Assalamualaikum…Apa kareba kak?
Di postingan ini saya mau
bercerita tentang cerita perjalanan ke Sulawesi Selatan seminggu yang lalu. “Ciee ada yang baru dari Sulawesi toh?”.
Iya kak, setelah sekian lama punya
keinginan menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Pulau Sulawesi, akhirnya
kesampaian juga. Semakin mupeng apalagi ketika melihat foto-foto liburan teman
kerja se-engineering site Krassi yang
juga baru saja dari Toraja, sebut saja namanya bapak Mumun ( ini mah nama asli). Membuat saya
teracuni untuk segera mengangkat ransel ke Sulawesi Selatan, terutama ke Toraja. “Panorama alam Toraja tak
kalah indahnya dibanding pegunungan di negara Myanmar sana” Haha, begitulah captionnya pak
Mumun di medsos.
Provinsi Sulawesi Selatan menjadi
jejak pertama saya, menapakkan kaki di bumi Celebes ini. Jadi saya tak perlu
lagi beralasan mengapa belum pernah bertandang ke Pulau Sulawesi padahal hampir
5 tahun berdomisili di pulau tetangganya (Pulau Kalimantan) sedangkan Pulau Sri
Lanka nun jauh di selatan India sana saja sudah pernah dijabanin. Nah loh kak!
Kemana saja selama 4 hari di Sulawesi Selatan? Berikut ringkasan perjalanannya...
Hari
ke-1...Begitu mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin pagi hari, saya langsung bertandang ke hutan batu karst di Kabupaten Maros atau yang kita kenal dengan nama Rammang-Rammang. Menjelang
sore barulah saya ke kota Makassar, menuju Pod House, tempat saya bermalam. Penginapan
di tepian Pantai Losari ini menurut saya sangat
recommended terutama buat
low budget traveler seperti saya
(
reviewnya baca
di sini ).
Hari ke-2...Berjalan-jalan di Anjungan Pantai Losari, Fort Rotterdam dan menyambangi 2 pulau dekat Makassar
yaitu Lae-Lae dan Samalona. Kemudian malam harinya saya
pun berangkat Toraja. Bagi
kakak yang
pertama kalinya ke Toraja, jangan bingung jalan-jalan di Toraja dimulai dari mana?. Makale atau Rantepao?. Sekedar informasi, tempat-tempat wisata menarik Toraja berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tana Toraja (ibukotanya Makale) dan Kabupaten Toraja Utara (ibukotanya Rantepao). Jadi bisa saja kakak memulai perjalanan dari Makale terus ke utara menuju Rantepao atau sebaliknya. Nah, cerita perjalanan saya di Toraja dimulai dari Makale.
Hari ke-3...Bertandang ke Bukit Burake, Lemo, Kete' Kesu, dan kampung di atas awan "Batutumonga". Adalah Mama Rina Homestay, penginapan rumah tongkonan di Batutumonga ini per malamnya 150.000 IDR. Bisa menjadi pilihan penginapan bagi kakak yang ingin bermalam.
Hari ke-4....Dari Batutumonga
perjalanan berlanjut menuruni jalan lereng Gunung Sesean, mampir di Lempo,
kemudian kompleks batu megalit Bori’. Lanjut singgah di pasar
kerbau yang katanya terbesar dan termahal di dunia yaitu Pasar Bolu, Kota Rantepao.
Lanjut lagi Buntu Singki dimana dari puncak bukit ini tersuguh keindahan panorama Rantepao yang rugi rasanya bila terlewatkan. Kembali lagi ke Makale, dari
kota ini saya pun menyudahi perjalanan di Toraja. Besok paginya saya sudah harus
ada di Bandara Sultan Hasanuddin.
Peta Rute Perjalanan 4 Hari Bertandang ke Sulawesi Selatan
(Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Tana Toraja & Kabupaten Toraja Utara)
Transportasi apa yang digunakan selama berjalan-jalan di sana ?
