Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

Tuesday 26 July 2016

Menginap di Hotel Raja, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun

Tadinya berencana mau mengajak keluarga menginap semalam di Desa Tongging. Namun ternyata sebuah hotel di tepian Danau Toba yang sebelumnya sudah saya incar ternyata fully booked. Jadinya mengikuti saran orang tua saya yaitu pulang kembali ke Siantar sore itu juga dan cari penginapannya di perjalanan saja. Ini menjadi pembelajaran bagi saya, jika traveling bareng keluarga pada waktu musim liburan sebaiknya booking kamar penginapan sebelum hari keberangkatan.

Menemukan pilihan hotel/penginapan di pinggir jalan besar dari persimpangan Jalan Sipiso-piso, Tongging hingga Kota Raya, ibukota Kabupaten Simalungun ternyata tidaklah banyak. Ketika perjalanan hampir mendekati Kota Pematang Siantar atau tepatnya 1,5 kilometer lagi ke persimpangan 3 jalan (Saribu Dolok - Pematang Siantar - Parapat), kami menemukan sebuah hotel di sisi kanan jalan. Namanya Hotel Raja!. Yah, akhirnya di sinilah tempat kami menginap semalam sebelum melanjutkan road trip ke Kebun Teh Sidamanik keesokan paginya.
Bangunan Hotel Raja, dilihat dari Jalan Saribu Dolok ke arah Kota Pematang Siantar

Monday 25 July 2016

Danau Toba : Kepingan Surga di Sepanjang Jalan Desa Tongging hingga Desa Silalahi

Dari kawasan lokasi pandang Bukit Sipiso-piso, road trip berlanjut menuju Desa Tongging, desa di tepian Danau Toba di bawah sana. Inilah tujuan utama perjalanan kami sebenarnya. Rencananya mencari tempat makan siang dulu di Desa Tongging sebelum mencari penginapan. Hahh,, membayangkan kelezatan arsik ikan mas khas Danau Toba! Sungguh tak sabar ingin segera mencicipi lauk favorit itu.

Toba Dream :)

Menuruni jalan perbukitan menuju Desa Tongging benar-benar  seperti berasa sedang dalam turunan roaller coaster. Jalan aspalnya memang mulus tetapi liukan-liukan super tajam dimana di sisi kanannya adalah jurang yang menganga bebas ke arah lembah itu yang buat jantung berdebar-debar. Menaklukkan jalan ini haruslah seseorang yang memiliki kemampuan mengemudi mumpuni. Di saat ayah konsentrasi menyetir, kami antara merasa ngeri karena melihat jalannya tetapi juga terpana melihat pemandangan alam yang terpampang di depan mata. MashaAllah!! 

Sunday 24 July 2016

Menggapai Air Terjun Sipiso-piso

Air Terjun Sipiso-piso
Dari kawasan pandang Danau Toba di Bukit Sipiso-piso, lihatlah tebing batu yang menjulang tinggi di bagian utara sana!. Dari celah tebing tersebut, muncul aliran air yang sangat besar. Mengalir deras terjun bebas, terhempas jatuh hingga ke dasar tebing. Tingginya tebing batu membuat aliran air terjun ini seperti bilah pisau tajam. Inilah Air Terjun Sipiso-piso, dalam bahasa Batak berarti piso atau pisau.

Saturday 23 July 2016

Menengok Pesona Danau Toba dari Bukit Sipiso-piso, Tongging

Pesona Danau Toba dari Bukit Sipiso-piso, Tongging
Di sebelah kiri tikungan jalan, terhampar bentang yang akan membuat siapapun berdecak kagum. Danau Toba kini di depan mata. MasyaAllah! Jika ingin langsung ke Desa Tongging, ambillah jalan kiri. Jika ingin ke Air Terjun Sipiso-piso, ikutilah petunjuk jalan menuju lokasi parkir kendaraan. Ayah pun mengambil jalan menuju parkiran. Memasuki kawasan Air Terjun Sipiso-piso, kita harus membayar tiket masuk 7.000 rupiah per orang dan biaya parkir mobil 5.000 rupiah saja. Cukup murah meriah, mengingat status kawasan ini adalah destinasi wisata alam andalan Sumatera Utara.

