Dibanding destinasi happy travel mates sebelumnya (Menjangan dan Baluran), Gunung Ijen adalah destinasi yang penuh dengan drama. Kesialan dan musibah mewarnai cerita perjalanan kami mulai dari berangkat ke Paltuding, mendaki menuju Puncak Ijen, hingga kembali ke Banyuwangi .
"Paltuding (1.835 mdpl) merupakan pos pendakian pertama ke puncak Gunung Ijen (2.443 mdpl)".
Peta Lokasi Paltuding, Banyuwangi
Check di google jarak dari
kota Banyuwangi ke Paltuding yaitu kurang lebih 38 km. Info dari berbagai sumber menyebutkan bahwa rute dari Banyuwangi menuju Licin (15
km) meskipun kondisi jalan relatif bagus namun di beberapa ruas jalan terdapat
jalan yang rusak. Dari Licin menuju Paltuding (18 km) melewati jalan
menanjak, 6 km sebelum Paltuding terdapat tanjakan erek-erek yaitu berupa
belokan berbentuk S. Harap
berhati-hati apalagi saat musim
hujan jalanan licin dan merupakan
daerah rawan longsor.
Drama Perjalanan dari Banyuwangi ke Paltuding...
Melakukan perjalanan bermotor (konvoi
dengan 9 sepeda motor) di malam hari tentunya sangat berbeda dengan perjalanan di siang hari.
Kemungkinan terpisah dengan kelompok, kesasar karena penerangan terbatas, dll sangatlah
besar. Apalagi ini adalah pengalaman pertama kami semua ke Ijen.
Kami memulai
perjalanan bersepeda motor dari bilangan Jalan Kepiting, Kota Banyuwangi sekitar jam 8 malam. Alasan mengapa kami melakukan perjalanan malam
bermotor ke Paltuding adalah karena ingin menyaksikan momen blue fire kawah Ijen yang hanya dapat dilihat mulai dari jam 2 dini hari hingga jam 5 subuh.
...
Ketika kami melewati
salah satu di belokan jalanan kota
Banyuwangi. Beberapa diantara kami terpisah dari rombongan. Terjadilah drama
saling mencari. Kami pun sibuk berkomunikasi via hp agar bisa berkumpul kembali di suatu lokasi yang kami janjikan. Baru melewati jalanan
kota Banyuwangi yang memiliki penerangan yang cukup saja kami sudah
kelimpungan kakak!!
Meminta bantuan dari satu dua mobil yang kebetulan lewat tetapi hasilnya nihil. Akhirnya 2 orang dari kami pergi bermotor ke Paltuding, membeli bahan bakar dan mencari mobil bak terbuka untuk membawa motor kami yang bannya pecah. Sisanya menunggu!!15 menit berlalu....Mulai khawatir jikalau terjadi apa-apa dengan 2 orang teman kami tersebut.
Di tengah kesunyian dan gelapnya hutan...Kami kerjalan kaki melalui jalan menanjak..Jalan datar....Kemudian menanjak lagi....Terkadang mempercepat langkah kaki ketika terdengar suara-suara aneh...
Beberapa ratus meter kemudian... Satu motor masih bisa dipaksakan berjalan (mudah-mudahan sampai ke Paltuding) , Athi pun ikut motor tersebut. Tinggallah saya cewek seorang dan cowok berlima . Entah sudah berapa lama & berapa kilometer kami berjalan kaki….Teman yang duluan ke Paltuding tak kunjung kembali…Kendaraan yang lewat tak kunjung datang…Berjalan kaki di saat udara dingin, keringat saya bercucuran….Anggap saja sebagai pemanasan sebelum trekking ke puncak Ijen.
Melewati daerah Licin, kondisi jalan mulai
menanjak, gelap dan sangat sepi. Sampai kilometer kesekian, perjalanan kami masih
baik-baik saja. Tibalah kami pada
sebuah jalan menanjak yang sangat terjal. Apes!! hampir semua motor matic kami
tidak mampu melewati medan ini. Kami yang dibonceng harus berjalan kaki menuju
jalan di atas yang lebih datar #lol.
Drama tidak sampai di
sini kakak!!…Tiba-tiba ban motor salah
seorang teman kami bocor.
Bukan hanya itu, bahan bakar (fuel) beberapa
motor kami sekarat. Berhenti di
tengah hutan gelap, sepi dan tak satupun kendaraan yang lewat. Dan itu masih
lumayan jauh dari Paltuding. Seketika itu mimik wajah kami berubah datar. Mulai
mencari solusi bagaimana kami melanjutkan perjalanan dengan kondisi
seperti ini.
Tercetus ide dari
salah satu kami untuk membagi fuel dari beberapa motor yang full ke motor2 yang bensin nya sekarat . Tapi itu tidak mungkin mengingat
medan yang ada di depan jauh lebih ekstrim. Mau meminta bantuan
atau mencari info melaui telepon, sinyal komunikasi di daerah tersebut
ternyata tidak ada… Cuaca berasa dingin…hanya terdengar suara angin..Ahh horor
sudah kakak!!
Karena segala
pemikiran khawatir yang membuat kami panik!! Kami tidak bisa menunggu begitu
saja. Beberapa diantara kami pergi menyusul.
Jalanan
sepi...Dingin....Gelap...hanya ada cahaya dari lampu motor kami...Mulai
terdengah bunyi aneh dari dalam hutan...
Singkatnya.... Yang menunggu di sini : cewek
berdua (saya dan Athi) dan cowok berenam (saya lupa siapa saja, saking gelapnya saat itu
kakak!!). Dan 3 sepeda motor ( ban bocor dan sekarat fuel ). Daripada menunggu, kami pun
berinisiatif berjalan kaki lebih ke depan. Sembari mendorong motor-motor yang
sekarat tadi. Berharap di depan sana kami mendapat sinyal hp. Berharap ada mobil bak terbuka yang lewat dan kita nebeng. Meskipun itu semua sangat kecil kemungkinannya.
Mungkin teman-teman
saya ini tidak tega melihat saya seorang diri. Ketika ada motor yang lewat,
mereka menyarankan saya untuk ikut. Adalah seorang bapak penambang belerang yang
katanya juga akan ke Paltuding saat itu. Namun saya memutuskan lebih baik berjalan kaki bersama teman-teman saya ini daripada saya berdua naik motor dengan bapak yang baru saya kenal. Pikiran sudah horor aja saat
itu kak!!
………
Akhirnya bantuan yang
ditunggu-tunggu datang juga. Kami yang berjalan kaki dijemput dan motor yang
bocor ban dinaikkan ke atas mobil bak terbuka menuju Paltuding. Bergabung
dengan teman-teman kami yang sudah menunggu di sana…
Bersambung…ke Drama Gunung Ijen #Part2
Happy Travel Mates Sesaat Sebelum Trekking ke Puncak Gunung Ijen
No comments:
Post a Comment