Setelah mengunjungi Nami Island
dan Petite France, kami kembali ke Gapyeong Station di sore hari. Menaiki kereta subway ke Seoul demi mengejar waktu keberangkatan Seoul Night City
Tour Bus. Dengan rute perjalanan : Gapyeong Station, Gyeongchun Line
--> transit di Sangbong Station, berpindah jalur Junggang
Line --> transit di Hoegi Station, berpindah jalur ke Line
1 --> transit di Jong-no 3(sam)-ga
Station, bepindah jalur ke
Line 5 --> stop di Gwanghwamun Station,
Line 5. Dari Gwanghwamun Station keluar melalui Exit 6 menuju Donghwa Duty-free Shop. Nah di depan toko inilah halte
keberangkatan Bus Seoul
Night City Tour.
Monday 4 May 2015
Sunday 3 May 2015
Desa Sengkong : Rayuan Pohon Kelapa di Sungai Sesayap
Desa Sengkong : Rayuan Pohon Kelapa di Sungai Sesayap |
Desa Sengkong adalah salah satu desa di tepian Sungai Sesayap. Secara geografis Desa Sengkong termasuk ke dalam Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Karena sebagian besar desa-desa di Tana Tidung merupakan daerah aliran sungai (DAS), sarana transportasi air (seperti speed boat, long boat, dll) menjadi transportasi paling penting di sini.
Sekian tahun hidup di Kalimantan Utara, akhirnya saya pun berkesempatan berkunjung ke Desa Sengkong dalam rangka kondangan bermodus jalan-jalan :). Desa ini dapat dijangkau dengan menaiki speed boat dari Dermaga Desa Menjelutung (desa terdekat dari site lokasi kerja saya). Hanya butuh 15 menit untuk menyebrangi Sungai Sesayap, kita sudah sampai di Desa Sengkong. Salah satu pemandangan nan menyejukkan mata begitu tiba di Desa Sengkong adalah sambutan hamparan pepohonan kelapa yang tumbuh subur di sini. Cerahnya langit biru siang di Desa Sengkong semakin menambah pesona keindahan desa tepian Sungai Sesayap ini. Saya jadi teringat ref. lagu Rayuan Pohon Kelapa , ciptaan Bapak Ismail Marzuki . Suasanya juga mengingatkan saya pada "Tour Delta Mekong di Vietnam". Suasana di Kalimantan Utara Indonesia ini ternyata gak kalah indah juga kakak!!
Saturday 2 May 2015
Menginap di Ann Guesthouse, Seoul
Meskipun belum rela meninggalkan Gunung Seorak, kami harus bergegas menaiki
bus kembali ke The House Hostel, Sokcho
siang itu. Untungnya kami sudah check out
& packing rapi barang-barang bawaan kami
tadi pagi sebelum berangkat ke Seoraksan. Jadi tinggal menggambil titipan tas kami
& berpamitan dengan Mr. Yoo. Tak
lupa berfoto bersama di akhir perjumpaan.
Dari The House, kami berjalan kaki ke Sokcho Intercity Bus Terminal. Semakin siang ternyata udara kota Sokcho masih tetap dingin. Tentunya membuat perut semakin keroncongan. Kami pun membeli nasi seafood kemasan di minimarket GS25 yang berada tepat di seberang bangunan Sokcho Intercity Bus Terminal. Bayar dan langsung minta tolong kepada casier untuk dipanaskan di microwave yang disediakan minimarket. Tidak menunggu lama, nasi seafood hangat tersebut siap dimakan. Makan siang praktis sembari menunggu keberangkatan bus.
Dari The House, kami berjalan kaki ke Sokcho Intercity Bus Terminal. Semakin siang ternyata udara kota Sokcho masih tetap dingin. Tentunya membuat perut semakin keroncongan. Kami pun membeli nasi seafood kemasan di minimarket GS25 yang berada tepat di seberang bangunan Sokcho Intercity Bus Terminal. Bayar dan langsung minta tolong kepada casier untuk dipanaskan di microwave yang disediakan minimarket. Tidak menunggu lama, nasi seafood hangat tersebut siap dimakan. Makan siang praktis sembari menunggu keberangkatan bus.
