Thursday 1 September 2016

From The Minibus Window, Tawau - Semporna

From The Minibus Window, Tawau - Semporna
17 Juli 2016
Semporna merupakan sebuah kota kecil yang terletak di pesisir timur negara bagian Sabah, Malaysia. Dari Tawau, jaraknya sekitar 107 km. Jika kita menumpang transportasi umum hanya membutuhkan waktu 1.5 jam saja, pulangnya dari Semporna ke Tawau saya malah mencatat hanya 1 jam saja. Bayangkan kak, jarak 107 km dengan waktu tempuh 1 jam di jalanan Pulau Borneo! Membuat saya tersadar betapa pemerintah Malaysia sangat mengedepankan prinsip pembangunan merata hingga ke daerah terdepan negaranya ini. Bagaimana sesungguhnya potret jalan nasional Negeri Sabah, Malaysia di sepanjang jalan dari Tawau ke Semporna ? Berikut ulasannya.

Monday 15 August 2016

Something in Bandar Tawau


Selama 3 hari di Tawau saya memang belum sempat menengok area pedesaan Tawau seperti Balung & Merotai. Perjalanan saya di kota ini hanya sebatas berjalan kaki menjelajah jalanan pusat kota, Bandar Tawau. Paling tidak ini cukuplah untuk menjawab rasa penasaran saya tentang bagaimana suasana perkotaan ala Tawau. Apakah kota Tawau itu wow seperti yang saya bayangkan sebelumnya.

Sunday 14 August 2016

Sea View Jalan Persisiran, Tawau


Jika ditanya salah satu tempat yang paling berkesan ketika saya traveling ke Tawau, jawabnya memandang laut dari Jalan Persisiran. Orang Tawau memanggil nama jalan ini “highway”. Saya rela berjalan kaki panas-panasan pada siang hari, menyusuri tepian laut Jalan Persisiran sepanjang 1.4 km, dari Pasar Tanjung hingga ke Masjid Al-Khauthar.   

Saturday 13 August 2016

20 Pilihan Penginapan/Hotel di Bandar Tawau


Sebagai pejalan yang berdomisili di pedalaman daerah Kalimantan Utara, saya pribadi menganggap Tawau bukanlah kota wisata. Kota ini lebih cocok dikatakan sebagai kota persinggahan sebelum kita melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Saya punya wish list perjalanan dengan rute begini : naik kapal laut dari Tarakan/Nunukan (Kalimantan Utara) ke Tawau kemudian lanjut overland trip ke Kota Kinabalu (ibukota negara bagian Sabah), negara Brunei Darussalam, Kuching (ibukota negara bagian Serawak) hingga kembali lagi ke Indonesia melalui Entikong (Kalimantan Barat). 

Meskipun bukan kota wisata ternyata Tawau menawarkan banyak pilihan penginapan/hotel dengan tarif (rates) mulai dari kelas budget hingga mid-range. Booking nya bisa secara online melalui berbagai aplikasi seperti booking.com, agoda.com, tripadvisor.com, traveloka.com, dll. Atau langsung di lokasi penginapan (on the spot). Sebagai informasi, hampir semua penginapan/hotel di Tawau terkonsentrasi di kawasan pusat kota atau Bandar Tawau. Tentu saja ini membuat kita tak akan kesulitan untuk menjelajah tempat-tempat menarikMasjid Bandar Tawau, Pasar Gantung, pusat kuliner malam di Jalan Masjid, kawasan tepian laut Jalan Persisiran, Pasar Tanjung, Masjid Al-Kauthar (mesjid terbesar di Sabah), Sabindo Plaza, dll dapat kita jelajahi hanya dengan berjalan kaki saja. Dan terutama,  3 terminal bus utama Tawau, dan Pelabuhan Tawau berlokasi di bandar Tawau sehingga sangat memudahkan bagi kita yang ingin bermobilisasi ke destinasi selanjutnya. Jadi sebenarnya sehari saja sudah cukup untuk menjelajah seisi Bandar Tawau.

Menginap di VS Guest House, Tawau


Di sini lah tempat saya menginap selama 2 malam di Tawau (15 Juli 2016 – 17 Juli 2016).

