Wednesday 18 May 2016

Kesyahduan Pagi di Pantai Losari, Makassar

Kesyahduan di Pantai Losari
Senin, 9 Mei 2016…Suasana pagi di Pantai Losari begitu berbeda dengan suasana tadi malam. Kemarin begitu meriah sedangkan pagi ini begitu lengang. Hanya ada beberapa orang berolahraga santai atau sekedar jalan-jalan menikmati segarnya udara pagi. Hembusan angin sepoi-sepoi dari arah Selat Makassar berpadu dengan suara debur ombak yang menerpa lembut tanggul pantai bagaikan irama syahdu yang membawa suasana hati terasa kian teduh. Saya suka Pantai Losari yang syahdu. Karena itu saya kembali berjalan menyusuri pelataran beton dari utara menuju ke selatan. Kesyahduan pagi hari membuat saya lebih fokus mengenal sudut-sudut di Pantai Losari yang mungkin terlewatkan oleh saya kemarin.

Pelataran beton (anjungan) sepanjang 1 km tepian Pantai Losari terdiri dari 4 anjungan yaitu Anjungan Toraja-Mandar, Anjungan Pantai Losari (anjungan yang ada beton kata “PANTAI LOSARI), Anjungan Bugis-Makassar, dan Anjungan Metro. Masing-masing anjungan hanya dipisahkan oleh sekat imajiner pembatas beton.

Anjungan Toraja-Mandar..Inilah pelataran paling utara dari kawasan Pantai Losari. Ciri khas anjungan ini yaitu terdapat beton kata berwarna merah “CITY OF MAKASSAR” diantara beton “TORAJA” dan “MANDAR”, ini menjelaskan bahwa Toraja dan Mandar adalah suku yang mendiami Provinsi Sulawesi Selatan. Desain anjungan dibangun dengan pola busur atau setengah lingkaran, diameter sekitar 230 meter. Di pelataran Toraja terdapat bangunan minatur rumah adat Toraja “tongkonan”, ada juga patung tedong bonga (kerbau belang di Toraja yang harganya sangat fantastis hingga ratusan juta ) dan patung perempuan penari dengan pakaian adat Toraja. Beranjak ke pelataran Mandar terdapat patung Pa'tenun. Patung Pa'tenun merupakan simbol bahwa suku Mandar terkenal dengan sarung sutra mandar atau lebih dikenal lipa' sabbe. Ada juga miniatur perahu Sandeq, inilah bukti sejarah ketangguhan masyarakat suku Mandar mengarungi lautan.

Anjungan Pantai Losari…Inilah pelataran paling terkenal di Pantai Losari yang sering dijadikan sebagai spot berfoto pengunjung. Katanya tak sah ke Makassar bila belum berfoto di depan beton kata “PANTAI LOSARI”. Sama seperti Anjungan Toraja-Mandar, desain anjungan ini juga dibangun dengan pola busur atau setengah lingkaran, diameter sekitar 140 meter. Dan di anjungan inilah sering dijadikan sebagai tempat panggung perhelatan akbar atau acara hiburan kota Makassar.

Saya di Pantai Losari

Anjungan Bugis-Makassar…Ciri khas anjungan ini yaitu terdapat beton kata berwarna merah “CITY OF MAKASSAR” diantara beton “BUGIS” dan “MAKASSAR”, ini juga menjelaskan bahwa Bugis dan Makassar adalah suku yang mendiami Provinsi Sulawesi Selatan. Desain pelataran juga dibuat dengan pola busur atau setengah lingkaran, diameter sekitar 250 meter. Di ujung selatan anjungan, sekitar 50 meter di atas laut berdiri kokoh Masjid Amirul Mukminin.

Anjungan Metro…Inilah pelataran paling selatan dari kawasan Pantai Losari. Berbeda dengan 3 anjungan sebelumnya, desain Anjungan Metro seperti pola pola mata gergaji dengan panjang sekitar 260 meter.

Jika 3 anjungan sebelumnya menjorok ke arah barat daya, Anjungan Metro menjorok ke arah barat laut. Jika kita melihat di peta google, keempat anjungan di Pantai Losari dibangun mengikuti garis pantai.

Potret kesyahduan pagi di Pantai Losari, Makassar....


Perahu tertambat di Pantai Losari
Anjungan Toraja
Anjungan Mandar
Suasana pagi nan lengang Pantai Losari
Berdiri di sini bagaikan mendengar irama syahdu
Sisa-sisa panggung acara di Anjungan Pantai Losari tadi malam
Anjungan Bugis
Anjungan Makassar
Adipura Kota Metro 2013
Makassar

No comments:

Post a Comment