Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

Wednesday 4 January 2017

Menginap di Butik Capsule Hostel, Malang

Menginap di Butik Capsule Hostel, Malang
Sebagai pejalan yang hidup di era serba digital, segala sesuatu serba online, membuat saya pribadi tak perlu khawatir mencari penginapan dadakan. Contohnya saja pagi ini (Sabtu, 10 September 2016), saya benar-benar terbantu oleh aplikasi traveloka (bukan promosi loh kak). Untuk menemukan tempat menginap saya selanjutnya. Mulai sore ini, saya akan menginap lebih lama di Kota Malang, yakni 3 malam.

Dan ketemu lah sebuah penginapan yang pas di hati & tentunya pas di kantong. Namanya Butik Capsule Hostel. “Namanya membuat penasaran kan kak?”. Sebuah bed kamar female capsule dengan diskon aplikasi traveloka 15%  jadi  harga menginap 3 malam Butik Capsule Hostel, Malang yang saya bayarkan via online yakni 326.572 IDR. Per malamnya hanya ± 108k IDR saja, sudah termasuk free breakfast. “List!! hostel ini masuk kategori penginapan murah meriah Kota Malang”.

Friday 23 December 2016

Jalan - Jalan ke Puncak Gunung Banyak, Batu

Masih di Kota Batu, pagi ini saya akan jalan – jalan ke puncak Gunung Banyak (1315 mdpl). Gunung yang berjarak 9 km di sebelah barat laut pusat Kota Batu ini adalah salah satu dari sekian banyaknya gunung yang memagari Batu. Topografi Batu yang didominasi dataran tinggi dan perbukitan yang berlembah-lembah menjadikan Batu sebagai destinasi wisata alam pegunungan favorit di Jawa Timur. Karena itulah saya memasukkan puncak Gunung Banyak sebagai list destinasi saya ketika berada di Batu.


Saya pun mencari informasi bagaimana caranya mencapai puncak Gunung Banyak dari pusat Kota Batu dengan menggunakan transportasi umum. Hasil gugling mengatakan bahwa saya harus ke Terminal Batu untuk naik bus ekonomi (Puspa Indah) ke arah Jombang/Kediri turun. Turun di pertigaan jalan (Jalan Truno Joyo – Jl. Abdul Manan Wijaya – Jl. Rajekwesi) Desa Pandesari, katakan kepada kernet bahwa kita mau ke Paralayang. Nah, dari pertigaan jalan itu ambil Jl. Rajekwesi, terus jalan kaki sejauh ± 1,5 km mengantarkan kita menuju puncak Gunung Banyak. Ongkos angkot hijau ke Terminal Batu yakni 3.000 IDR dan ongkos bus ke Pandesari yakni 5.000 IDR.

Thursday 22 December 2016

Sore Manja di Taman Bunga Selecta, Batu

Pukul setengah empat sore, langit Batu mulai mendung. Merasa sudah puas santai ria di alun – alun, saya pun berencana ke destinasi selanjutnya. Kemana? Karena memang tak punya itinerary, di pikiran saya tercetus nama Taman Bunga Selecta. Penasaran karena katanya taman ini termasuk tempat wisata instagramable Malang & Batu, foto-fotonya ngehits di instagram.

Untuk ke sana, tentu saja saya harus naik angkot. Namun, sejak mangkal di alun-alun saya tak melihat angkot warna oranye (jingga) yang ke arah Selecta. Yang ada malah ke arah Terminal Batu. Artinya angkot ini memiliki rute pulang pergi yang berbeda. Naik angkotnya harus dari Jl. Brantas.  Saya pun harus jalan kaki lagi sekitar 280 meter atau 5 menit dari Jl. Gajah Mada (jalan utara Alun-Alun) ke Jl. Brantas. Dekat saja, lihat aplikasi google map!. Lagipula, udara Batu semakin sore semakin sejuk, jalan kaki pun semakin nyaman.
Sore Manja di Taman Bunga Selecta, Batu
09/09/2016

Wednesday 21 December 2016

Santai di Alun - Alun Batu

Alun - Alun Batu
Batu, namanya mirip dengan nama kabupaten kampung halaman saya, Labuhan Batu. Berbeda ya kak, kampung halaman saya terkenalnya karena hamparan kebun sawit sedangkan Batu terkenal karena hamparan tempat wisatanya. Kota administratif di Provinsi Jawa Timur ini berada di jalur yang menghubungkan Malang – Kediri dan Malang – Jombang. Awalnya saya mengira bahwa Batu itu bagian dari Malang. Ternyata salah. Batu itu kota otonom, pemerintahan daerahnya terpisah dari Kota Malang ataupun Kabupaten Malang. 