Kembali ke Seoul
Bus yang akan membawa kami ke Seoul berangkat tepat waktu sesuai jadwal
yang tertera di tiket, pukul 14.30 Waktu Korea. Sebelumnya kami sengaja memesan kursi satu row paling belakang & kursi yang berdekatan supaya
duduknya tidak berjauhan. Perlahan bus bergerak meninggalkan kota Sokcho.
Friday 1 May 2015
Lagub Pagi Hari
Terkadang kita tidak menyadari keindahan alam ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala di sekitar kita. Di awal pagi, langkahkan kaki keluar dari rumah, melihat sekeliling, menatap langit, menghirup udara dan merasakan hangatnya cahaya mentari pagi. Betapa berlimpahnya nikmat hidup yang Allah berikan.
Pemandangan di awal pagi , Lagub. Dilihat dari "muster point" dormitory saya
Thursday 30 April 2015
When April Goes By "Sawori Gamyeon"
"When I close my eyes, a face appears. When I fall asleep, love in my dream. After April goes by, someone should leave. When May comes, someone should weep." ( SHINee Taemin - When April Goes By [translated lyrics])
Bagi saya lagu "When April Goes By" ini sangat cocok menggambarkan suasana hati yang tak ingin bulan April cepat berlalu. Hyaaa,,ngomong apa sih kakak. Lagu pop Korea yang dirilis di akhir tahun 1960-an ini konon menurut informasi yang ada sangat tenar dijamannya. Dinyanyikan oleh Patti Kim, seorang penyanyi legenda wanita Korea Selatan. Di tahun 2012, When April Goes By" diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh Lee Taemin (member boyband SHINee) di acara televisi "KBS Immortal Song 2". Saya memang belum pernah mendengar versi asli nya tetapi begitu mendengar suara Taemin, saya langsung suka.
Bagi saya lagu "When April Goes By" ini sangat cocok menggambarkan suasana hati yang tak ingin bulan April cepat berlalu. Hyaaa,,ngomong apa sih kakak. Lagu pop Korea yang dirilis di akhir tahun 1960-an ini konon menurut informasi yang ada sangat tenar dijamannya. Dinyanyikan oleh Patti Kim, seorang penyanyi legenda wanita Korea Selatan. Di tahun 2012, When April Goes By" diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh Lee Taemin (member boyband SHINee) di acara televisi "KBS Immortal Song 2". Saya memang belum pernah mendengar versi asli nya tetapi begitu mendengar suara Taemin, saya langsung suka.
If it is love, it is too heartless. If you love me, don’t go away. After April goes by, someone should leave. When May comes, someone should weep.
Wednesday 29 April 2015
It's Cold "Chuwoyo"
"When you're in
pain from love, tears are the medicine. You have no faults but you keep saying
that you're sorry. Don't cry for me. It's alright, i understand it all . You're
such a crybaby. How can i let you go if you're so soft?." ( Song
Ji Eun - It's Cold [translated lyrics])
Ketika kamu sakit
karena cinta, air mata adalah obatnya. Kamu tidak mempunyai salah tapi kamu
tetap mengatakan maaf. Jangan menangis
untukku. Tidak apa-apa, aku mengerti semuanya. Kamu seperti anak cengeng. Bagaimana bisa aku
melepaskanmu jika kamu terlalu lembut?
Monday 27 April 2015
Daftar Restoran Halal di Korea Selatan
Korea Selatan merupakan surga
berbagai macam kuliner yang menggungah selera. Namun, bagi traveler muslim menemukan makanan halal di
negara yang mayoritas penduduknya non muslim ini tentunya bukan hal
yang gampang. Karena daging babi adalah bahan yang sangat umum digunakan di
Korea Selatan. Belum lagi kesulitan berkomunikasi dengan penjual makanan yang
sebagian besar tidak bisa berbahasa Inggris. Mengharuskan kita untuk ekstra hati-hati
dalam mengkonsumsi makanan dan jajanan jalanan yang kemungkinan besar
tidak halal.