VS Guest House (Penginapan VS)
Address : TB 1194, 1st & 2nd Floor, Jalan Stephen Tan, 91000 Tawau, Sabah, Malaysia      
Tel : +60 89774000, Sms : +60 146711610
Website : http://penginapanvs.wixsite.com/vsguesthouse
E-mail : penginapanvs@gmail.com

Friday 12 August 2016

Digerebek Polis Tawau

Kamar kenangan digerebek
Seumur-umur saya tak pernah digerebek polisi. Ahh, jangan sampai lah tersandung kasus kejahatan! Saya adalah warga negara Indonesia yang baik, taat membayar pajak dan tak pernah terlibat suatu perbuatan kriminal yang melanggar hukum. 

Namun akhirnya sebuah kejadian pun menciderai pengalaman hidup saya. Ceritanya begini.....Jadi, pada suatu malam saya sedang menginap di sebuah penginapan di pusat kota Tawau. Sebut saja namanya VS Guest House (ini mah benar-benar tempat kejadian perkara). Ya, saya datang ke kota di negara bagian Sabah, Malaysia ini dalam rangka solo traveling. Dibilang liburan juga bisa.

Saya menempati sebuah kamar tipe standar VS seorang diri. Hari pertama menginap di VS, di waktu tengah malam saya masih terjaga. Letak kamar saya persis berada di dekat ruang resepsionis tentu saja membuat suara orang keluar masuk terutama penghuni yang suaranya volume up aka kencang terdengar jelas dari kamar saya. Saya tak begitu masalah dan tak terganggu, toh juga saya sedang asik internetan (wifi gratis) sembari nonton siaran tv Malaysia sampai akhirnya saya tak sadar tertidur.

Hari kedua menginap di VS....Karena lelah pasca seharian ini berjalan kaki menjelajah bandar Tawau, saya pun pergi tidur dengan cepat.....Kejadian digerebek pun terjadi! Sepertinya waktu itu lewat tengah malam. Hmm,,entahlah pukul berapa tepatnya, saya tak sempat melihat jam. Dalam lelap nya saya tidur, tiba-tiba saja suara berisik dari luar membangunkanku. Tersentak!! Suaranya benar-benar rusuh, samar-samar saya mendengar orang-orang bercakap dalam bahasa Malaysia di luar sana. Dan tiba-tiba saja suara ketukan pintu mengangetkanku. Tok tok tok!!!

Wednesday 10 August 2016

3 Hari di Tawau

Tawau adalah sebuah kota karesidenan di Sabah, negara bagian Malaysia di Pulau Borneo. Karesidenan itu setara dengan kabupaten. Merupakan kota luar negeri terdepan yang berbatasan langsung dengan negara kita. Tepatnya berbagi perbatasan laut dengan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan utara, Indonesia.

Sejak berdomisili di Kalimantan Utara, sudah lama saya berencana ingin melihat langsung kota Tawau, kota luar negeri terdekat dari perbatasan negara kita, Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia. Jika saya menarik sebuah garis lurus pada google map, jarak dari lokasi tempat saya bekerja ke Tawau hanya 58 mil atau 93 km saja. Ya, perbatasan Indonesia-Malaysia memang dekat. Bahkan frekuensi siaran radio negara tetangga pun bisa ditangkap dengan sangat bagus di sini. Dan setiap kali ke Bandara Juwata Tarakan sewaktu cuti, saya akan melihat maskapai MASwings bertengger di apron bandara. Inilah satu-satunya maskapai tujuan internasional dari Tarakan ke Tawau. Semakin membuat saya penasaran dengan Tawau! Penasaran juga dengan cerita kawan yang mengatakan bahwa kehidupan masyarakat di kota Tawau itu jauh lebih mapan dan sejahtera, paling maju di daerah perbatasan Malaysia-Indonesia. Untuk itulah ketika memiliki waktu dan kesempatan ke Tawau, mengapa tidak! Meskipun dalam 3 bulan terakhir (Juli, 2016) ini sedang hangat-hangatnya pemberitaan media tentang penyanderaan ABK WNI oleh pemberontak Filipina di perairan Sabah, Malaysia yang tak jauh dari Tawau. Saya tetap memberanikan diri solo traveling ke Tawau. Perjalanan ini demi untuk menjawab rasa penasaran saya selama ini tentang raut kehidupan masyarakat negara tetangga kita di kota itu.