Bukit Sipiso-piso!!. Di sinilah tempat kami berdiri sekarang. Bukit di sebelah utara Danau Toba tempat jatuhnya Air Terjun Sipiso-piso yang tersohor itu. Dan dari bukit inilah, lokasi memandang keindahan Danau Toba dari ketinggian paling menakjubkan. Kepopuleran lokasi pandang Danau Toba ini telah diabadikan dalam uang kertas pecahan 1.000 rupiah tahun 1992.

Friday 22 July 2016

Family Road Trip dari Rantauprapat ke Desa Tongging, Danau Toba

Perjalanan ke Desa Tongging, Danau Toba
Danau Toba!!!....Ketenaran namanya sudah tak perlu diragukan lagi di kalangan wisatawan lokal bahkan mancanegara. Danau tekto-vukanik terbesar di negara kita dan terbesar di Asia Tenggara. Di tengahnya terdapat sebuah pulau bernama Pulau Samosir. Inilah Negeri Indah Kepingan Surga, destinasi wisata alam andalan Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Memiliki panjang sekitar 100 km, lebar sekitar 30 km dan kedalamannya mencapai 550 meter.Whuahh,, bisa dibayangkan kan kak betapa luasnya danau ini. Saking luasnya, secara administratif Danau Toba masuk ke dalam 7 kabupaten yaitu Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan & Kabupaten Dairi.

Dari 7 kabupaten tersebut, banyak diantaranya dijadikan sebagai tempat wisata alam, lokasi memandang keksotisan panorama Danau Toba. Yang paling terkenal adalah Parapat. Nah, bagi kakak yang sudah pernah melihat sisi Danau Toba dari Parapat, jika suatu saat kembali lagi ke Danau Toba datanglah ke Desa Tongging. Sebuah desa yang berlokasi di bagian tepian paling utara dari Danau Toba. Panorama Danau Toba di Desa Tongging juga tak kalah mempesona.

Wednesday 6 July 2016

1 Syawal 1437 Hijriah

Rantauprapat, 1 Syawal 1437 Hijriah ( 06 Juli 2016 Masehi)

Kepada keluarga, sanak saudara, guru, sahabat, teman-teman dan handai tolan saya sekalian….
Di hari yang fitri ini ijinkan saya mengucapkan ;
Mohon maaf  lahir dan batin
atas semua kesalahan baik perkataan maupun perbuatan yang disengaja maupun yang tak disengaja yang pernah saya lakukan

Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
Kullu aam'  wa antum bi khair. Amin…

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Monday 4 July 2016

From The Plane Window, Tarakan - Balikpapan #SJ165

Alhamdulillah diberi kesempatan melihat lagi rupa daratan Borneo dari balik jendela pesawat Sriwijaya Air (SJ 165). Mengangkasa selama 50 menit dari  langit Tarakan, Kalimantan Utara menuju Balikpapan, Kalimantan Timur.



Friday 3 June 2016

From The Plane Window, Makassar - Tarakan #JT738


Biasanya kalau kembali ke site (lokasi kerja saya), saya mengambil penerbangan dari Jakarta menuju Tarakan. Nah, kali ini saya mengambil penerbangan langsung dari dari Makassar menuju Tarakan pada hari terakhir cuti. Pengalaman perdana !! Lupakan drama check in penerbangan di Bandara Sultan Hassanudin tadi, alhamdulillah cuaca sepanjang perjalanan udara cukup baik, cerah berawan. 

Ketika menatap dari balik jendela pesawat, inilah secuil potret dari atas ketinggian penerbangan Lion Air (JT738). Pengalaman perdana yang nantinya akan menjadi kenangan di masa mendatang.