Kota sejuk yang berjuluk Kota Apel ini dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Bahkan kolonial Belanda dulu mengagumi keindahan dan keelokan alamnya. Kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa. Cerita inilah yang membuat saya penasaran dengan Batu. 

Karena itu, saya tak ingin menyia-nyiakan waktu lebih lama untuk berleha-leha di guest house. Satu jam setelah check in, saya jalan kaki ke alun - alun. Meskipun tadi sudah mampir sebelumnya, saya masih belum puas melihat bagaimana sesungguhnya suasana tempat nongkrong paling hits ala masyarakat lokal. Alun-Alun, inilah ruang terbuka hijau Kota Batu. Ke suatu kota memang tak afdol bila tak berkunjung ke landmark ikonik dari kota tersebut.

Tuesday 20 December 2016

Menginap di Adam's Apple Guest House, Batu

Adam's Apple Guest House, Batu 
Di sinilah tempat saya menginap selama semalam di Batu (09 September 2016 – 10 September 2016). Dari luar, bangunan penginapan ini terlihat sama seperti rumah berlantai 2 pada umumnya. Namun begitu memasukinya, kesan luas akan terasa. Interior serba kayu membuat suasana alami. Dengan sambutan ramah pemiliknya membuat kesan bahwa guest house ini bukan penginapan biasa.

Saya menginap di sebuah kamar tipe economi, per malamnya 180.000 IDR. Booking nya via traveloka beberapa jam sebelum sebelum waktu check in (14.00 WIB). Kamar tipe economy bisa untuk 2 orang. Sebenarnya saya ingin memesan kamar yang tipe single (shared bathroom), per malamnya 140.000 IDR. Sayangnya kamar single tak tersedia pada hari saya berada di Batu. Diantara beberapa pilihan penginapan di Batu yang murah dan mempertimbangkan lokasinya dekat dengan Alun-Alun Kota Batu, pilihan saya tetap pada Adam's Apple Guest House. 

Monday 19 December 2016

Dari Malang ke Batu

Terminal Kota Batu

Saya bukanlah seorang traveler kelas sosialita, saya hanya seorang pejalan yang doyan menjajal transportasi umum. Karena itulah dari Malang ke Batu saya  naik angkot. Ehmm,, si kakak mah sok merakyat :). Sebelum check out, saya bertanya kepada si mbak MADOR, bagaimana caranya saya ke Batu dengan naik angkot?.  “Dari sini, mbak jalan kaki ke Pasar Besar Kota Malang. Di sana, naik angkot biru tua kode LDG ke Terminal Landungsari dulu. Kemudian lanjut lagi naik angkot ungu muda”, begitulah katanya.

Sunday 18 December 2016

Bertandang ke Museum Bentoel Prima, Malang

Museum Bentoel Prima, Malang
09 September 2016….Sebenarnya pagi ini saya belum ada rencana apapun sebelum waktu nya check out jam 11 siang. Yang jelas nanti siang saya akan ke Kota Batu. Di sanalah saya akan melanjutkan perjalanan, menginap satu malam. Dan untuk hari selanjutnya, mau kemana saya selanjutnya, nanti saya akan pikirkan lagi di Batu.  

Ketika ngubek-ngubek aplikasi google map, saya pun kepikiran ingin bertandang ke Museum Bentoel Prima pagi ini. Lokasinya tak jauh dari MADOR, sekitar 650 meter saja, tentunya museum ini bisa dijangkau hanya dengan jalan kaki. Begitulah rencana dadakan saya. Setelah merasa sudah cukup lah mager (males gerak) nya saya pagi ini, saya pun berangkat ke Museum Bentoel Prima. Tak lupa ransel saya packing supaya nanti ketika kembali lagi ke penginapan langsung check out, gak ribet.

Dan memang benar lokasi Museum Bentoel Prima sangat mudah ditemukan. Mengikuti petunjuk arah pada google, melewati kawasan Pasar Besar Kota Malang, sampai jua saya di museum ini. Sungguh berbeda suasana Museum Bentoel Prima dengan sekitarnya. Suasananya tampak lengang. Awalnya saya mengira museum ini belum buka karena tak seorang pun bisa saya jumpai. Saya pun berjalan mendekati bangunan beraksitektur tempo dulu di sudut kanan. Ternyata museum ini buka! Membaca pengumuman di pintu masuk bahwa Museum Bentoel Prima bebas bea masuk. Pintu yang terbuka lebar, saya pun masuk.

