dan 2 hari untuk perjalanan pulang pergi dari Indonesia ke Yunnan)

Hari ke-1 : Jakarta - Kuala Lumpur
Sayangnya sampai saat ini belum ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Kunming. Penerbangan biaya termurah untuk menjangkau ibukota Provinsi Yunnan ini terlebih dahulu transit di Kuala Lumpur. Saya lalu menaiki penerbangan low cost airlines Air Asia. Berangkat dari Terminal 3 Soekarno Hatta Airport, Tangerang, Banten pukul 20.30 (GMT +07:00) menuju Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2).