Saturday, 4 April 2015

Perjalanan 9 Hari dari Pulau Jawa hingga ke Pulau Bali

Setelah dengan susah payah mengumpulkan semangat menulis dari balik cuti...kerja...cuti lagi...kerja lagi, akhirnya saya bisa menyelesaikan postingan cerita trip akhir tahun 2014. Perjalanan dimulai dari tanggal 23 Desember 2014 hingga 31 Desember 2015. Berikut link kumpulan ceritanya.

Tanggal 23 Desember 2014
Sore di Selat Bali #27Desember2014

Tanggal 28 Desember 2014
Drama Gunung Ijen #Part2

Tanggal 29 Desember 2014
Drama Gunung Ijen #Part3

Tanggal 30 Desember 2014
Menyusuri Bibir Pantai Watudodol, Banyuwangi 

Tanggal 31 Desember 2014
Pulang ke Jakarta

.... Saatnya move on ke postingan cerita perjalanan yang lain kakak.

Drama Gunung Ijen #Part3

Motivasi ke Puncak Gunung Ijen telah berubah dari “Ingin Melihat Kawah Ijen, Penambangan Belerang, & Blue Fire” menjadi “Ingin Tidur”.. Bayangin saja bisanya di Puncak Gunung Ijen dengan bau belerang yang begitu pekat, tidur beralaskan bebatuan gunung. Entahlah!! Di bagian sebelumnya saya menyebutkan salah satu yang menyebabkan kondisi fisik beberapa orang diantara kami ngedrop adalah karena kurang istirahat tidur. Sehabis berpanas-panasan di Baluran, lanjut berdingin-dingin di Ijen di hari yang sama. Kelelahan/fatigue tidak bisa dianggap enteng kakak, #pelajaran.

Thursday, 2 April 2015

Drama Gunung Ijen #Part2

[Warning] Trekking Gunung Ijen di Saat Musim Hujan

“Jarak dari Pos Paltuding (1.835 mdpl) ke Puncak Gunung Ijen (2.443 mdpl) dan Kawah Ijen adalah sekitar 3 km. Perkiraan lama trekking dari pos awal hingga menuju dasar kawah sekitar satu setengah jam”.


Lewat tengah malam, gerimis mengguyur Paltuding bukannya reda malah semakin awet. Padahal bila ingin melihat blue fire di Kawah Ijen, sekaranglah waktunya untuk memulai pendakian. Menurut si bapak guide sih aman-aman saja meskipun saat itu sedang gerimis.  Harus yakin bahwa kondisi fisik dan stamina kita baik dan kuat. Karena trekking saat hujan dan angin  di Ijen sesungguhnya beresiko. Belum lagi jangkaun penglihatan kita terhadap kondisi medan di malam hari sangat terbatas. Menuntut kita harus berhati-hati setiap melangkahkan jengkal kaki.