Saturday 4 April 2015

Drama Gunung Ijen #Part3

Motivasi ke Puncak Gunung Ijen telah berubah dari “Ingin Melihat Kawah Ijen, Penambangan Belerang, & Blue Fire” menjadi “Ingin Tidur”.. Bayangin saja bisanya di Puncak Gunung Ijen dengan bau belerang yang begitu pekat, tidur beralaskan bebatuan gunung. Entahlah!! Di bagian sebelumnya saya menyebutkan salah satu yang menyebabkan kondisi fisik beberapa orang diantara kami ngedrop adalah karena kurang istirahat tidur. Sehabis berpanas-panasan di Baluran, lanjut berdingin-dingin di Ijen di hari yang sama. Kelelahan/fatigue tidak bisa dianggap enteng kakak, #pelajaran.



Di awal pagi itu, kabut di Ijen belumlah benar-benar hilang. Kami kembali menapaki jalanan menurun menuju Pos Paltuding. Kondisi track jalan yang kami lalui tadi malam terlihat lebih jelas pagi itu. Dan baru menyadari bahwa banyak badan jalan retak dan rawan longsor. Musim penghujan mengakibatkan jalur trekking Ijen berpotensi longsor.

Jalur trekking Ijen berpotensi longsor di kala penghujan
Kabut pekat pagi di Ijen
Berpapasan dengan penambang belerang Ijen
Sepanjang jalan kami berpapasan dengan penambang belerang Ijen. Membandingan lelahnya kami menjalani jalur trekking sepanjang 2x 3km ini. Tak berarti apa-apa jika dibandingkan perjuangan mereka, berjalan kaki memikul beban puluhan kilo belerang. Melihat ini, harusnya kita lebih bersyukur (note to my self).

Turun Gunung Ijen
Sesampainya di Pos Paltuding, kami langsung menuju Pos Rescue. Kami baru mengetahui dari petugas medis bahwa ketika perjalanan ditandu dini hari tadi, Olif pingsan. Ahhhh,,,maaf Olif !!! seharusnya kami bersama-sama ikut turun bareng kamu. 

Dikarenakan waktu sewa motor kami akan berakhir pagi itu, sebagian dari happy travel mates kembali ke Banyuwangi lebih awal. Tinggallah kami berenam dengan 3 motor : Olif, Faiz, Dewi, Fanani, Wafi dan saya. Kami kembali pulang ke Banyuwangi menunggu kondisi Olif benar-benar pulih.

Kembali Pulang ke Banyuwangi….Dan musibah kembali menimpa kami
Diiringi gerimis yang kembali turun pagi itu membuat jalan licin.  Faiz, Fanani dan Wafi pun mengendari motor dengan begitu hati-hati. Tibalah kami di tikungan tajam menurun. Di tengah turunan tersebut, kemudian Faiz menghentikan laju motornya. Karena merasa lelah dan mengantuk, dia meminta salah satu dari kami yang menggantikan mengemudikan motornya. Jadilah Dewi yang mengemudikan, membonceng Olif. 

Baru beberapa meter berjalan………tiba-tiba motor yang dikemudikan Dewi oleng. Kemudian…prak!!!! Dewi dan Olif terjatuh terhempas ke sisi kiri badan jalan..Ya Allahhhh…Kami berempat segera turun dari sepeda motor …Aaaa melihat mereka kesakitan tertimpa motor, darah pun terlihat di kaki mereka.. Kami pun berusaha memindahan olif dan dewi dari tikungan itu ke tempat yang lebih aman..Astaghfirullah….

Jalan itu benar-benar sunyi... Selang beberapa lama akhirnya beberapa kendaraan melintas . Beberapa diantaranya bapak-bapak tersebut menepikan sepeda motornya, dan menolong kami. Kami harus membawa Olif dan Dewi segera ke Puskesmas terdekat. Dan itu jaraknya 10 an km lagi di daerah Licin. Melihat kondisi mereka, tidak mungkin membawa mereka dengan sepeda motor. 

Berbagai cara kami pikirkan di tengah kepanikan itu. Karena Paltuding adalah tempat keramaian terdekat, Fanani kembali kesana untuk mencari mobil.  Aaaa,,,dan itupun tidak pasti akan segera mendapat mobil. Mulai mencari akal dengan menyetop mobil mana saja yang sedang turun ke Licin. Dibantu bapak penduduk lokal, akhirnya ada sebuah mobil hardtop bersedia mengantar hingga ke Puskesmas Licin. Karena ruang di dalam mobil benar-benar terbatas hanya saya, Olif, dan Dewi yang bisa naik. Sementara yang lainnya segera menyusul sembari memberi tahu teman  “happy travel mates” lainnya mengenai kecelakaan yang menimpa kami ini.

Terimakasih bapak-bapak penduduk Ijen yang menolong kami, Terimakasih bapak pengemudi Hardtop....

Tiba di Puskesmas, Olif & Dewi akhirnya mendapat pertolongan medis. Mereka harus menerima beberapa jahitan di kaki akibat terjatuh tadi :’( . Setelah Olif dan Dewi mendapat pengobatan. Kami pun tertidur di ranjang puskesmas, termasuk saya yang tidur dengan pulasnya #kelelahan.

Jalan Raya Paltuding, Ijen Menuju Licin, Banyuwangi 
29 Desember 2014

Jalan akses dari/menuju Paltuding Ijen (18 km) melewati jalan menurun/menanjak berupa belokan berbentuk S yang sangat ekstrim. Di musim hujan , kondisi jalanan tersebut menjadi sangat licin dan kendaraan yang lewat sangat berpotensi tergelincir. Apabila tidak hati-hati tentunya akan sangat membahayakan bagi pengendara. Adalah sangat penting bahwa kondisi fisik dan stamina pengendara harus prima dan paham kondisi medan saat melewati jalan ini. Terakhir adalah berdoa semoga Allah melindungi perjalanan kita. 

No comments:

Post a Comment