Thursday 2 June 2016

Potret Bundaran Kolam Makale, Tana Toraja

Bundaran Kolam Makale, Tana Toraja
Pada umumnya setiap kota memiliki landmark ikonik baik itu berupa sebuah bangunan tugu ataupun sebuah jalan kota. Kota Makale sebagai ibukota Kabupaten Tana Toraja pun memiliki sebuah landmark ikonik yaitu Bundaran Kolam Makale. Letaknya berada di jantung Kota Makale. Transportasi umum bus dari Makassar menuju Rantepao (ibukota Kabupaten Toraja Utara) pasti akan melewati Bundaran Kolam Makale.

Potret Baby Grave Kambira, Tana Toraja

Pohon baby grave Kambira, Tana Toraja
Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa di Tana Toraja terdapat perkuburan bayi (baby grave) dalam sebuah batang pohon. Penasaran! Datanglah ke situs Baby Grave Kambira yang terletak 17 km di selatan Kota Rantepao (10 km di utara Kota Makale). Akses jalan hingga ke Desa Lemo terbilang bagus.  

Wednesday 1 June 2016

Panorama Kota Rantepao dari Puncak Bukit Singki, Toraja Utara

Saya spechless ketika Agung mengatakan Rantepao punya Hollywood. Dan ternyata Hollywood yang dimaksud adalah Bukit Singki. Sebuah bukit yang berada di sebelah barat, tak jauh dari pusat Kota Rantepao. Seperti Hollywood, di puncak Bukit Singki terdapat plang kata raksasa TORAJA UTARA yang terlihat dengan jelas dari Kota Rantepao. Bukit ikonik Kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara.
Dari puncak bukit ini tersuguh panorama alam Kota Rantepao, di sekitarnya terlihat hamparan sawah, aliran Sungai Sa’dan dan pegunungan dan perbukitan hijau yang mengelilingi ibukota Kabupaten Toraja Utara ini. Jika ingin menengok panorama alam Kota Ranteapao seutuhnya, datanglah ke Bukit Singki. Salah satu destinasi wisata alam Toraja Utara yang tak boleh dilewatkan.


Salib & plang kata TORAJA UTARA, Bukit Singki terlihat dari kawasan Kantor Bupati Toraja Utara


Monday 30 May 2016

Kerbau Ratusan Juta Rupiah di Pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara

Transaksi jual beli kerbau di Pasar Bolu Rantepao
11 Mei 2016
Selain menyuguhkan keindahan panorama alam Toraja yang sangat menawan dan wisata kuburan adat, destinasi lain yang terbilang unik adalah pasar kerbau di kompleks Pasar Bolu di kota Rantepao. Pasar kerbau ini hanya buka sekali dalam 6 hari. Pasar kerbau terbesar di dunia dengan transaksi jual beli kerbau bahkan bisa mencapai milyaran rupiah. 

Sunday 29 May 2016

Potret Kesyahduan Alam Toraja Utara

Persawahan di kaki Gunung Sesesan 
Menjelajah alam Toraja tak akan membuat kita bosan. Hamparan sawah, pegunungan, perbukitan batu karst nan hijau, dan bangunan-bangunan Tongkonan dan adat-istiadat yang masih kentara dalam kehidupan masyarakatnya adalah ciri khas Toraja yang tak akan kita temukan di daerah lain. Semakin mempesona tatkala langit cerah menaungi bumi Toraja. Meskipun ketenaran Toraja menjadikannya menjadi destinasi primadona bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara, tak lantas membuat wajah pariwisata Toraja menjadi sangat turistik. Lihatlah ke perkampungan di kaki Gunung Sesean, Toraja Utara yang jauh dari keramaian pusat kota Rantepao, panorama alamnya sangat memanjakan mata dan menenangkan pikiran kita.