Sebelum berangkat traveling ke Korea Selatan, jangan lupa
menghafalkan kalimat "저는
돼지고기 안 먹어요
, jeoneun dwaejigogi an
meog-eoyo" (Saya tidak makan daging babi). Setiap kali membeli makanan
saya mengucapkan kalimat ini, memastikan apakah makanan yang dibeli mengandung
babi atau tidak. Meskipun disambut dengan tatapan bingung si penjual karena kalimat Korea yang saya
lafalkan terdengar aneh,, mungkin #lol.
Sebagai referensi traveler muslim sekalian untuk menemukan
makanan halal, berikut daftar restoran halal di Korea Selatan.
Sunday 26 April 2015
Daftar Mesjid & Musholla di Korea Selatan
Buat traveler muslim yang berencana keliling Negeri Ginseng, berikut adalah referensi tempat beribadah atau tempat bersilaturahmi sesama muslim. Berikut daftar masjid, Islamic Center, musholla atau ruang shalat yang tersebar di penjuru Korea Selatan.
Masjid & Islamic Center
- The Seoul Central Mosque : 39, Usadan-ro 10-gil, Yongsan-gu, Seoul. 02-793-6908
- Islamic Center Pocheon : 9, Solmoru-ro 98beon-gil, Soheul-eup, Pocheon-si, Gyeonggi-do. 031-542-4696
- Masjid Paju : 89-52, Tongil-ro 620beon-gil, Wollong-myeon, Paju-si, Gyeonggi-do. 031-946-2110
- Masjid Bupyeong: 5, Majang-ro, Bupyeong-gu, Incheon. 032-512-2612
- Masjid Ansan : 16-1, Wongokgongwon-ro, Danwon-gu, Ansan-si, Gyeonggi-do. 031-492-1948
- Masjid Anyang Rabita : 45, Samdeok-ro 37beon-gil, Manan-gu, Anyang-si, Gyeonggi-do. 031-444-7757
- Masjid Gwangju : 10, Yeokdong-ro 34beon-gil, Gwangju-si, Gyeonggi-do. 031-761-3424
- Masjid Abu Bakr al Siddiq Jeonju : 31, Baekdong 6-gil, Deokjin-gu, Jeonju-si, Jeollabuk-do. 063-243-1483
- Masjid Usman Daegu : 3, Waryong-ro 54-gil, Dalseo-gu, Daegu. 053-523-2171
- Masjid Al-Fatih Busan : 113-13, Geumdan-ro, Geumjeong-gu, Busan. 051-518-9991. www.busanislam.or.kr
- Islamic Center Jeju : 1208, Jeonghan Office Hotel, 42, Noyeon-ro, Jeju-si, Jeju-do. 064-712-1215
Selain itu, ada sekitar 50-60 masjid temporer di seluruh Korea antara lain di Gwangju Provinsi Jeolla, Dongan, Incheon, Daegu, Macheon, Maseog, dan Kimpo.
Wednesday 22 April 2015
Dream "Kkum"
"Apa impian kalian?”
“Kalian mungkin ingin
menyerah pada impian kalian karena kesulitan yang kalian hadapi. Kalau kalian
sedang mengalami masa-masa itu, majulah perlahan-lahan tapi jangan mundur.
Tentu saja impian kalian itu terasa masih jauh dari sekarang. Tapi kalau terus maju
menuju impian maka suatu hari kalian akan bisa meraih impian tersebut."
"Lihatlah keluar, kalau kalian merasa sedih atau stres kalian bisa
melempar semua perasaan itu ke langit. Untuk menggapai impian kalian, ayo kita meneriakkan semangat!!"
"Semangat...Semangat!!"
