Saturday 29 August 2015

Menjelajah Stone Forest, Shilin...part 2

Stone Forest Lake
Memasuki kawasan Stone Forest Scenic Area, terdapat jembatan yang membelah danau kecil. Di beberapa sudut danau, bebatuan berdiri kokoh di atas permukaan air. Dua persimpangan jalan menanti di ujung jembatan. Menurut penanda arah, jalan ke kanan menuju Major Stone Forest Scenic Area (250 m) dan Wannianlingzhi Scenic Area (1.900 m)sedangkan jalan ke kiri menuju Minor Stone Forest (230 m), Bushao Mountain Area (450 m)dan Liziyuangqing Area (970 m)

Tak perlu khawatir akan tersesat di Stone Forest karena di setiap spot terdapat keterangan lokasi kita berada yang tertulis dalam 2 bahasa yaitu Mandarin dan Inggris. Berjalanlah mengikuti penanda arah dan perhatikan jika ada tanda larangan. Jangan lupa membawa peta Stone Forest Scenic Area sebagai panduan untuk menjelajah hutan batu ini.

Stone Forest Scenic Area Map
Bersama keluarga Shanghai kenalan baru saya, kami memilih jalan ke kanan mengikuti arah bertanda ke Major Stones Forest Scenic Area. Di sini saya mengerti mengapa disebut hutan batu. Ya, sejauh mata memandang bebatuan menjulang tinggi, berkelompok begitu banyak tak mau kalah dengan pepohonan di sekitarnya.

Suasana di tengah hutan batu ini rupanya ramai dengan tour guide lokal, memakai pakain warna warni tradisional bangsa Yi. Mereka menawarkan jasanya kepada pengunjung yang datang. Sayangnya mereka berbicara dalam bahasa yang tak saya mengerti sama sekali.Hahhh...i need a translator, please! :).

Berhenti di hamparan rumput hijau dimana bebatuan kecil tersusun sangat unik di atasnya. Sesaat kami berteduh di bawah pohon, melayangkan pandang ke segala penjuru hutan batu. 

Stone Forest Marvel
Tampaknya view ini adalah spot berfoto berjuta wisatawan stone forest. Pengunjung begitu antusias berfoto dengan latar belakang menara batu berpahat 林石 tersebut. Dari sini, berjalan menyusuri jalur celah bebatuan. Saking sempitnya, terkadang pengunjung harus membungkukkan kepala. Tiba di suatu spot yang agak luas yang dikelilingi menara batuan. Beberapa pilar diukir dengan kaligrafi China. Ahh,,saya tidak bisa membacanya. Jika diperhatikan lebih detail puncak dari pilar bebatuan tersebut memiliki bentuk yang sangat unik, ada yang menyerupai mimik wajah manusia dan adapula seperti hewan.

Lalu mata saya tertuju pada jejak fosil koral dan biota laut di salah satu bongkah batuan. Keterangan menyebutkan bahwa sekitar 270 juta tahun yang lalu stone forest ini adalah lautan. Akibat proses tektonik, formasi batuan di dasar lautan terangkat hingga ke permukaan dan mengalami pelapukan. Bentuk bebatuan di stone forest yang kita lihat seperti sekarang adalah dari hasil evolusi batuan jutaan tahun. 

Menyusuri celah-celah bebatuan terkadang membuat kita seperti hilang arah. Jika lelah di beberapa sudut tersedia batuan yang di set menjadi tempat duduk alami. Sekedar melepas lelah, saya pun duduk sembari mengumpulkan kembali tenaga. Tetapi saya tidak berani berlama-lama di sini karena tiba-tiba saya terbayang runtuhan bantuan yang kapanpun bisa terjadi.

Spot berfoto berjuta wisatawan stone forest


Sword Peak Pond
Di sini terdapat aliran air tanah yang muncul diantara celah bebatuan, terakumulasi membentuk sebuah kolam. Dikelilingi bebatuan berbentuk menyerupai pedang. Puncak pilar bebatuan tersebut telihat tajam seperti akan membelah langit. Inilah mengapa tempat ini dinamai Sword Peak Pond.

