Setahun yang lalu,,,sebelum traveling ke Provinsi Yunnan China, saya sempat ragu untuk
memasukkan Stone Forest ke
dalam list destinasi yang
harus dikunjungi. Dikarenakan sangat mahalnya tiket masuk ke situs ini dan
sempat berpikir buat apa saya jauh-jauh ke China hanya untuk melihat
pilar-pilar batu karst raksasa toh di negeri sendiri kita punya yaitu Rammang-Rammang
di Maros, Sulawesi Selatan. Tetapi begitu melihat langsung panorama stone forest versi negara subtropis
China, jujur saya sendiri malah ingin berkunjung ke sana lagi bila ada
kesempatan. Segala fasilitas, sarana, dan transportasi yang ada di Stone
Forest, Shilin sangat membuat nyaman para wisatawan yang datang berkunjung. Di
sana terlihat betapa keseriusan pemerintah China dalam mengelola potensi wisata
alamnya sehingga statusnya layak disematkan sebagai Situs Warisan Dunia (World
Heritage Sites) UNESCO. "Tapi tunggu dulu, sebelum kembali lagi ke Shilin, tak afdol bila saya sendiri malah belum pernah berkujung ke stone forest versi negara kita."
Dan untuk menjawab rasa penasaran
saya dengan Rammang-Rammang, saya pun menjadikannya menjadi destinasi impian yang pertama saya
kunjungi begitu tiba di Sulawesi Selatan.
Rammang-Rammang…Namanya berasal
dari Bahasa Makassar, di mana kata rammang berarti awan atau
kabut. Jadi artinya sekumpulan awan atau kabut. Menurut cerita penduduk
setempat, tempat ini diberi nama Rammang-Rammang karena awan atau kabut yang
selalu turun, terutama di pagi hari atau ketika hujan.
"Selamat Datang di Wisata Rammang-Rammang, Gugusan Karst Kelas
Dunia". Tanpa peta panduan saya pun melangkah melewati gapura Desa
Salenrang. Seperti anak hilang berjalan
seorang diri menerjang cuaca terik Maros, menapaki jalanan sepi. Dua menit, 4
menit, 10 menit kemudian…Terpampang pilar-pilar batuan berwarna hitam berbagai
ukuran & bantuk berdiri kokoh di tengah persawahan padi yang baru saja
ditanam, berlatar perbukitan hijau, dan dinaungi langit cerah berawan. Melihatnya
energi kaki saya menjadi berlipat-lipat, rasanya ingin segera mendekat. Menyusuri pematang sawah & menyusup di
antara pilar -pilar
karst yang menjulang
tinggi.
Untuk bisa melihat betapa menakjubkannya panorama alam Rammang-Rammang, kita tak perlu membayar sepeser rupiah pun.
Gratis tanpa tiket masuk!! .
Sepi, tak seturistik yang saya
bayangkan, perasaan damai membuat saya betah berlama-lama saya mengelilingi
hutan batu ini.
|
Jalan Desa Salenrang
|
|
Persawahan berlatar perbukitan kapur nan hijau |
|
Potret alam Rammang-Rammang |
|
Pilar-pilar batu karst di antara pepohonan palem |
|
Karst |
|
Proses pembentukan jutaan tahun |
|
Dulunya mungkin daerah ini berada di dasar laut |
|
Kemudian pergerakan lempeng membuat batuan terangkat dan mengalami pelarutan |
|
Hingga jadilah mahakarya Nya |
|
Rammang - Rammang |
No comments:
Post a Comment