Spring "Bom"
"Spring, spring, spring, spring has come. With that scent of
when we first met. The tree next to the bench that you sat on is still there. I
thought I’d forget about it as time went by but. Even as I said that, I knew it
wouldn’t happen." ( Roy Kim - Bom Bom Bom [translated lyrics])
Salah satu lagu pop Korea
kesukaan saya adalah lagu yang dinyanyikan oleh Roy Kim ini. Roy Kim adalah
pemenang acara pencarian bakat Mnet's Superstar K4 2012. Bom Bom Bom ditulis dan
dikomposer sendiri oleh Roy Kim. Dirilis pada tanggal 22 April 2013, lagu ini
dengan cepat merajai chart
musik Korea Selatan. Lirik sederhana lagu ini sangat catchy
(menarik) untuk didengar dan sesuai dengan musimnya, spring.
Sunday 19 April 2015
Bertemu Salju Musim Semi di Seoraksan, Korea
Salah satu cerita paling seru
dari perjalanan Korea Selatan adalah ketika bertemu salju “beneran”
untuk pertama kalinya. Beruntung sekaligus norak, hehe!!. Ke Korea saat musim semi, siapa
sangka bukan hanya melihat cherry blossom dan bunga-bunga bermekaran
tetapi juga melihat hamparan salju putih yang memang belum pernah saya lihat
sebelumnya.
Salju Musim Semi di Seoraksan |
Setelah membeli tiket bus kembali
ke Seoul di Sokcho Intercity Bus Terminal, kami lanjut berjalan ke halte bus
dekat The House. Dari sini lah kami menaiki bus bernomor 7 menuju Seoraksan.
Harga tiket bus nya 1.100 won (sekali jalan). Ohh iya, pembayaran
ongkos bus Sokcho, tidak bisa menggunakan T-money (2013). Pembayaran dilakukan dengan
memasukkan uang tersebut ke wadah bening tertutup yang terletak di pintu masuk
bus persis di samping kursi supir. “Bayarlah uang pas karena supir tidak
menyediakan uang kembalian!” Begitu tips dari Mr. Yoo tadi malam.
Thursday 16 April 2015
Morning Walk in Sokcho
Sokcho adalah sebuah kota kecil di Provinsi Gangwon-do, Korea Selatan. Wilayah seluas 105.25 km2 ini sebelah timur berhadapan langsung
dengan Laut Timur Semenanjung Korea dan sebelah barat dilingkupi Rangkaian
Pegunungan Tabaek (Taebaek Mountain Range) dengan puncak tertingginya Gunung
Seoraksan (1,708 m). Keberadaan Laut Timur dan Gunung Seoraksan ini menjadikan
Sokcho menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Korea Selatan. The
Sky to Sea Activity. Dari wisata alam pegunungan hingga wisata bahari ada di
sini.
Pagi itu Mr. Yoo mengatakan bahwa telah terjadi hujan salju di daerah
Gunung Seoraksan tadi malam. Seketika raut muka kami berbinar-binar mendengar
kata SALJU tersebut. Huaahhh...Siapa sangka berkunjung ke Korea saat musim semi, kami berkesempatan
melihat salju. Benar-benar beruntung....gak perlu menunggu winter lagi kan.
Sebelum berangkat ke Seoraksan, kami berjalan kaki ke Sokcho Intercity Bus Terminal terlebih dulu untuk membeli tiket bus kembali ke Seoul di siang
harinya. Sembari melihat-lihat suasana Sokcho di pagi itu. Kami menyusuri jalanan Sokcho yang terlihat
masih lengang. Sangat sepi dan kompeks pertokoan masih tutup. Mobil-mobil
terparkir di tepi-tepi jalan. Sangat jauh berbeda dengan suasana Seoul yang tak
pernah tidur, selalu ramai & sibuk bahkan di awal pagi.
Kami pun bebas menguasai jalan untuk berfoto-foto. Apalagi begitu
melihat view Gunung Seoraksan nun jauh di sana terlihat memutih tertutup
salju. Udara dingin bukan hambatan untuk menikmati keindahan kota Sokcho di
pagi itu. Hahhh,,,rasanya seperti di drama-drama Korea yang saya tonton itu. Suasana
Korea seperti di Sokcho inilah yang sangat saya sukai.