        
Sword Peak Pond
Seperti berada di lokasi syuting serial kungfu Mandarin #lol

Pavilion yang berada di puncak bukit memanggil-manggil saya untuk ke sana. Sayangnya keluarga paman Shanghai tidak berminat untuk ke view tersebut. Mungkin karena mereka sudah kelelahan berjalan sejak tadi atau kelelahan karena kebanyakan berpose #keluarga narsis yang pernah saya temui, hehe..Sayang sekali jika tidak melihat view stone forest dari ketinggian. Saya pun mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga paman Shanghai. Mereka berlanjut berjalan kaki ke spot yang aksesnya lebih santai sedangkan saya berbelok ke jalan yang bertanda arah Peak View Pavilion.

        
Terimakasih paman Shanghai :)
Peta lokasi dan penanda arah di Major Stone Forest Scenic Area
Awalnya saya mengira jalur trek menuju Peak View Pavilion cukup dekat dari Sword Peak Pond. Sekian lama berputar-putar di antara bebatuan raksasa, tak kunjung menemukan jalur trek yang benar #lost. Malah saya kembali ke Stone Forest Marvel. Kemudian saya mengambil jalur trek yang berbeda menuju pavilion.

Ini dinamai batu bobrok atau the tumbledown rock
Kembali lagi ke spot Stone Forest Marvel

Peak View Pavilion 
Menara pandang ini berada di tengah-tengah Major Stone Forest Scenic Area. Dibangun pada tahun 1930 dan tercatat sebagai bangunan tertua di Stone Forest Park. Di sinilah spot memandang panorama hutan batu 360 derajat paling spekatakuler. Hahhh,,semilir hembusan angin membuat saya betah berdiri di sini. Sembari membidikkan lensa kamera, mengambil view stone forest dari berbagai sudut. 

Peak View Pavilion

Sejauh mata memandang hutan batu....MashaAllah!!



Masih di menara pandang, saya menuruni tangga menuju lantai dasar pavilion. Di sini adalah rest area. Saya pun beristirahat sejenak, duduk di kursi yang tersedia. Melepas dahaga dan makan bekal cake yang saya bawa dari Kunming. Karena tidak ada teman mengobrol, saya hanya memperhatikan pembicaraan orang sekitar. Hahh,,seperti menonton serial Mandarin tanpa dubbing #roamingkakak. Adapula wisman asal Eropa dan India. Pantas saja stone forest berstatus wisata berkelas dunia, lihat saja orang-orang yang datang ke sini berasal dari berbagai negara.

Beberapa saat kemudian....sekelompok orang berperawakan yang sering saya lihat #ditv memasuki Peak View Pavilion. Mereka berbicara dalam bahasa yang hari-hari saya dengar #dilistmusikfavoritsaya. Ya, mereka adalah grup wisatawan asal Korea Selatan. Seorang wisman aka ahjussi yang sedang duduk beristirahat menyapa saya. Mungkin karena penampilan saya yang stranger/asing di antara pengunjung lainnya membuat dia penasaran. Bertanya saya darimana. “Aaaa… Indonesia…Nusantara” begitu katanya. Dan selanjutnya ketika menjelajah spot-spot lain di stone forest, saya malah sering bertemu kelompok wisman Korea. Seketika stone forest berasa di negri Korea !! #lol.

Tangga buatan menuju Peak View Pavilion

Lanjut berjalan kaki menjelajah spot Stone Forest Scenic Area yang lain…Dan lihatlah batu menjadi mata pencaharian masyarakat lokal. Saya berhenti di kios pedagang yang menjual souvenir serba batu. Jadi ingat demam batu akik yang sedang melanda bapak-bapak di tanah air #lol.

Souvernir batu khas Yunnan
Selanjutnya saya berjalan mengikuti penanda arah ke Lotus Flower Pond dan Lion Pavilion. Menyusuri jalan setapak permanen dan lebih bagus dibanding akses yang sebelumnya saya lalui.

Membelah hamparan padang rumput
Berlatar batuan raksasa menantang langit

Lotus Pond 
Tibalah saya di spot yang dinamakan lotus pond. Kolam berwarna hijau berlatar pilar bebatuan menjulang tinggi. Sebuah jembatan menghubungkan ujung jalan ke sebuh pavilion tradisional China. Di dalam air kolam ikan mas berlarian ke sana kemari. Suasananya mirip salah satu scene lokasi drama mandarin Putri Huang Zhu yang pernah saya tonton. Tetapi mana bunga lotus (teratai) nya?.

