Menyusuri Bibir Pantai Watudodol, Banyuwangi |
Ketika berkendara
menyusuri Jalan Raya Bayuwangi - Situbondo menuju Taman Nasional Baluran. Di sisi kanan jalan atau tepatnya 5 km
setelah Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi terdapat pantai bernama Pantai Watudodol
dengan view yang cantik. Lokasinya persis di
tepi jalan yang berbatasan langsung dengan bukit dan hutan. Laut biru beratap langit berwarna
senada, berlatar belakang Pulau Bali yang telihat berjarak sejengkal di
seberang sana adalah magnet Pantai Watudodol. Membuat siapapun yang melewati
pantai ini segera menepikan kendaraannya untuk sekedar bersantai melepas lelah.
Kita mampir kesini setelah mengunjungi TN
Baluran. Sejenak berfoto ria sembari menikmati indahnya panorama berlatar Selat
Bali dari sini. Karena merasa belum cukup puas, saya sendiri kembali lagi ke
pantai ini di hari terakhir saya di Ketapang, Banyuwangi. Sengaja
mengalokasikan waktu lebih lama untuk menjelajah setiap sudut keindahaan Pantai
Watudodol.
Dinamakan Watudodol
karena terdapat sebuah batu karang yang muncul di tengah-tengah jalan. Berwarna
hitam yang sangat keras serta memiliki bentuk yang unik seperti dodol. Dari
celah batu tumbuh sebatang pohon kelor.
Saya mulai menyusuri Pantai Watudodol dari sebuah balai
kecil yang di atasnya terdapat Patung Gandrung. Patung penari tradisional Banyuwangi (gandrung) tersebut adalah sebagai penanda bahwa kita berada
di Kabupaten Banyuwangi.
Dari balai melingkar ini kita bisa melihat dengan bebas ke berbagai penjuru pantai
Semilir angin laut
yang berhembus sangat sejuk menarik kaki saya untuk turun lebih dekat ke bibir
pantai. Terdapat sebuah sumur sumber air tawar persis di bibir pantai. Ketika
air pasang, air laut bisa masuk ke dalam sumber air ini, tapi airnya tetap
tidak asin.
Warga lokal sedang asyik memancing ikan
Perahu kecil yang membawa pengunjung berlayar menyusuri Pantai Watudodol
Lebih dekat dengan ombak Pantai Watudodol
Bahkan kaktus pun tumbuh di sela-sela bebatuan bibir pantai
Setelah
beberapa ratus meter berjalan, sampailah saya di bibir pantai yang lebih teduh,
berbatu datar dan halus. Disini terlihat lebih ramai didatangi pengunjung.
Pedagang lokal yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman pun turut
meramaikan pantai ini.
Pepohonan kelapa khas pantai tropis
Duduk santai di bawah rimbunan pohon, memandang bebas panorama laut, dan Pulau Bali sangat terlihat jelas di seberang sana
Sembari menikmati rujak Banyuwangi seharga 5.000 IDR ini :)
Adapula pengunjung yang bermain atau mandi air laut
Perjalanan saya ditutup dengan menaiki perahu kecil ini menyusuri pesisir Pantai Watudodol. Tarifnya sangat murah, cukup membayar 5.000 IDR
Karena berukuran sangat kecil, goncangan perahu ini menerjang ombak sangat terasa
Selama
kurang lebih 15 menit, kita diajak menyusuri pantai. Terkadang di
tengah laut, perahu tiba-tiba bergoncang lebih kuat membuat saya
bertambah takut. Duh, saya jadi gak konsen memotret panorama Watudodol. Haha,,sedangkan
si bapak nakhoda hanya senyum-senyum melihat air muka takut saya.
No comments:
Post a Comment