Saturday 6 August 2016

Pengalaman Perdana Terbang dengan Malaysia Airlines


Jumat, 15 Juli 2016...Adalah pertama kalinya bagi saya menaiki Malaysia Airlines (MAS). Terbang dari Medan (KNO) ke Kuala Lumpur (KUL) kemudian transit berpindah ke terminal keberangkatan domestik, lanjut menuju Tawau (TWU). 

Jujur awalnya saya merasa ragu untuk menaiki maskapai Negeri Jiran ini. Apalagi kalau bukan karena parnonya saya mengingat insiden terburuk yang pernah menimpa Malaysia Airlines, hilangnya MH370 dan jatuhnya MH17. “Maaf ya, jika ini membuka lagi kenangan buruk, keluarga yang menjadi korban insiden”. Tapi ya sudahlah! Mau secanggih apapun pesawatnya, betapapun berpengalaman pilot yang menerbangkannya, betapapun buruk kondisi cuaca saat terbang hanya karena ijin Allah lah sebuah perjalanan itu terlindungi. Bismillah! Saya pun memberanikan menaiki maskapai ini.

Potret Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) #15Juli2016

Sekedar posting potret di dalam gedung Bandara Internasional Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Sebagai reminder for me di masa mendatang, pengingat bahwa inilah kali pertamanya bagi saya landing di sini. Hehe, norak ya kak!Dimana sebelumnya, kalau ke KL biasanya mendarat di  LCCT (sekarang KLIA2) yakni bandara khusus untuk maskapai low budget, sebelahnya KLIA.

Sebelumnya, yuk berkenalan dulu dengan KLIA! (informasi ini saya kutip dari wikipedia.com)

Nah, inilah potret perkenalan pertama saya dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur!

Begitu keluar dari pesawat dan berjalan melalui koridor ini,  fasilitas wifi KLIA (free) dapat langsung kita nikmati.

Friday 5 August 2016

Sepanjang Jalan dari Rantauprapat ke Gunung Tua (pergi pulang sehari)


Postingan ini ditujukan khusus untuk kakak yang ingin bernostalgia dengan sepanjang jalan dari Rantaurapat (ibukota Kabupaten Labuhan Batu) hingga ke Gunung Tua (ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara), Provinsi Sumatera Utara. Sekedar bernostalgia, manatahu di antara kakak sekalian ada yang kampung halamanannya di sepanjang jalan lintas kabupaten di Provinsi Sumatera Utara ini. 

Bagi saya sendiri postingan random ini adalah sebagai kenangan di masa mendatang, pengingat bahwa pernah suatu hari (Rabu, 13 Juli 2016) saya, adik dan ayah saya berkendara melewati sepanjang jalan Rantauprapat – Gunung Tua. “Bah, si kakak terlalu banyak kali nostalgianya” . Hehe

Paling tidak foto-foto di sini, mungkin dapat menjadi referensi gambaran kondisi jalan terkini dari ibukota Kabupaten Labuhan Batu hinga ke ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara. Semoga bermanfaat!

Wednesday 3 August 2016

Berwisata Sejarah ke Candi Bahal, Padang Lawas Utara

Jika ada yang bilang bahwa di Sumatera Utara ada candi berumur 1000 tahun lebih, jangan terkejut kak!. Itu memang benar adanya. Pasti penasaran kan bagaimana bentuk nya dan apakah candi tersebut semegah candi-candi popular tanah Jawa?. 

Foto saya di bawah ini menjawab pertanyaan di atas! ....
photo by Dek Ratna
Namanya Candi Bahal dikenal juga dengan nama Candi Portibi atau dalam bahasa setempat dinamakan Biaro Bahal.

Lokasi Candi Bahal….Secara administratif Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara dan berjarak 430 km dari Bandara Internasional Kualanamu, Medan.