Tuesday 14 April 2015
Menginap di The House Hostel, Sokcho
Di Sokcho Intercity Bus Terminal , saya pun bertemu
kembali dengan “Medi, Septi, Mb Laras, Mb Mona, Mb Yetty, Mb Khaira, Tante dan
Om Mbak Khaira” (sengaja menyebut nama mereka satu-persatu, ketika cerita ini
ditulis mendadak saya menjadi rindu momen-momen bersama
mereka di Korea :D). “Mereka apa kabar ya sekarang?”. How time flies,
it seems like yesterday.
The House Hostel adalah hostel
tempat kami menginap selama 1
malam di Sokcho. Bagi traveler yang pernah berkunjung ke Sokcho, pastilah merekomendasikan hostel ini. Perlu diketahui bahwa permintaan booking kamar/bed The House Hostel sangat tinggi . Supaya menghindari kehabisan kamar (full booked), lebih baik melakukan reservasi online jauh-jauh hari. Kami saja
yang melakukan pemesanan melalui www.hostelbookers.com
3 bulan sebelum kedatangan kami di Sokcho,
nyaris tidak mendapat kamar saat itu. Informasi lebih lanjut mengenai jenis
kamar dan harganya dapat dilihat di link berikut : Reservation Guide of The House Hostel Sokcho.
Welcome to The House |
Dari Hujan Air di Seoul Hingga Hujan Salju di Sokcho
06 April 2013...
Sejak pagi hujan tak kunjung berhenti mengguyur Seoul. Traveling di saat hujan mengakibatkan mobilitas menjadi terbatas. Setelah menjelajah Bukchon Hanok Village dan Insadong siang itu, hujan bukannya reda malah semakin deras. Temperatur udara bahkan menyentuh angka 2 derajat celcius. Udara dingin semakin menusuk hingga ke tulang. Membuat langkah kaki semakin berat. Saya pun memutuskan untuk menyudahi walking tour dan berangkat lebih awal ke Dong Seoul Bus Terminal.
Sejak pagi hujan tak kunjung berhenti mengguyur Seoul. Traveling di saat hujan mengakibatkan mobilitas menjadi terbatas. Setelah menjelajah Bukchon Hanok Village dan Insadong siang itu, hujan bukannya reda malah semakin deras. Temperatur udara bahkan menyentuh angka 2 derajat celcius. Udara dingin semakin menusuk hingga ke tulang. Membuat langkah kaki semakin berat. Saya pun memutuskan untuk menyudahi walking tour dan berangkat lebih awal ke Dong Seoul Bus Terminal.
Tujuan saya hari ini adalah
melanjutkan perjalanan ke kota Sokcho. Bertemu kembali dengan teman-teman
yang berpisah penerbangan di Jeju tadi pagi.
Dong Seoul Bus Terminal berada di timur kota Seoul. Melayani Express Bus dan Intercity Bus dengan tujuan kota-kota di provinsi Gyeonggi,
Gangwon, Gyeongsang, Chungcheong, dan Jeolla. Dong Seoul Bus Terminal dapat diakses dengan Seoul Subway Line No.2 menuju Gangbyeon
Station. Keluar dari stasiun melalui Exit
4, gedung terminal ini berada di seberang Gangbyeon Station, hanya berjarak 50 meter .
Di lantai dasar gedung terminal berjejer loket-loket besar tempat pembelian
tiket ke berbagai tujuan kota. Saya pun langsung mengantri membeli tiket. Saya menanyakan
ke petugas loket mengenai jadwal keberangkatan bus ke Sokcho. Karena petugas tersebut
tidak bisa berbahasa Inggris, membuat saya harus menggunakan bahasa tubuh. “SOKCHO
FOR ONE PERSON, PLEASE”. Satu tiket bus tujuan
Sokcho, seharga W 17.300, dan jadwal keberangkatan pukul 04.00 pm akhirnya
saya dapatkan. Di tiket tertera
informasi nomor peron (platform) keberangkatan. Untuk memastikan kembali lokasi peron
keberangkatan bus Sokcho, saya bertanya ke bagian informasi terminal. Dengan
berbahasa Inggris aksen Korea yang kental (Konglish), si petugas informasi menjelaskan
pertanyaan yang saya ajukan.