Potret Kompleks Megalit Kalimbuang Bori', Toraja Utara

 Kompleks Megalit Kalimbuang Bori', Toraja Utara
Setelah mampir di warung kopi Panorama Lempo Tinimbayo, perjalanan dilanjutkan dengan terus menuruni jalanan aspal lereng Gunung Sesean. Tujuan selanjutnya adalah mengunjungi situs megalit (batu besar) Bori’. Lokasi situs ini berada di kaki Gunung Sesean. Kalau bukan orang yang tinggal Toraja tentu tak mudah menemukan lokasi situs batu ini. Banyak persimpangan jalan yang terlewati tetapi tidak ada penanda arah jalan menuju Bori’. Bertanyalah kepada penduduk lokal jika tak ingin tersesat. Kira-kira setelah 11 km atau sekitar 30 menit berkendara dari Lempo Tinimbayo, sampailah kita di Bori’ Kalimbuang. Tandanya ada plang nama bertuliskan “KOMPLEKS MEGALIT KALIMBUANG BORI’ KECAMATAN SESEAN KABUPATEN TORAJA UTARA” di sisi kiri jalan, menghadap ke persawahan.

Saturday 28 May 2016

Segelas Kopi Toraja Berlatar Panorama Lempo Tinimbayo


Kopi menjadi minuman wajib yang pasti ada di setiap warung atau restoran yang ada di Toraja. Karena itu tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Toraja belum minum kopi Toraja langsung di daerah asalnya ini. Kepopuleran cita rasa kopi Toraja tak perlu diragukan lagi, primadona di kalangan pecinta kopi. Kopi spesial berkualitas yang bahkan telah dijual di gerai kopi berjaringan internasional.

Salah satu tempat mencicipi cita rasa kopi Toraja yang menurut saya recomended yaitu sebuah warung kopi di Lempo Tinimbayo. Yang spesial dari warung kopi ini bukan hanya sekedar menikmati rasa yang khas dari kopi Toraja tetapi panorama alam yang dimiliki warung kopi ini yang sangat memanjakan mata. Warung kopi ini berdiri di sebelah kiri jalan jika kita menuruni jalan raya dari Batutumonga menuju arah Lempo. Nah, ketika perjalanan pulang dari Batutumonga tak ada salahnya mampir minum kopi di warung ini. Selain bisa merasakan nikmatnya kopi Toraja, bonusnya kita bisa melihat keindahan panorama Lempo Tinimbayo.

Potret Batutumonga (Desa di Atas Awan), Toraja Utara


Dari Kete Kesu perjalanan dilanjutkan menuju Jalan Pongtiku, pusat Kota Rantepao, ibukota kabupaten Toraja Utara. Terus ke utara melewati jembatan Sungai Sa’dan, mengambil arah kanan menyusuri Jalan Sadan. Jalan ini akan membawa kita menuju dataran yang lebih tinggi. Menyusuri jalanan lereng pegunungan yang berliku, melewati perkampungan sepi dan udara pun semakin dingin pada sore hari. Perjalanan sejauh kurang lebih 23 km atau sekitar 1 jam berkendara dari Kete Kesu mengantarkan kita ke Batutumonga.

Thursday 26 May 2016

Potret Perkampungan Tua Kete Kesu, Toraja Utara

Dari Lemo perjalanan dilanjutkan menyusuri Jalan Poros Makale - Rantepao sejauh 12 km ke arah utara. Masuk ke Kabupaten Toraja Utara kemudian beloklah ke kanan mengikuti plang penunjuk jalan menuju Kete Kesu, sejauh 2 km lagi. Perjalanan menuju ke Kete Kesu tersuguh panorama persawahan dan perbukitan hijau yang sangat meneduhkan pandangan.

