Selama 3 hari di Tawau saya memang belum sempat menengok area pedesaan
Tawau seperti Balung & Merotai. Perjalanan saya di kota ini hanya sebatas
berjalan kaki menjelajah jalanan pusat kota, Bandar
Tawau. Paling tidak ini cukuplah untuk menjawab rasa penasaran saya tentang
bagaimana suasana perkotaan ala Tawau. Apakah kota Tawau itu wow seperti
yang saya bayangkan sebelumnya.
Menurut saya kota ini termasuk
kota yang bersih dan teratur. Panas sudah pasti karena berada dekat perairan Teluk Tawau. Namun demikan saya cukup nyaman berjalan kaki di kota ini. Kecuali ketika saya melewati kawasan ruko di Jalan Dunlop pada malam hari, suasananya sangat sepi sedikit horor :),
mungkin karena penerangan yang kurang di kawasan ini. Favorit saya adalah kala siang hari di kawasan
Jalan Persisiran, suasananya tenang dan sea
view nya oke punya.
Bandar Tawau, kota ruko
Sebenarnya tak ada yang wow dari bangunan di Bandar Tawau. Bahkan di kawasan sekitar Jalan Stephen Tan kompleks bangunan terlihat tua dan ada yang tak terurus. Gedung tinggi masih bisa dihitung dengan
jari. Kecuali gedung pemerintahan dan masjid, kebanyakan adalah bangunan di Bandar Tawau adalah ruko flat
berlantai 2-3 tersusun blok per blok.
Trotoar Bandar Tawau
Kecuali di jalanan besar
(contohnya Jalan Dunlop ), jalanan Bandar Tawau kebanyakan tanpa trotoar
kalaupun ada pastilah bergabung dengan barisan ruko. Meskipun trotoar khusus buat pejalan kaki masih sangat sedikit tetapi jumlah pejalan kaki
di kota ini ternyata cukup banyak. Ya, termasuk saya yang kemana-mana berjalan
kaki selama di Bandar Tawau.
Di persimpangan jalan Bandar Tawau
Di Bandar Tawau ada banyak sekali
persimpangan jalan yang tak memiliki rambu lampu lalu lintas. Untuk
pengaturan lalu di persimpangan jalan, cukup ditempatkan sebuah rambu tanda "Berhenti" . Jadi pada jalan yang diberi tanda ini kendaraan wajib berhenti sesaat
sedangkan jalan lainnya boleh terus jalan. Atau ada juga rambu segitiga. Artinya sama seperti tanda berhenti, yakni jika kita berada di persimpangan jalan yang memiliki rambu ini, kita wajib berhenti sejenak memberi prioritas kendaraan dari jalan yang berlawanan untuk jalan lebih dahulu. Hahh, konsep persimpangan jalan di Bandar Tawau ini mengingatkan saya pada persimpanagn jalan tambang yang juga tanpa lampu lalu lintas tetapi hanya diberi rambu tanda berhenti/beri jalan.
Meskipun ramai sekali volume kendaraan yang hilir mudik di kawasan Bandar Tawau, sejauh ini saya belum pernah melihat kemacetan, tak ada kericuhan pengguna jalan.
Meskipun ramai sekali volume kendaraan yang hilir mudik di kawasan Bandar Tawau, sejauh ini saya belum pernah melihat kemacetan, tak ada kericuhan pengguna jalan.
Mobil
buatan dalam negeri berseliweran di Bandar Tawau
Di Tawau, mobil keluaran Proton
merajai jalanan. Baik sebagai mobil transportasi umum seperti taksi maupun
mobil pribadi (keluarga). Salah satunya yakni Proton Wira, mobil sedan ini sangat
populer dan juga mobil kelas lcgc Proton keluaran terbaru sering saya
lihat. Jarang sekali saya menemukan
mobil keluaran luar negeri di kota ini. Melihat banyaknya mobil-mobil ini
terparkir memenuhi tepian jalan raya Bandar Tawau membuktikan informasi yang
menyatakan bahwa harga mobil produksi Malaysia cukup murah memang
benar adanya.
Karena harga sepeda motor sangat
mahal bila dibanding di Indonesia. Jadi sangat jarang menemukan sepeda motor di
jalanan Tawau.
Langit
biru Bandar Tawau
Seperti yang kita ketahui bahwa Pulau Borneo itu dianugrahi hutan yang sangat berlimpah. Bukan hanya Borneonya Indonesia, Borneo
Malaysia pun sebagian besar wilayahnya merupakan hutan. Tak heran pada saat
hari cerah, langit biru bersih adalah pemandangan yang biasa di Borneo. Termasuk di Tawau! Panorama inilah yang paling saya suka dari Bandar Tawau.
Baiklah itu saja dulu yang bisa saya ceritakan tentang Bandar Tawau. Potret Something in Bandar Tawau (Juli, 2016) dapat dilihat dalam dokumentasi
berikut;
No comments:
Post a Comment