Karena masih ada waktu sekitar 1.5
jam sebelum keberangkatan bus, saya
pun mengisi waktu dengan berkeliling gedung terminal. Terdapat toko buku, coffe shop, supermarket, dan berbagai
fasilitas lainnya. Kebersihan terminal
bus Korea sangat terjaga, terlihat dari toilet terminal yang bersih. Suasana terminal sangat ramai. Sejauh mata memandang
hanya terlihat perawakan orang lokal Korea saja. Saya sendiri jelas terlihat
stranger *mungkin* di mata mereka.
Di sini saya mendapat teman baru dari pertemuan tak sengaja di Dong Seoul Bus
Terminal . Di tengah keramaian, tiba-tiba
saya dihampiri dan ditanyai oleh 2 orang wanita muda Korea. Entah karena rasa
keingintahuan mereka atau karena kasihan
melihat ekpresi wajah saya yang “alone” sendiri ini di tengah lautan manusia
Korea ini. Singkat cerita... saya pun berkenalan dengan mereka, namanya Hani & Youngju.
Cerita dan bercerita... Mereka adalah mahasiswa yang sedang melakukan kampanye
keagamaan untuk mengurangi tingginya angka bunuh diri di kalangan anak muda Korea.
Mungkin karena obrolan kami nyambung dan seru, Hani pun meminta bertukar ID
Kakao."Hahhh,,senangnya bisa berkenalan dengan mereka :)". Cerita lebih lengkap akan saya posting
di bagian berbeda.
Saya sudah berada di peron, 30
menit sebelum jadwal keberangkatan. Duduk di kursi tunggu yang
tersedia bersama penumpang lainnya. Seorang haraboji (kakek) di sebelah kursi
saya terlihat sangat penasaran melihat penampian alien/asing saya. Beliau pun bertanya
mengenai darimana asal saya, sedang apa
di Korea, dan berbagai pertanyaan lainnya dengan berbahasa Konglish yang juga kental. Saya pun menjawab pertanyaan kepo haraboji (tak lupa dengan senyum khas saya :)). Bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang
dan parkir di peron. Penumpang bergegas naik ke dalam bus karena bus tujuan
Sokcho jam 04.00 pm tersebut segera berangkat. Supir memeriksa karcis tiket satu persatu penumpang
di dalam bus. Tidak menunggu bus terisi penuh penumpang, bus pun berangkat tepat waktu.
Saya duduk di kursi sesuai nomor yang tertera di tiket saya. Ruang kabin
bus terlihat sangat luas dan nyaman sekali. Kursi-kursi bus terlihat banyak
yang kosong. Beberapa orang penumpang bus adalah pemuda yang memakai baju
tentara Korea. Teringat di terminal Dong Seoul Bus tadi juga banyak pemuda "oppa (abang)"
Korea berseragam tentara hilir mudik. Saya pun langsung teringat info yang pernah
saya baca bahwa salah satu lokasi pendidikan wajib militer Korea Selatan berada
di Sokcho. Hmmm...sepertinya di Sokcho nanti saya harus mengalokasikan waktu
untuk melihat-lihat lokasi pelatihan wamil, manatahu bisa ketemu artis Korea yang sedang wamil. lol
#Day6 Perjalanan dari Seoul Menuju Sokcho
Saturday 11 April 2015
Cuci Mata di Insadong
Insadong terletak tidak jauh
dari Bukchon Hanok Village. Dari Anguk Station (Seoul Subway
Line 3, Exit 6), cukup berjalan kaki sekitar 100 m, kemudian belok
kiri. Atau bisa diakses dari Jonggak Station (Seoul Subway Line
1, Exit 3). Dari Jonggak Station, berjalan kaki sekitar 300 m,
kemudian belok kiri di 4 persimpangan jalan, lanjut lagi berjalan kaki sekitar 100 m, Jalan Insadong (Insadong – gil) berada di sisi kiri jalan.