Friday 16 December 2016

Jalan - Jalan Tak Terlupakan di Gunung Bromo

Sebagai pejalan yang menyukai panorama pegunungan, bahagia luar biasa tentunya ketika keinginan untuk memandang Gunung Bromo secara langsung akhirnya terwujud. Salah satu gunung merapi paling fenomenal dan terkenal dari negara kita. Keindahan panorama alamnya tak perlu diragukan lagi. Potretnya sering menjadi cover utama promosi wisata Indonesia.


Thursday 15 December 2016

Jelajah Wisata Ikonik Kota Malang dengan Berjalan Kaki


Stasiun Malang, 07 September 2016….Setelah perjalanan panjang menghabiskan waktu satu malam di kereta, sampai jua saya di Kota Malang. Tujuan saya selanjutnya adalah MADOR Malang Dorm Hostel. Di sanalah tempat saya menginap selama 2 malam. Seberapa jauh dari Stasiun Malang, hasil kalkulasi pada aplikasi google map menunjukkan jaraknya sekitar 1,3 km. Bukan jarak yang dekat memang namun saya memutuskan untuk jalan kaki saja. Toh biar saya hafal jalan.

Namun sebelum itu, saya melipir dulu ke sebuah warung makan yang berada di luar gedung stasiun. Menuntaskan rasa lapar dulu. Setelah itu baru lah saya mempunyai energi untuk melanjutkan jalan kaki. Sedang berada di Provinsi Jawa Timur, salah kuliner yang menjadi favorit saya adalah nasi rawon. Inilah menu sarapan saya, harganya 26.000 IDR seporsi. Harga di stasiun kereta kak :).

Wednesday 14 December 2016

Naik Kereta Api Matarmaja dari Jakarta ke Malang


Terakhir saya naik kereta api (KA) ekonomi di Pulau Jawa pada 31 Desember tahun 2014. Dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Stasiun Pasar Senen dengan KA Jayabaya. Waktu itu adalah perjalanan pulang saya setelah bertandang ke Menjangan, Baluran, Ijen & Banyuwangi....Kini, kembali saya ngetrip naik kereta api. Rute nya Pasar Senen – Malang dengan KA Matarmaja. Sejauh ini saya menikmati perjalanan kereta api ekonomi. Lama perjalanan sesuai prediksi, banyak pemandangan yang dilihat di jalan, ongkosnya terjangkau pula. Selagi saya memiliki waktu liburan yang lama dan tak diburu waktu, transportasi ini akan selalu menjadi favorit saya ketika menjelajah daerah-daerah, rute jarak jauh di Pulau Jawa.

Sunday 11 December 2016

Mengurus Penggantian Paspor Biasa ke E-Paspor

Berhubung paspor yang saya miliki mendekati kadaluarsa aka kurang dari 6 bulan lagi masa berlakunya akan habis, saya pun harus mengurus penggantian paspor. Maunya mengganti Paspor Biasa saya dengan Paspor Elektronik/E-Paspor. Manatahu ketika ada kesempatan mendapatkan tiket pesawat promo ke Jepang, langsung cus pergi ke sana. Gak ribet lagi soal urusan visa. Karena pemilik Paspor Elektronik/E-Paspor bebas biaya visa kunjungan wisata ke negara Jepang. Dan semoga, ke depan nya akan bertambah lagi negara yang bebas visa kunjungan wisata khususnya bagi pemegang E-Paspor Indonesia.

Baiklah di postingan ini, saya mau berbagi info bagaimana caranya mengganti paspor biasa ke e-paspor. Oh iya, penggantian ke e-paspor tak harus menunggu paspor biasa akan habis masa berlalu ya kak!. Kapan pun boleh. Nah, dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan dan bagaimana proses pengajuannya, berikut ulasannya.

Friday 4 November 2016

411


Always praying for everlasting peace in our Indonesia.

------------------------------------------------------------------
"You cannot guide those you would like to but God guides those He wills. He has best knowledge of the guided." (Surah Al-Qasas 28:56)

#AGuidancewithoutDoubt #AksiDamai411 #Indonesia

Friday 23 September 2016

From The Speed Boat Window, Nunukan - Tarakan


Awalnya saya mengira Kota Nunukan itu berada di wilayah daratan Borneo. Ternyata tidak! Ibukota Kabupaten Nunukan ini merupakan sebuah pulau, namanya Pulau Nunukan. Pulau ini bersebelahan dengan Pulau Sebatik, pulau terdepan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Indonesia.

