Monday 15 August 2016

Something in Bandar Tawau


Selama 3 hari di Tawau saya memang belum sempat menengok area pedesaan Tawau seperti Balung & Merotai. Perjalanan saya di kota ini hanya sebatas berjalan kaki menjelajah jalanan pusat kota, Bandar Tawau. Paling tidak ini cukuplah untuk menjawab rasa penasaran saya tentang bagaimana suasana perkotaan ala Tawau. Apakah kota Tawau itu wow seperti yang saya bayangkan sebelumnya.
Bandar Tawau, kota nyaman?
Menurut saya kota ini termasuk kota yang bersih dan teratur. Panas sudah pasti karena berada dekat perairan Teluk Tawau. Namun demikan saya cukup nyaman berjalan kaki di kota ini. Kecuali ketika saya melewati kawasan ruko di Jalan Dunlop pada malam hari, suasananya sangat sepi sedikit horor :), mungkin karena penerangan yang kurang di kawasan ini. Favorit saya adalah kala siang hari di kawasan Jalan Persisiran, suasananya tenang dan sea view nya oke punya.

Bandar Tawau, kota ruko
Sebenarnya tak ada yang wow dari bangunan di Bandar Tawau. Bahkan di kawasan sekitar Jalan Stephen Tan kompleks bangunan terlihat tua dan ada yang tak terurus. Gedung tinggi masih bisa dihitung dengan jari. Kecuali gedung pemerintahan dan masjid, kebanyakan adalah bangunan di Bandar Tawau adalah ruko flat berlantai 2-3 tersusun blok per blok.

Trotoar Bandar Tawau 
Kecuali di jalanan besar (contohnya Jalan Dunlop ), jalanan Bandar Tawau kebanyakan tanpa trotoar kalaupun ada pastilah bergabung dengan barisan ruko. Meskipun trotoar khusus buat pejalan kaki masih sangat sedikit tetapi jumlah pejalan kaki di kota ini ternyata cukup banyak. Ya, termasuk saya yang kemana-mana berjalan kaki selama di Bandar Tawau.

Di persimpangan jalan Bandar Tawau
Di Bandar Tawau ada banyak sekali persimpangan jalan yang tak memiliki rambu lampu lalu lintas. Untuk pengaturan lalu di persimpangan jalan, cukup ditempatkan sebuah rambu tanda "Berhenti" . Jadi pada jalan yang diberi tanda ini kendaraan wajib berhenti sesaat sedangkan jalan lainnya boleh terus jalan. Atau ada juga rambu segitiga. Artinya sama seperti tanda berhenti, yakni jika kita berada di persimpangan jalan yang memiliki rambu ini, kita wajib berhenti sejenak memberi prioritas kendaraan dari jalan yang berlawanan untuk jalan lebih dahulu. Hahh, konsep persimpangan jalan di Bandar Tawau ini mengingatkan saya pada persimpanagn jalan tambang yang juga tanpa lampu lalu lintas tetapi hanya diberi rambu tanda berhenti/beri jalan.

Meskipun ramai sekali volume kendaraan yang hilir mudik di kawasan Bandar Tawau, sejauh ini saya belum pernah melihat kemacetan, tak ada kericuhan pengguna jalan.
Mobil buatan dalam negeri berseliweran di Bandar Tawau
Di Tawau, mobil keluaran Proton merajai jalanan. Baik sebagai mobil transportasi umum seperti taksi maupun mobil pribadi (keluarga). Salah satunya yakni Proton Wira, mobil sedan ini sangat populer  dan juga mobil kelas lcgc Proton keluaran terbaru sering saya lihat. Jarang sekali saya menemukan mobil keluaran luar negeri di kota ini. Melihat banyaknya mobil-mobil ini terparkir memenuhi tepian jalan raya Bandar Tawau membuktikan informasi yang menyatakan bahwa harga mobil produksi Malaysia cukup murah memang benar adanya.

Karena harga sepeda motor sangat mahal bila dibanding di Indonesia. Jadi sangat jarang menemukan sepeda motor di jalanan Tawau.
Langit biru Bandar Tawau
Seperti yang kita ketahui bahwa Pulau Borneo itu dianugrahi hutan yang sangat berlimpah. Bukan hanya Borneonya Indonesia, Borneo Malaysia pun sebagian besar wilayahnya merupakan hutan. Tak heran pada saat hari cerah, langit biru bersih adalah pemandangan yang biasa di Borneo. Termasuk di Tawau! Panorama inilah yang paling saya suka dari Bandar Tawau.
Baiklah itu saja dulu yang bisa saya ceritakan tentang Bandar Tawau. Potret Something in Bandar Tawau (Juli, 2016) dapat dilihat dalam dokumentasi berikut;

  
                                

No comments:

Post a Comment