Pada masa Dinasti Joseon (1392-1910), Insadong- gil merupakan Dohwawon
yaitu tempat belajar bagi pelukis kerajaan. Wilayah ini berkembang menjadi
pusat seni bagi pelukis & pengrajin. Para pecinta seni tersebut kemudian mendirikan toko di
sepanjang jalan Insadong. Berbagai kerajinan rakyat seperti tembikar dan
lukisan dijual di tempat ini. Hingga saat ini Insadong telah menjelma menjadi salah
satu pusat barang-barang antik/tradisional khas Korea. Bangunan-bangunan toko
modern berdampingan dengan bangunan-bangunan tradisional Korea semakin menambah
keunikan Insadong.
Wednesday 8 April 2015
Pesona Langit Sesayap Siang Hari
Saya tidak pernah membenci terik mentari siang di tambang
karena pemandangan langit biru dan awan putih menggumpal di atasnya adalah
alasan untuk saya tetap tersenyum bahagia. Betapapun beratnya pekerjaan,
lihatlah hadiah maha indah yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala di langit. Bersyukur itu indah!. Bersyukur adalah
cara sederhana untuk bahagia . :)
Bukchon Hanok Village, Kampung Tradisional Korea di Tengah Himpitan Beton Seoul
Sebagai ibukota negara Korea Selatan, Seoul merupakan salah satu kota metropolitan terpadat di dunia. Lebih dari 10 juta orang hidup dalam area seluas 605.21 km² ini . Seoul juga tercatat sebagai peringkat ke-9 kota dengan jumlah gedung pencakar langit terbanyak di dunia. Perkembangan modernitas gedung-gedung beton yang terbilang sangat pesat, tidak lantas membuat Seoul kehilangan identitas arsitektur tradisional Korea nya .
Bukchon Hanok Village merupakan rumah bagi ratusan rumah tradisional Korea yang disebut 'hanok'. Dinamai 'Bukchon' yang berarti desa utara karena letaknya di bagian utara Cheonggyecheon Stream dan Jongno. Perkampungan hanok bagi bangsawan kerajaan ini sudah ada sejak jaman Dinasti Joseon, ratusan tahun yang lalu . Meskipun lokasinya kini terhimpit beton Seoul, keberadaan hanok-hanok di Bukchon tetap dilestarikan dan dijaga dengan baik.
Tuesday 7 April 2015
Dream Mate in Flight, Jeju - Gimpo
Prolog...Bagi para pecinta drama Korea sejati pastinya sudah menonton salah satu drama lawas "Full House" yang sangat booming di jamannya. Hyaa,,ketahuan sudah tua ya kak. Diceritakan bahwa scene pertemuan pertama kali Han Jieun dan Lee Youngjae terjadi di sebuah penerbangan menuju Shanghai, China. Gadis biasa dan aktor tampan terkenal Korea ini duduk bersebelahan. Berawal dari hanya sebatas teman sebangku di dalam pesawat, hubungan mereka pun berubah menjadi pasangan hidup yang endingnya hidup saling mencintai.
Monday 6 April 2015
Drama ke Bandara Jeju
Jeju International Airport |
Setelah mati suri dalam waktu yang sangat lama, saya pun kembali bersemangat menulis lanjutan cerita pengalaman traveling saya selama 10 hari di Korea Selatan, 2 tahun lalu. Traveling sebentar saja, tetapi memposting ceritanya lama banget ya kakak!! :)) #mianhaeyo. Mari kita berflashback ke waktu itu....
Jeju, 06 April 2013
Adalah hari terakhir kami di Jeju. Di awal pagi, kami mulai menyibukkan diri bersiap-siap sebelum ke bandara. Free breakfast dari SUM Guest House berupa roti bakar dengan selai berbagai pilihan rasa dan minuman susu atau jeruk khas Jeju, tak boleh dilewatkan.
Jadwal penerbangan kami terbagi ke 2 waktu. Sebagian besar take off nya (Mbak Mona, dkk) jam 08.30 pagi Waktu Korea, dan sisanya (termasuk saya) take off 1 jam kemudian. Dengan pertimbangan waktu tempuh menaiki bus dari SUM menuju bandara sekitar 25 menit, kami bersembilan pun sepakat untuk menaiki bus bersama-sama menuju Bandara Jeju sekitar jam 7 pagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)