Sebagai daerah pulau, Nunukan hanya bisa dijangkau dengan jalur udara jalur laut. Untuk jalur udara, lama penerbangan oleh pesawat perintis (Susi Air & Kalstar) dari Bandara Nunukan ke Bandara Juwata, Tarakan hanya 20 menit saja. Sedangkan untuk jalur perairan seperti perahu motor cepat (speedboat) membutuhkan waktu perjalanan sekitar 2 jam.

Sunday 4 September 2016

Dari Tawau ke Nunukan


Senin, 18 Juli 2016…. Siang ini saya pulang ke Indonesia melalui Pulau Nunukan. Momen ini sekaligus menjadi pengalaman pertama kalinya bagi saya melintasi batas negara Malaysia - Indonesia melalui jalur laut.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, langit bandar Tawau pagi ini pun cerah. Dengan langkah kaki mantap, saya meninggalkan Economy Hostel menuju Pelabuhan Tawau. Dua hari di sini, membuat saya sudah sangat hapal jalan menuju pelabuhan. Tak jauh! Melewati Pasar Tanjung Tawau kemudian melewati bangunan baru Tawau Ferry Terminal hingga sampai lah saya di Pasar Ikan Tawau.  

Saat ini Pelabuhan Internasional Tawau masih melalui bangunan pelabuhan lama yang lokasinya bersebelahan dengan Pasar Ikan Tawau. Begitu sampai di sini, kesan awal yang terlihat adalah suasana nya yang semrawut. Para calon penumpang berdiri, memadati bagian luar depan jejeran loket agen tiket kapal. Menunggu panggilan disuruh masuk ke dalam bangunan pelabuhan. Siapa sangka, bangunan berpagar sederhana di ujung jalan yang menjorok ke laut itu adalah pintu masuk/keluar negara Malaysia.

Saturday 6 August 2016

Pengalaman Perdana Terbang dengan Malaysia Airlines


Jumat, 15 Juli 2016...Adalah pertama kalinya bagi saya menaiki Malaysia Airlines (MAS). Terbang dari Medan (KNO) ke Kuala Lumpur (KUL) kemudian transit berpindah ke terminal keberangkatan domestik, lanjut menuju Tawau (TWU). 

Jujur awalnya saya merasa ragu untuk menaiki maskapai Negeri Jiran ini. Apalagi kalau bukan karena parnonya saya mengingat insiden terburuk yang pernah menimpa Malaysia Airlines, hilangnya MH370 dan jatuhnya MH17. “Maaf ya, jika ini membuka lagi kenangan buruk, keluarga yang menjadi korban insiden”. Tapi ya sudahlah! Mau secanggih apapun pesawatnya, betapapun berpengalaman pilot yang menerbangkannya, betapapun buruk kondisi cuaca saat terbang hanya karena ijin Allah lah sebuah perjalanan itu terlindungi. Bismillah! Saya pun memberanikan menaiki maskapai ini.

Friday 5 August 2016

Sepanjang Jalan dari Rantauprapat ke Gunung Tua (pergi pulang sehari)


Postingan ini ditujukan khusus untuk kakak yang ingin bernostalgia dengan sepanjang jalan dari Rantaurapat (ibukota Kabupaten Labuhan Batu) hingga ke Gunung Tua (ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara), Provinsi Sumatera Utara. Sekedar bernostalgia, manatahu di antara kakak sekalian ada yang kampung halamanannya di sepanjang jalan lintas kabupaten di Provinsi Sumatera Utara ini. 

Bagi saya sendiri postingan random ini adalah sebagai kenangan di masa mendatang, pengingat bahwa pernah suatu hari (Rabu, 13 Juli 2016) saya, adik dan ayah saya berkendara melewati sepanjang jalan Rantauprapat – Gunung Tua. “Bah, si kakak terlalu banyak kali nostalgianya” . Hehe

Paling tidak foto-foto di sini, mungkin dapat menjadi referensi gambaran kondisi jalan terkini dari ibukota Kabupaten Labuhan Batu hinga ke ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara. Semoga bermanfaat!

Wednesday 3 August 2016

Berwisata Sejarah ke Candi Bahal, Padang Lawas Utara

Jika ada yang bilang bahwa di Sumatera Utara ada candi berumur 1000 tahun lebih, jangan terkejut kak!. Itu memang benar adanya. Pasti penasaran kan bagaimana bentuk nya dan apakah candi tersebut semegah candi-candi popular tanah Jawa?. 

Foto saya di bawah ini menjawab pertanyaan di atas! ....
photo by Dek Ratna
Namanya Candi Bahal dikenal juga dengan nama Candi Portibi atau dalam bahasa setempat dinamakan Biaro Bahal.

Lokasi Candi Bahal….Secara administratif Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara dan berjarak 430 km dari Bandara Internasional Kualanamu, Medan.

