Friday 19 May 2017

Pagi Berkabut di Sepanjang Jalan ke Perawang, Siak

Sungai Mandau, Siak (Jum’at, 03/02/2017)…..Pagi ini saya harus kembali ke Pekanbaru karena nanti siang saya akan melanjutkan perjalanan ke Padang.

Masih pukul 6 pagi, Lila membonceng saya, melaju di jalanan ketika hari belumlah terang dan jalan pun masih mengandalkan pelita dari lampu sepeda motor. Dinginnya udara pagi berbau gambut sepertinya menjadi ciri khas pagi di jalanan Siak. Waktu bergulir, perlahan cahaya mentari perlahan menelan warna hitam bumi Siak. Namun, cahayanya yang putih buram tetap saja membatasi jarak pandang di depan. Sepanjang jalan yang kami lewati ini masih sama dengan kemarin. Awalnya menyusuri jalan membelah ladang sawit kini jalan membelah hutan akasia.

Bila kemaren cerah ceria. Kali ini suasananya berbeda. Sepanjang jalan berkabut bak potret alam yang dramatis. Kata Lila, pagi berkabut seperti ini sudah biasa.  Biasa bagi Lila, sementara bagi saya panorama Siak seperti ini adalah pertama kalinya bagi saya. Bentang alam Kabupaten Siak sebagian besar adalah dataran rendah dalam bentuk rawa -rawa atau tanah basah. Kala siang udaranya begitu terik dan gerah, kala malam udaranya dingin. Udara lembab bersinggungan dengan permukaan gambut yang menyimpan panas, timbul lah pemecahan suhu dekat permukaan tanah. Pantas saja sering berkabut di Siak.

Sekilas saya melihat sebuah plang bertuliskan daerah rawan kebakaran. Saya pun teringat bencana kabut asap yang menerpa di Pulau Sumatera bagian timur beberapa tahun terakhir. Banyaknya titik panas lahan gambut di Kabupaten Siak memang sangat berpotensi mengakibatkan kebakaran lahan dan akhirnya membuat kabut asap. Ketika musim penghujan, pagi berkabut di Siak, udaranya begitu segar. Tetapi tidak ketika musim kemarau, kabut asap jadi ancaman yang menyesakkan nafas.

Ke sini pada waktu bukan musim kemarau, jangan lewatkan melihat panorama pagi berkabut membelah hutan pinus di sepanjang jalan menuju Perawang, Siak. MashaAllah, berasa sedang syuting film bergenre petualangan.

 
 
Siak on a misty morning

“Dear Lila, terimakasih banyak ya & sampaikan salam ku buat keluargamu di Sungai Mandau ya Lak. Terimakasih sudah memberikan saya kamar menginap, memberi saya makan malam menu rumahan khas Siak :). Dan pagi ini, kamu masih mau saya repotkan lagi untuk mengantar saya ke Pekanbaru. Di sini, membuat saya bernostalgia ke masa kecil. Mandi pagi tanpa pelita lampu listik PLN di rumah saya pernah merasakannya 20 tahun yang lalu. Hehe. Semoga kampung - kampung di sini yang belum punya PLN segera dialiri listrik ya Lak!”

Selanjutnya...Potret Masjid Agung An Nur, Pekanbaru

No comments:

Post a Comment