Saturday 2 May 2015

Menginap di Ann Guesthouse, Seoul

Meskipun belum rela meninggalkan Gunung Seorak, kami harus bergegas menaiki bus kembali ke The House Hostel, Sokcho siang itu. Untungnya kami sudah check outpacking rapi barang-barang bawaan kami tadi pagi sebelum berangkat ke Seoraksan. Jadi tinggal menggambil titipan tas kami & berpamitan dengan Mr. Yoo.  Tak lupa berfoto bersama di akhir perjumpaan.

Dari The House, kami berjalan kaki ke Sokcho Intercity Bus Terminal. Semakin siang ternyata udara kota Sokcho masih tetap dingin. Tentunya membuat perut semakin keroncongan. Kami pun membeli nasi seafood kemasan di minimarket GS25 yang berada tepat di seberang bangunan Sokcho Intercity Bus Terminal. Bayar dan langsung minta tolong kepada casier untuk dipanaskan di microwave yang disediakan minimarket. Tidak menunggu lama, nasi seafood hangat tersebut siap dimakan. Makan siang praktis sembari menunggu keberangkatan bus.

Kembali ke Seoul
Bus yang akan membawa kami ke Seoul berangkat tepat waktu sesuai jadwal yang tertera di tiket, pukul 14.30 Waktu Korea. Sebelumnya kami sengaja memesan kursi satu row paling belakang & kursi yang berdekatan supaya duduknya tidak berjauhan. Perlahan bus bergerak meninggalkan kota Sokcho.

Sehari lebih di Sokcho memang terasa sangat kurang. Memori keindahan Gunung Seorak, suasana damai dan tenang kota Sokcho, keramah tamahan penduduknya sungguh tidak akan terlupakan. Saya malah penasaran karena kami tidak memilki waktu lebih untuk menjelajah Abai Village, perkampungan Korea Utara yang terkenal itu. Belum sempat menyusuri keindahan pantai timur Semenanjung Korea, makan kuliner seafood Sokcho, dan berinteraksi lebih dengan penduduk lokal. Hmmm, ini adalah alasan yang membuat saya ingin kembali lagi ke Sokcho suatu hari nanti. Amin!!

Saya melempar pandang jauh menembus jendela kaca bus. Hamparan Pegunungan Tabaek yang tadinya terlihat begitu gagah, lama kelamaan semakin mengecil. Puncak bersalju yang tadinya kelihatan jelas kini mulai hilang dari pandangan. 

Bus berjalan lancar menyusuri jalan Provinsi Gangwon. Dari Sokcho ke Seoul itu berjarak 201 km dan lama perjalanan menggunakan bus umum hanya sekitar 3 jam saja. Rupanya yang membuat waktu perjalanan transportasi di Korea Selatan bisa diprediksi dengan tepat adalah karena budaya perilaku on time masyarakatnya dan yang paling penting kondisi jalan raya antar provinsi/daerah di sini sangat bagus. Untuk memperpendek jarak, jalan antar daerah dibuat lurus, mulus dan lebar bak selebar jalan tol di ibukota Jakarta. Jarang ditemukan jalan berkelok-kelok terutama di daerah kontur dataran tinggi, kebanyakan dibuat jalan terowongan membelah perbukitan. Sebuah solusi yang cerdas untuk memperpendek jarak. Semakin mendekati daerah perkotaan jalan raya dibuat lebih lebar dan (jalan tol bebas hambatan) dibanding jalan daerah. Telat karena macet!! Sepertinya ini adalah alasan yang tidak biasa dalam kamus perjalanan Korea Selatan.

Maksud hati mengobrol dengan mereka tentang pengalaman seru kami tadi di Sokcho, namun mereka telah tertidur pulas. Kelihatan sekali teman-teman saya ini kelelahan. *puk puk*

----
Begitu kami sampai di Dong Seoul Bus Terminal, kembali disambut suasana hiruk pikuk Seoul. Style berjalan cepat ala manusia kota Seoul membuat kami spontan meniru mereka, berjalan cepat menuju subway Gangbyeon Station. Tujuan kami adalah  Hongik University Station. Tidak perlu transit karena Gangbyeon Station dan Hongik University Station berada di jalur subway yang sama, line number 2.




Menginap di Ann Guesthouse
Penginapan kami selama 2 malam di Seoul adalah di Ann Guesthouse. Ann Guesthouse merupakan salah penginapan yang bertempat di sebuah gedung apartemen, kawasan Hongik University atau yang biasa dikenal kawasan Hongdae. Telah banyak referensi yang menyarankan untuk memilih penginapan di kawasan Hongdae. Lokasinya sangat dekat dengan subway Hongik University Station sehingga mudah untuk menjelajah kota Seoul dan subway ini terhubung langsung ke Incheon Airport. Suasana Hongdae menarik karena dikenal sebagai lokasi hangout anak muda Korea. Dan tentu saja harga penginapannya termasuk murah di Seoul, rate kamar tipe mixed dormitory sekitar 20.000 won per malam per orang.

Sangat mudah menemukan lokasi gedung Ann Guesthouse, keluar dari Hongik University Station melalui exit 1, dari sini langsung terlihat gedung apartemen dengan penanda Dunkin Donats di lantai pertama. Ann Guesthouse berada di lantai 5. Kami pun langsung menuju ruangan 514 untuk check in.

Sebelumnya Mbak Mona memesan kamar via online Ann Guesthouse hanya untuk 5 orang saja. Namun mendadak saya,Septi, Mbak Yetty dan Medi membatalkan perjalanan kami ke Busan dan ikut bergabung dengan rombongan Mbak Mona kembali ke Seoul. Daripada terpisah kamar, Ann kemudian menyarankan kami menginap di kamar tipe dormitory  tetapi hanya diisi oleh kami bersembilan saja. Para wanita menempati kasur ruangan bawah sedangkan Medi dan Om “Mbak Khaira” menempati kasur ruangan atas yang terhubung oleh tangga kayu.

Terdapat kamar mandi di dalam,sebuah layar komputer datar yang berfungsi sebagai akses internet dan menonton siaran televisi Korea. Ann mengajari kami cara menggunakan remote untuk memindahkan penggunaan monitor dari akses internet ke saluran tv atau sebaiknya. Wifi, air minum dispenser dan sarapan tersedia gratis. Terdapat brosur wisata kota Seoul dan penawaran wisata travel agent. Kondisi kamarnya lumayan luas, nyaman dan bersih, dan yang paling saya suka karena kami mendapat kamar yang jendelanya menghadap ke jalan, Yanghwa-ro. Jadi bisa bebas memandang keadaan sekitar Hongik dari dalam kamar.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai lokasi, harga, fasilitas dan reservasi kamar Ann Guesthouse klik http://www.annguesthouse.co.kr/.

Sejenak kami berberes sekedar membersihkan diri, shalat  ataupun sekedar beristirahat sebentar. Di malam harinya, kami sepakat untuk mengunjungi Itaewon dan Namsan Seoul Tower .

No comments:

Post a Comment