Monday 29 May 2017

Sehari di George Town, Penang

George Town, Penang
11 Februari 2017….Pagi ini rencananya saya mengajak Septi ke Penang Hill (Bukit Bendera). Dari Penang Hill lah kita bisa memandang panorama memanjakan mata ke penjuru Pulau Pinang berlatar Selat Malaka hingga daratan Semenanjung Malaysia. Tak afdol rasanya ke Penang bila belum berkunjung ke Penang Hill. Meskipun ini adalah kali kedua bagi saya, saya tak menolak bila ke sana lagi. Lagi pula saya penasaran, setelah 4 tahun apakah ada yang berubah di Penang Hill.

Sore nanti perjalanan kita akan lanjut overland melintasi perbatasan Malaysia - Thailand  menuju Hatyai, kota terbesar Provinsi Songkhla di Thailand selatan. Sempat bimbang apakah dari Penang ke Hatyai mau naik kereta api (train) atau bus. Infonya, jika ingin naik train harus naik ferry dulu menyebrang ke Butterworth barulah naik train The State Railways of Thailand's International Express. Ongkosnya sekitar 106 ribu rupiah, berangkat  pukul 13.15 dan akan tiba di Hatyai pukul 17.30.

Mengingat siang nanti masih ingin jalan – jalan di George Town terlalu buru-buru rasanya bila memaksakan ingin naik kereta ke Hatyai. Kita pun memilih untuk naik minibus dengan lama perjalanan dari Penang ke Hatyai diperkirakan sekitar 4 – 5 jam

Dan untuk mendapatkan tiketnya ternyata tak sulit kak. Setelah check out dari guesthouse, kita jalan kaki ke terminal Komtar. Nah mampir dulu ke kantor travel A.G. Express Services yang berada di lantai dasar komplek pertokoan Perangin Mall (peta lokasi nya klik di sini). Harga tiket minibus dari Penang ke Hatyai  yang berangkatnya  pukul 15.30 sore yakni 35 MYR per orang. Atau sekitar 106 ribu rupiah, sama dengan ongkos train dari Butterworth ke Hatyai. Kelebihan naik minibus yakni pihak travel akan menjemput dan mengantar hingga tujuan (penginapan kita) di kota Hatyai. Berhubung kita sudah terlanjur check out dari guesthouse jadinya kita menunggu minibus nya langsung di sini. Paling tidak sebelum pukul setengah 4 sore kita harus kembali ke sini. Oh iya daripada berat – berat bawa ransel kita pun menitipkannya kantor travel A.G. Express Services.

Kemudian kita lanjut jalan kaki dekat saja ke Komtar. Sampai di Komtar pada jam segini, pukul 8 pagi ternyata sudah ramai oleh orang- orang yang menunggu bus. Kebanyakan berperawakan turis aka wisatawan manca negara. Dan perawakan kita, nothing special. Rupa wajah saya yang seperti masyarakat lokal  rupanya bisa menipu wisatawan dari Tiongkok yang bertanya benar tidak menunggu bus mana ke Kebun Bunga di sini. Untung saya menengok ke papan petunjuk informasi ya saya bilang saja benar menunggunya di sini, di Lane 2…..Tak menunggu begitu lama, Rapid Penang bus nomor 204 tiba juga di Komtar. Inilah bus yang akan mengantarkan kita setengah jam perjalanan menuju pemberhentian terakhir yakni Penang Hill.

Menunggu bus di Komtar #turisrasalokal :)
Saking banyaknya penumpang yang ke sana, kita harus mengantri masuk ke dalam bus. Jangan lupa siapkan uang pas 2 MYR untuk ongkos ya kak! Dan benar saja kita tak dapat kursi, mau tak mau rela berdiri sampai ke Penang Hill.  Hmmm, yang penting sampai kan kak toh naik bus Rapid Penang nyaman. Oh iya kak, bagi yang ingin mampir dulu ke Kek Lok Si Temple bisa naik bus nomor 204. Sebelum halte Penang Hill, bus ini berhenti di halte Kek Lok Si TempleHmmm,,, dari Kek Lok Si Temple menuju Penang Hill melewati jalanan yang bernama Jalan Balik Pulau sontak membangkitkan lagi kenangan saya 4 tahun yang lalu. Di sini, ketika saya masih kurus, saya pernah jalan kaki seorang diri berpanas-panasan siang bolong , hehe. Check di peta google jaraknya lumayan juga, 2 km. 

