Monday 6 April 2015

Drama ke Bandara Jeju

Jeju International Airport
Setelah mati suri dalam waktu yang sangat lama, saya pun kembali bersemangat menulis lanjutan cerita pengalaman traveling saya selama 10 hari di Korea Selatan, 2 tahun lalu.  Traveling sebentar saja, tetapi memposting ceritanya lama banget ya kakak!! :)) #mianhaeyo. Mari kita berflashback ke waktu itu....

Jeju, 06 April 2013
Adalah hari terakhir kami di Jeju. Di awal pagi, kami mulai menyibukkan diri bersiap-siap sebelum ke bandara. Free breakfast dari SUM Guest House berupa roti bakar dengan selai berbagai pilihan rasa dan minuman susu atau jeruk khas Jeju, tak boleh dilewatkan.

Jadwal penerbangan kami terbagi ke 2 waktu. Sebagian besar take off nya (Mbak Mona, dkk) jam 08.30 pagi Waktu Korea, dan sisanya (termasuk saya) take off 1 jam kemudian. Dengan pertimbangan waktu tempuh menaiki bus dari SUM menuju bandara sekitar 25 menit, kami bersembilan pun sepakat untuk menaiki bus bersama-sama menuju Bandara Jeju sekitar jam 7 pagi.

From SUM Guest House to Jeju Airport , based on Google Map

Satu hal yang tidak kami perhitungkan adalah Jeju diguyur hujan pagi itu. Terbayang kan betapa hebohnya kami saat hujan begitu. Membawa barang bawaan super jumbo, berpayung, berjalan kaki menerjang hujan,  menuju halte bus terdekat. Baju yang kami kenakan sedikit basah terkena air hujan.

Beruntung sampai di halte bus, tidak menunggu lama,  bus Nomor 100 tujuan Bandara Jeju berhenti. Masuk ke dalam bus, tempelkan kartu T-money ke scanner mesin pembayaran, duduk. Hujan tentunya membuat laju bus lebih  lambat dibanding saat cuaca cerah. "Semoga saja perkiraan 25 menit sampai di bandara tepat".
...
Melirik jam di handphone, menunjukkan 07.30 pagi Waktu Korea. "Ini dimana, kok belum sampai di bandara?" mungkin seperti inilah pemikiran di setiap kepala kami. "Atau salah naik bus...ehhh,,gak mungkin ini adalah bus bernomor sama yang kami naiki  2 hari sebelumnya". Salah seorang dari kami memastikan ke bapak supir bus. Singkat kata bertanya dalam bahasa Inggris, "Apakah benar ini bus ke bandara?". Kami semuanya kompak menatap ke depan, menunggu jawaban si bapak supir. Lalu si bapak geleng-geleng kepala. Memastikan kembali dengan mengulang pertanyaan yang sama. Dan jawaban si bapak supir tetap geleng-geleng kepala. 

Seandainya ada penumpang lain di bus ini, kami bisa memastikan kembali apakah benar bus ini tidak menuju ke Bandara Jeju. Sugesti di kepala kami semua bahwa kami memang salah naik jalur bus. Salah bus!!! Seketika kami pun meminta turun ke bapak supir.

Kembali melirik jam di handphone,  kini menunjukkan 07.45 pagi Waktu Korea. Kami terdampar di tepi jalan antah berantah Jeju. Di saat hujan belum kunjung reda. Cara tercepat menuju bandara adalah naik taksi. Mbak Mona, dkk harus secepat tiba bandara karena jadwal pesawat take off tinggal 40 menit lagi.

Tiga buah taksi yang lewat langsung kita hentikan. Setiap taksi untuk 3 orang. Saya masuk ke taksi yang terakhir berangkat. "Ajeossi, Jeju Airport!!" kata saya ke bapak supir. Si bapak bukannya langsung menancap gas mobilnya malah pasang ekspresi wajah bingung. " Apa si bapak supir ini juga tidak mengerti bahasa Inggris". Kita bertiga kompak berkata "JEJU AIRPORT"....Dan lagi-lagi si bapak pasang wajah bingung. Bingung!! Terlintas di pikiran untuk membuka aplikasi bahasa Korea di android. Saya pun mengeja kalimat "Ajeossi, gonghang haseyo!!",  barulah si bapak supir mengerti.

Sepanjang jalan menuju bandara Jeju masih harap-harap cemas. Apakah si bapak supir mengerti apa yang kita sampaikan bahwa kita meminta secepatnya diantar ke Terminal Keberangkatan Domestik. Kita masih berada di taksi ketika waktu sudah menunjukkan 08.00 pagi Waktu Korea atau 30 menit sebelum keberangkatan. Padahal menurut aturan, check in keberangkatan domestik akan ditutup 40 menit sebelum keberangkatan. Mbak Mona dan lainnya mungkin sudah pasrah apabila ketinggalan pesawat. Yang penting tiba dulu di bandara secepat mungkin.

"Ajeossi, gonghang haseyo!!"
Jam 08.10 pagi Waktu Korea. Kami akhinya sampai di Terminal Keberangkatan Domestik, Bandara Jeju. Bayar tagihan taksi, tak lupa mengucapkan kamsahamnida (terimakasih) ke bapak supir.

Di gate domestic departure Jeju Airport...Saya pun berpisah dengan Mbak Mona, Mbak Yetty, Medi, Septi dan lainnya di sini. Tidak ada acara berfoto-foto bersama, hanya ucapan singkat "Sampai bertemu di Sokcho". Mereka harus secepat kilat menuju konter Jeju Air. Membayangkan mereka belum check in, belum ngedrop barang bagasi, dan lainnya. Semoga saja masih diterima check in...Semoga!!

....
Kami bertemu kembali di Sokcho.

Mb Mona bercerita bahwa mereka nyaris ditinggal penerbangan Jeju Air ke Seoul waktu itu. Ketika tersisa 20 menit sebelum jadwal penerbangan jam 08.30 pagi itu, petugas maskapai masih menerima check in. Kemudian untuk menghindari antrian di boarding gate biasa menuju ruang tunggu pesawat, Mbak Mona dkk diarahkan petugas menggunakan lift yang biasa digunakan orang disabilitas. Masuk ke pesawat, dan akhirnya take off sesuai jadwal.

Hujan di Bandara Jeju

Bayangkan jika pengalaman Mbak Mona dkk, kejadiannya di salah satu terminal keberangkatan domestik Bandara Soekarno Hatta kita. Ke konter check in 20 menit 40 menit sebelum waktu keberangkatan. Dan si petugas maskapai bilang "Maaf Bu, Anda sudah ketinggalan pesawat". Padahal pesawatnya masih bertengger di apron bandara tuh. *cerita di akhir paragraf berdasarkan pengalaman pribadi saya*

No comments:

Post a Comment