Sebenarnya ada puluhan reruntuhan candi yang tersebar di Desa Bahal. Hanya saja hingga kini baru Candi Bahal I, II, dan III yang berhasil dipugar.  Ketiga candi ini lokasinya berdekatan. Dan Candi Bahal I adalah yang terbesar. Ukuran bangunan candi ini memang terbilang kecil namun keunikan dari Candi Bahal terletak pada warna bangunannya yaitu merah bata. Ya’, candi ini memang dibangun dari material batu bata dan diperkirakan dibangun pada abad ke-11.

Ketika membaca penjelasan tentang Candi Bahal di wikipedia saya pun baru ngeh ternyata candi ini berusia lebih tua dari candi Angkor Wat (dibangun abad ke-12) di negara Kamboja. “Saya pun sejenak terdiam ! Masa’ iya Angkor Wat di Kamboja yang terpisah 2300 km jauh di sana saja sudah pernah saya kunjungi sedangkan Candi Bahal yang hanya 154 km dari kampung halaman saya, Rantauprapat belum pernah saya lihat. Padahal dulu sewaktu SD, gambar Candi Bahal seringkali saya pandangi di RPUL, buku favorit saya”. 

Monday 1 August 2016

“Another Oh Hae Young” K-Drama Recaps

Chingudeul...Anyeonghaseo!!!

Hayoo yang kebetulan nyasar di blog saya, nonton Another Oh Hae Young sudah sampai episode ke berapa? Atau malah udah kelar. Ommo!!! Nah, berhubung saya belum bisa move on dari demam Another Oh Hae Young  jadinya postingan ini saya mau membahas tentang K-Drama yang satu ini. Cerita traveling dilanjutkan nanti saja ya kak! Mianhe....Yang bukan penggila K-Drama menyingkir dulu :)..


Another Oh Hae Young is my favorite K-Drama of this year (2016)
Meskipun kata teman sesama pecinta K-Drama juaranya masih dipegang Descendant Of The Sun, bagi saya Another Oh Hae Young malah yang paling berkesan. Buktinya saya tahan maraton menonton sehari semalam menamatkan 18 episode lengkap tanpa skip-skip an. Sedangkan Descendant Of The Sun sampai kini baru kelar menonton sampai episode 5 saja, sisanya lompat-lompat lalu nonton episode akhir (Duh, maaf ya bang Song Joong Ki). Anyway, jangan ditanya kapan saya kerja dan tidurnya nya ya kak kalau seharian nonton drama ini, lol.

Friday 29 July 2016

Jalan - Jalan ke Tanjung Sarang Elang, Labuhan Batu

Rantauprapat, 12 Juli 2016. Masih tentang trip edisi lebaran, tiba-tiba hari ini saya ingin sekali ke Tanjung Sarang Elang. Penasaran setelah mendengar cerita orang tua saya yang katanya kondisi jalan raya dari Rantauprapat ke sana sudah sangat bagus. Penasaran pula karena daerah pesisir Kabupaten Labuhan Batu yang paling jauh yang pernah saya kunjungi hanya sampai Negeri Lama saja. Itupun sudah sangat lama sekali, kira-kira pada tahun 1999-an.


Tanjung Sarang Elang!! Mendengar namanya kita membayangkan suatu tanjung tempat bersarangnya burung elang. Mungkin itulah sejarah asal muasal nama daerah iniTanjung Sarang Elang sebenarnya adalah nama sebuah desa di Kecamatan Panai Hulu, pesisir timur Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi pertemuan aliran Sungai Barumun dan Sungai Bilah, dua sungai besar yang ada di Kabupaten Labuhan Batu yang akhirnya bermuara ke Selat Malaka.

Thursday 28 July 2016

Mampir ke Air Terjun Bah Biak Sidamanik

Jika sudah berada di kebun teh Sidamanik, sempatkan mampir ke Air Terjun Bah Baik. Lokasinya masih dalam kawasan Perkebunan Teh Bah Butong. Saya yang awalnya tak mengenal air terjun ini, tahu namanya setelah membaca postingan travel blogger yang berkunjung ke kebun teh Sidamanik yang katanya ada air terjun yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Ya, namanya unik....Air Terjun Bah Biak.