  
Memandang ke luar jendela bus Rapid Penang #204

Sampai di halte bus Penang Hill, melihat ke sekeliling, rupanya ada perubahan pada posisi dan bangunan halte bus, kini lebih bagus. Suasananya juga sangat ramai oh iya tentu saja hari ini adalah akhir pekan. Lampion -lampion merah oriental bergantungan di bangunan utama Penang Hill Train Station (Stesen Bukit Bendera) sudah tentu saja adalah ciri khas suasana Penang di bulan Februari.
Stesen Bukit Bendera

Naik kereta api kabel Penang Hill Nah ini dia kak, ikoniknya Penang Hill. Untuk mencapai puncak kita harus naik kereta api dari dasar bukit. Kereta api (train) kabel ini berbeda dengan kereta api pada umumnya, dirancang khusus sebagai kereta wisata bertenaga listrik. Punya sejarah panjang, ratusan tahun beroperasi, sejak tahun 1700 an. Train yang beroperasi saat ini memiliki panjang jalur railway sekitar 1.996 m, ketinggian dari dasar bukit hingga ke puncak sekitar 691,4 meter & kemiringan mencapai maksium  52,9 %  (27.9°). Sekali perjalanan 2 gerbong kereta dapat mengangkut total 200 penumpang.  Huahhh,,,penasaran kan kak bagaimana rasanya naik kereta api kabel dengan kemiringan trek terjal dan mendaki hingga ke puncak Penang Hill. Kita sudah punya 2 tiket train pp, per orangnya untuk wisatawan asing dikenai biaya sebesar 30 MYR kalau wisatawan lokal hanya 10 MYR saja. Cuss langsung mengantri masuk ke dalam gerbong train. Kita memilih kursi yang menghadap ke bawah bukit.

Dataran Bukit Bendera….Kita mengelilingi kawasan puncak Penang Hill (830 mdpl) searah jarum jam. Awalnya dari upper station, terus berjalan mengikuti pathway. Berfoto – foto sudah pasti. Apalagi ada spot berfoto baru, dulu sewaktu saya ke sini belum ada. Salah satunya rooftop bangunan Astaka Bukit Bendera disulap menjadi pelataran dengan pagar pembatasnya dipenuhi padlock love aka gembok cinta. Hmmm,,ala – ala Korea lah jadinya, hehe!! Lain lagi tempat memandang panorama ke penjuru Pulau Pinang. Kini pelatarannya lebih luas. Mungkin untuk mengakomodir bertambahnya peminat wisatawan yang berkunjung ke sini. Baiklah, walaupun panas terik, kita mah tetap semangat berfoto di sini. 
Potret Dataran Bukit Bendera

  
  

MashaAllah….Memandang panorama Penang dari ketinggian Penang Hill ini sungguh membuat saya terperangah. Sebuah potret keindahan alam yang nantinya akan saya kenang dan rindukan....Hampir tengah hari, waktunya kembali ke Komtar, lagi naik Rapid Penang bus nomor 204. 
Memandang George Town dari ketinggian Penang Hill
Mau makan siang dimana kita? Karena selera belum mau move on dari rasa makanan tanah air. Kita pun bergegas ke Restoran Cahaya Lestari yang nerada di barisan ruko Jalan Dr Lim Chwee Leong, George Town, persis di seberang Prangin Mall. Untungnya kemarin Septi secara tak sengaja membaca label nama kedai makanan ini sehingga kita tak kesulitan menyambanginya. Makanannya silahkan ambil sendiri (self service). Dan harganya ya standar lah. Penasaran ingin tahu bagaimana rasa makanan tanah air di Penang, langsung ke sini ya kak.

Jalan kaki di George Town…. Setelah menuntaskan rasa lapat, kita lanjut jalan kaki jelajah jalanan George Town, mengunjungi yang belum kita sambangi tadi malam. Bila suasana malam di George Town sangat meriah, suasana siang hari juga tak kalah menarik. Sudut – sudut jalanannya & bangunannya terkesan klasik dan punya nilai sejarah itu pesonanya. 
Potret siang hari di jalanan George Town

  
  
  

George Town itu berasa seperti di Tiongkok kak! :)

Masjid Kapitan Keling, George Town
Pukul 3 sore kita kembali ke kantor travel A.G. Express Services. Menunggu minibus ke Hatyai berangkat eh kita masih sempat-sempatnya menengok ke dalam Prangin Mall. Melihat mall ala Penang sekaligus ngadem sejenak. 

Selanjutnya....Dari Penang ke Hatyai

1 comment:

  1. Another function right here is its 200+ on-line slots that pair completely with an excellent welcome bonus bundle. The 280% welcome offer consists of 코인카지노 matches in your next 5 deposits that would complete $14,000 by the point all is said and carried out. Slots.lv comes with a good pedigree, too, sharing the same owners as another great on-line casinos, together with Ignition and Bovada. That's always a good factor when you're looking for peace of thoughts about the place you're depositing your cash.

    ReplyDelete