Sebenarnya ada puluhan reruntuhan candi yang tersebar di Desa Bahal. Hanya saja hingga kini baru Candi Bahal I, II, dan III yang berhasil dipugar.  Ketiga candi ini lokasinya berdekatan. Dan Candi Bahal I adalah yang terbesar. Ukuran bangunan candi ini memang terbilang kecil namun keunikan dari Candi Bahal terletak pada warna bangunannya yaitu merah bata. Ya’, candi ini memang dibangun dari material batu bata dan diperkirakan dibangun pada abad ke-11.

Ketika membaca penjelasan tentang Candi Bahal di wikipedia saya pun baru ngeh ternyata candi ini berusia lebih tua dari candi Angkor Wat (dibangun abad ke-12) di negara Kamboja. “Saya pun sejenak terdiam ! Masa’ iya Angkor Wat di Kamboja yang terpisah 2300 km jauh di sana saja sudah pernah saya kunjungi sedangkan Candi Bahal yang hanya 154 km dari kampung halaman saya, Rantauprapat belum pernah saya lihat. Padahal dulu sewaktu SD, gambar Candi Bahal seringkali saya pandangi di RPUL, buku favorit saya”. 

Friday 29 July 2016

Jalan - Jalan ke Tanjung Sarang Elang, Labuhan Batu

Rantauprapat, 12 Juli 2016. Masih tentang trip edisi lebaran, tiba-tiba hari ini saya ingin sekali ke Tanjung Sarang Elang. Penasaran setelah mendengar cerita orang tua saya yang katanya kondisi jalan raya dari Rantauprapat ke sana sudah sangat bagus. Penasaran pula karena daerah pesisir Kabupaten Labuhan Batu yang paling jauh yang pernah saya kunjungi hanya sampai Negeri Lama saja. Itupun sudah sangat lama sekali, kira-kira pada tahun 1999-an.


Tanjung Sarang Elang!! Mendengar namanya kita membayangkan suatu tanjung tempat bersarangnya burung elang. Mungkin itulah sejarah asal muasal nama daerah iniTanjung Sarang Elang sebenarnya adalah nama sebuah desa di Kecamatan Panai Hulu, pesisir timur Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi pertemuan aliran Sungai Barumun dan Sungai Bilah, dua sungai besar yang ada di Kabupaten Labuhan Batu yang akhirnya bermuara ke Selat Malaka.

Thursday 28 July 2016

Mampir ke Air Terjun Bah Biak Sidamanik

Jika sudah berada di kebun teh Sidamanik, sempatkan mampir ke Air Terjun Bah Baik. Lokasinya masih dalam kawasan Perkebunan Teh Bah Butong. Saya yang awalnya tak mengenal air terjun ini, tahu namanya setelah membaca postingan travel blogger yang berkunjung ke kebun teh Sidamanik yang katanya ada air terjun yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Ya, namanya unik....Air Terjun Bah Biak.

Mampir ke Air Terjun Bah Biak Sidamanik

Wednesday 27 July 2016

Jalan - Jalan ke Kebun Teh Bah Butong Sidamanik

Kebun Teh Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, 
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
Minggu, 10 Juli 2016Selamat pagi Simalungun, Semangat pagi Indonesia!! Semoga kamu yang sedang membaca postingan ini tidak sedang malungun sama kakak ya’! Hehe. Malungun dalam bahasa batak artinya rindu.

Pagi ini, setelah sarapan pagi kemudian check out dari Hotel Raja, family road trip edisi lebaran berlanjut menuju Sidamanik. Sidamanik merupakan sebuah kecamatan masih di Kabupaten Simalungun. Tujuan kami ke sana yaitu jalan-jalan ke Perkebunan Teh Bah Butong.

Rute jalan menuju ke sana, cukup mudah. Dari Raja Hotel lajukan kendaraan menuju arah Kota Siantar. Tepatnya 1,5 kilometer menuju persimpangan 3 jalan (Jalan Saribu Dolok – Jalan Sisingamangaraja, Pematang Siantar – Jalan Parapat). Dari persimpangan 3 jalan tersebut ambillah jalan yang menuju arah Parapat. Setelah menyusuri Jalan Parapat kurang lebih 2,7 kilometer kita akan menemukan lagi persimpangan jalan yang ditandai dengan sebuah SPBU Pertamina di tengahnya. Ambillah jalan yang lebih kecil atau arah kanan!. Nah jalan yang bernama Jalan Pematang Purba-Parapat inilah akan menuntun kita menuju Sidamanik, kurang lebih 19,5 km lagi.