Sejak lama Kete Kesu menjadi destinasi wisata primadona Toraja. Kete Kesu adalah representatif perkampungan adat tertua di Toraja. Konon katanya usia perkampungan Kete Kesu lebih dari 500 tahun. Di dalam perkampungan adat Toraja ini terdiri dari area pemukiman (beberapa tongkonan berdiri berjajar dilengkapi dengan lumbung padi), lapangan/tempat acara adat dan area pekuburan di lereng bukit karst yg lokasinya sekitar 100 meter di belakang dari area pemukiman. Untuk masuk ke Kete Kesu, pengunjung wajib membayar tiket sebesar 10.000 IDR per orang.

Berikut ini Potret Perkampungan Tua Kete Kesu, Toraja Utara ;

Ketekesu berlatar bukit karst dan persawahan hijau di sekitarnya

Potret Lemo (Pekuburan Adat di Tebing Batu), Tana Toraja

Potret Lemo (Pekuburan Adat di Tebing Batu), Tana Toraja 
Perjalanan wisata tidak selalu ke tempat-tempat yang indah. Seperti di Toraja yang tak hanya menyajikan keindahan panorama alam tetapi juga kekayaan budaya dan adat istiadat masyarakatnya. Rumah adat Tongkonan dan pekuburan adat Toraja selalu menjadi magnet yang menarik para wisatawan untuk berkunjung. Salah satu lokasi pekuburan adat yang terkenal di Tana Toraja yaitu Lemo. Nah, Lemo adalah tujuan perjalanan selanjutnya setelah mengunjungi Buntu Burake.

Berlokasi di Desa Lemo, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Atau berjarak 11 km di utara Kota Makale (15 km di selatan Kota Rantepao). Akses jalan hingga ke Desa Lemo terbilang bagus.  

Wednesday 25 May 2016

Panorama Kota Makale dari Puncak Bukit Burake, Rio de Janeiro van Tana Toraja

Jika kita googling gambar Rio de Janeiro, hasilnya akan muncul dominasi panorama landmark (ikon) dari kota metropolitan negara Brazil ini yaitu patung Christ the Redeemer berdiri megah di puncak Corcovado Mountain menghadap Rio de Janeiro. Kota yang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit berlatar keindahan Guanabara Bay & Sugarloaf Mountain, menjorok ke Samudera Atlantik. Di sini, saya bukan mau bercerita tentang potret keindahan landmark Rio de Janeiro tersebut. Boro-boro mau cerita, bisa traveling ke Brazil saja sepertinya masih dalam angan-angan, lol. Di sini, masih bercerita tentang perjalanan saya di Provinsi Sulawesi Selatan. Hari pertama di Tana Toraja, destinasi pertama yang dikunjungi adalah Bukit Burake. Masyarakat lokal Toraja menyebut Bukit Burake dengan nama Buntu Burake. Menggapai puncak Bukit Burake kemudian melongok panorama Kota Makale di bawahnya. Bangunan ikonik yang berada di puncak Bukit Burake yakni patung Christ the Redeemer raksasa sekilas mirip dengan landmark yang ada di Kota Rio de Janeiro. 

Makassar : Drama Ojek Mencari Metro Permai

Makassar, 09 Mei 2016…. Setelah setengah hari ini bersenang-senang di Pulau Lae-Lae dan Samalona, saya akan melanjutkan perjalanan menuju Toraja. Pesan bbm Agung kepada saya “Ran, nanti malam ketemuan di perwakilan bus Metro Permai jam 8 ya! Kalau naik taksi atau ojek bilang saja perwakilan bus Metro Permai jurusan Toraja di Jalan Perintis!”. Oke...Sekarang tinggal memutuskan bagaimana caranya menuju perwakilan bus Metro Permai dari tempat saya menginap. Mengingat Makassar sebagai kota besar yang ternyata juga kota macet, saya butuh transportasi umum yang cepat sampai lokasi, nyaman dan tentunya terjangkau. Pilihan jatuh pada gojek!. Semenjak tenarnya layanan antar jemput ojek online ini, saya memang penasaran menggunakannya untuk pertama kali.