Dari bandara ke hutan batu Maros lalu ke kota Makassar, saya menumpang transportasi umum yaitu pete-pete (sebutan untuk angkot), ojek dan pernah sekali naik taksi argo. Tarif pete-pete berkisar antara 5.000 IDR - 12.000 IDR (tergantung jarak kak, untuk jelasnya tanyakan saja langsung kepada bapak supirnya). Pengalaman ketika beberapa kali menaiki pete-pete, kok saya
merasa seperti terlempar ke tahun 1990-an ya kak #lhoo. Haha,, ini dikarenakan pete-pete yang saya naiki itu memutar lagu-lagu slow pop rock asal Negeri Jiran yang pernah ngehits pada masa itu. Berjalan kaki dari Anjungan Pantai
Losari ke Fort Rotterdam. Bergaya sok wisatawan berduit dengan menaiki perahu motor (berdua sama bapak motoris) ke Pulau Lae-Lae dan Salamona (pergi pulang dari dermaga dekat
Fort Rotterdam). Berkunjung ke 2 pulau ini
sebenarnya di luar rencana perjalanan saya (out
of itinerary gitu kak). Ketika bersantai menikmati sunset di Pantai Losari,
saya penasaran dengan pulau yang terlihat tak jauh dari pantai ini. Belakangan saya baru mengetahui nama pulau itu adalah
Pulau Lae-Lae. Dan ternyata masih banyak lagi pulau-pulau kecil yang memiliki panorama menawan di lepas pantai tak jauh dari kota Makassar.
Dari Makassar, perjalanan dilanjutkan menuju daerah
pegunungan utara Provinsi Sulawesi Selatan, Toraja. Perjalanan ini menempuh jarak 294 km dan membutuhkan dalam waktu kurang lebih 7 jam. Ada banyak sekali pilihan bus yang melayani Makassar - Toraja (pergi pulang) yang memberikan fasilitas super nyaman bahkan ada pula yang sangat mewah. Ke Toraja, saya menaiki bus Metro Permai, formasi kursi
2-1, ongkosnya 200.000 IDR, fasilitas bus AC, bantal, selimut, dan kursi super empuk dan nyaman. Dan untuk perjalanan pulang dari Toraja, saya menaiki
bus scania Primadona. Saya mengambil kursi yang bertarif 200.000 IDR, antar langsung sampai ke terminal keberangkatan
Bandara Sultan Hasanuddin. Perjalanan menaiki bus menuju/dari
Toraja dijamin sangat menyenangkan.
Bagaimana dengan transportasi selama Toraja?.
Postingan blog ini bisa menjadi referensi alternatif
transportasi lokal yang bisa
kakak gunakan untuk menjelajah tempat-tempat wisata di
Toraja. Beruntungnya selama saya di Toraja ada Agung (teman kerja
se-engineering site Krassi juga) yang kebetulan lagi cuti. Jadilah dia menjadi
guide, mengantar saya dengan sepeda motornya, mengunjungi tempat-tempat wisata primadona Toraja bahkan bersedia
menjadi photographer pribadi saya. Kalau saja tak ada Agung , mungkin saja saya akan menyewa dan menaiki motor sendirian di Toraja dan pastinya tersesat akan menjadi cerita utama perjalanan saya.
Hehe, terimakasih ya Gung!. Jangan bosan-bosan mengajak jalan "artis korea Krassi" #lol.
Bagaimana makanan di sana khususnya di Toraja kak ?
Saya pribadi mengenal beberapa nama kuliner khas dari Sulawesi Selatan, sebut saja coto makassar, sop konro, pallubasa, pisang epe (yang saya sebutkan ini adalah makanan kesukaan saya). Minuman khasnya ada sarraba susu (bandrek susu) dan yang paling membuat saya penasaran adalah minum kopi Toraja langsung di daerah asalnya. Jika
kakak sedang di Makassar, kuliner khasnya sangat mudah ditemukan di sepanjang jalan kawasan Pantai Lossari dan sekitarnya. Nah jika di Toraja, seperti yang kita ketahui bahwa mayoritas atau kurang lebih 94% dari penduduk Toraja beragama non muslim, buat
traveler muslim tak perlu khawatir tak bisa menemukan rumah makan halal disana. Sebut saja ada Rumah Makan Hj. Idaman yang lokasinya bersebelah dengan Masjid Raya Makale atau sekitar 100 dari bundaran Makale. Pilihan rumah makan halal di Toraja bisa dilihat
di postingan blog ini ya kak!.
No comments:
Post a Comment