Mampir ke Air Terjun Bah Biak Sidamanik

Wednesday 27 July 2016

Jalan - Jalan ke Kebun Teh Bah Butong Sidamanik

Kebun Teh Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, 
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
Minggu, 10 Juli 2016Selamat pagi Simalungun, Semangat pagi Indonesia!! Semoga kamu yang sedang membaca postingan ini tidak sedang malungun sama kakak ya’! Hehe. Malungun dalam bahasa batak artinya rindu.

Pagi ini, setelah sarapan pagi kemudian check out dari Hotel Raja, family road trip edisi lebaran berlanjut menuju Sidamanik. Sidamanik merupakan sebuah kecamatan masih di Kabupaten Simalungun. Tujuan kami ke sana yaitu jalan-jalan ke Perkebunan Teh Bah Butong.

Rute jalan menuju ke sana, cukup mudah. Dari Raja Hotel lajukan kendaraan menuju arah Kota Siantar. Tepatnya 1,5 kilometer menuju persimpangan 3 jalan (Jalan Saribu Dolok – Jalan Sisingamangaraja, Pematang Siantar – Jalan Parapat). Dari persimpangan 3 jalan tersebut ambillah jalan yang menuju arah Parapat. Setelah menyusuri Jalan Parapat kurang lebih 2,7 kilometer kita akan menemukan lagi persimpangan jalan yang ditandai dengan sebuah SPBU Pertamina di tengahnya. Ambillah jalan yang lebih kecil atau arah kanan!. Nah jalan yang bernama Jalan Pematang Purba-Parapat inilah akan menuntun kita menuju Sidamanik, kurang lebih 19,5 km lagi. 

Tuesday 26 July 2016

Menginap di Hotel Raja, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun

Tadinya berencana mau mengajak keluarga menginap semalam di Desa Tongging. Namun ternyata sebuah hotel di tepian Danau Toba yang sebelumnya sudah saya incar ternyata fully booked. Jadinya mengikuti saran orang tua saya yaitu pulang kembali ke Siantar sore itu juga dan cari penginapannya di perjalanan saja. Ini menjadi pembelajaran bagi saya, jika traveling bareng keluarga pada waktu musim liburan sebaiknya booking kamar penginapan sebelum hari keberangkatan.

Menemukan pilihan hotel/penginapan di pinggir jalan besar dari persimpangan Jalan Sipiso-piso, Tongging hingga Kota Raya, ibukota Kabupaten Simalungun ternyata tidaklah banyak. Ketika perjalanan hampir mendekati Kota Pematang Siantar atau tepatnya 1,5 kilometer lagi ke persimpangan 3 jalan (Saribu Dolok - Pematang Siantar - Parapat), kami menemukan sebuah hotel di sisi kanan jalan. Namanya Hotel Raja!. Yah, akhirnya di sinilah tempat kami menginap semalam sebelum melanjutkan road trip ke Kebun Teh Sidamanik keesokan paginya.
Bangunan Hotel Raja, dilihat dari Jalan Saribu Dolok ke arah Kota Pematang Siantar

Monday 25 July 2016

Danau Toba : Kepingan Surga di Sepanjang Jalan Desa Tongging hingga Desa Silalahi

Dari kawasan lokasi pandang Bukit Sipiso-piso, road trip berlanjut menuju Desa Tongging, desa di tepian Danau Toba di bawah sana. Inilah tujuan utama perjalanan kami sebenarnya. Rencananya mencari tempat makan siang dulu di Desa Tongging sebelum mencari penginapan. Hahh,, membayangkan kelezatan arsik ikan mas khas Danau Toba! Sungguh tak sabar ingin segera mencicipi lauk favorit itu.

Toba Dream :)

Menuruni jalan perbukitan menuju Desa Tongging benar-benar  seperti berasa sedang dalam turunan roaller coaster. Jalan aspalnya memang mulus tetapi liukan-liukan super tajam dimana di sisi kanannya adalah jurang yang menganga bebas ke arah lembah itu yang buat jantung berdebar-debar. Menaklukkan jalan ini haruslah seseorang yang memiliki kemampuan mengemudi mumpuni. Di saat ayah konsentrasi menyetir, kami antara merasa ngeri karena melihat jalannya tetapi juga terpana melihat pemandangan alam yang terpampang di depan mata. MashaAllah!!