Lotus Pond
Pantulan bayangan stone forest terlihat di Lotus Pond

Bushaoshan Scenic Area 
Hutan batu di daerah berkontur perbukitan ini tak kalah menawan. Berjalan ke dalam hutan batu semakin membuat mata saya berkaca-kaca. Seakan-akan kita dibawa menjelajah lorong waktu stone forest yang setiap scene adalah kejutan. 


Saya kemudian berjalan mengikuti penanda arah lokasi Minor Stone Forest. Ukuran menara batuan di sini memang jauh lebih kecil tetapi tak kalah eksotis dengan batuan yang ada di Major Stone Forest. Sebuah jalan melingkar menuntun saya menuju Ahei  Ashima. Ya, batu Ashima adalah legendaYunnan, salah satu alasan yang membuat saya memutuskan untuk datang ke sini. 

Minor Stone Forest Scenic Area

Legenda Ashima
Jika traveler sudah menonton film Assalamualaikum Beijing, pasti mengetahui tentang Legenda Ashima. 
Ashima adalah gadis cantik suku Sani (Sani merupakan suku dari bangsa Yi yang hidup di Yunnan). Gadis cerdas ini sejak umur 12 sudah membantu ayahnya mengembala domba. Suatu hari di pegunungan ia menyelamatkan seorang anak lelaki bernama Ahei yang tersesat saat memetik buah liar. Ahei, anak yatim 12 tahun, harus bekerja keras untuk tuannya. Bersimpati dengan Ahei, Ashima pun membawanya pulang. Orang tua Ashima juga kasihan melihat Ahei dan memutuskan untuk mengasuhnya. Ahei dan Ashima tumbuh bersama, hingga akhirnya mereka jatuh cinta satu sama lain. Namun anak tuan tanah bernama Achin tertarik pada Ashima dan ingin memilikinya. Tapi Ashima menolaknya, hal ini membuat Achin marah. Dia menculik Ashima. Banjir besar menenggelamkan seluruh desa. Ahe berusaha mencari Ashima. Tapi Ashima sudah menjadi patung batu. Sejak saat itu, setiap kali Ahe merindukan Ashima, ia akan mendatangi patung tersebut dan berbicara. Yang ada hanya gema, dan gema itu adalah bisikan cinta dari Ashima kepada Ahe. (sumber : Assalamualaikum Beijing, Asma Nadia).
Batu yang menurut legenda adalah Ashima
Ya, akhirnya saya pun melihat dengan mata kepala sendiri batu legenda Yunnan yang bernama Ashima. Hmmm,,seandainya saya bertemu Ahei yang lain di sini #abaikan #lol.
........
Entah sudah berapa lama saya berjalan kaki menjelajah stone forest, tak terasa waktu telah menunjukkan jam setengah 2. Saya pun segera beranjak dari Ashima Scenic Area. Mencari jalan keluar hutan batu. Namun, baru beberapa langkah saja saya berhenti di sebuah spot yang membuat ingin duduk berlama-lama di sini. Melempar pandang ke taman batu, mendengar suara burung bekicau merdu, menghirup udara segar Yunnan, dan merasakan hembusan angin. Sempurna!!

Spot terfavorite saya...View ini mungkin akan lebih dramatis saat autumn atau winter  #kode :)


Sebenarnya masih banyak spot scenic area yang belum sempat saya jelajah. Rasanya memang tak cukup sehari menjelajah hutan batu ajaib seluas 30 km persegi ini. Saya pun menyudahi penjelajahan dan kembali ke kota Kunming.

Hal yang paling saya kagumi adalah betapa keseriusan China dalam melestarikan keberadaan Stone Forest, Shilin. Segala fasilitas, sarana, dan transportasi dibuat untuk memudahkan para wisatawan yang datang berkunjung. Inilah mengapa situs warisan dunia ini tak boleh dilewatkan ketika kita berkunjung ke Provinsi Yunnan, China.

Bye bye...Sampai bertemu kembali di lain kesempatan !
Stone Forest Scenic Area, Shilin, Yunnan Province, China
26 May 2015

No comments:

Post a Comment