11 September 2016....Masih belum move on dari sejuknya kota pegunungan Batu, pagi ini saya berencana untuk menjelajahinya lagi dari sudut yang berbeda. Saya penasaran ingin menyesatkan diri di Coban Talun. Coban merupakan bahasa Jawa yang artinya air terjun. Coban Talun berjarak 11 km di utara pusat Kota Batu, wana wisata alam Coban Talun menawarkan nikmatnya panorama coban yang dikelilingi perbukitan hutan pinus.
Bagaimana caranya mencapai Coban Talun dari Kota Malang dengan transportasi umum?. Berikut ini informasinya!. Berangkat dari depan bangunan Butik Capsule Hostel, gak perlu menyebrang jalan, saya naik angkot biru tua kode AGL ke
Terminal Landungsari (ongkos 5k IDR), lanjut naik angkot kuning ke Batu via
Desa Junrejo, turun nya di simpang Jl. Agus Salim, tak perlu sampai Terminal
Batu (ongkos 5k IDR). Ragu, saya minta tolong pada
pak supir untuk menurunkan saya di jalan yang dilewati angkot oranye ke Selecta/Talun. Lanjut lagi naik angkot oranye (ongkos 6k IDR). Melewati Selecta, menyusuri Jalan Bukit Berbunga terus Jalan Raya Arjuno. Lagi-lagi saya meminta pada pak supir untuk
menurunkan saya di persimpangan Jalan Coban Talun. Total
lama perjalanan naik angkot yang saya tempuh ± 1 jam 20 menit. Nah, dari persimpangan
Jalan Coban Talun, ternyata saya harus jalan kaki ± 1,4 km untuk mencapai gerbang kawasan
wisata. Sebuah perjalanan yang cukup ribet memang, karena harus ganti-ganti
angkot.
“Jangan lupa bawa bekal air minum biar tak dehidrasi ketika jalan kaki menjelajah kawasan Coban Talun!”
Jalan kaki ±1,4 km untuk mencapai gerbang wana wisata Coban Talun…. Jalan Coban Talun, begitulah namanya di google map, nama jalan raya menuju gerbang kawasan wisata Coban Talun. Jalan beraspal mulus Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Batu. Jalanan desa yang benar-benar sepi. Di bawah matahari yang mulai terik tengah hari, saya seorang diri jalan kaki. “Kebayang betapa krik krik nya”. “Tak juga!”. Bagi saya justru jalan kaki ini tak biasa. Alasannya karena di kiri-kanan Jalan Coban Talun adalah perkebunan apel masyarakat lokal. Terlihat buah-buah apel berbuah lagi ranum-ranumnya. Batu dan apel, satu paket yang tak terpisahkan. Bahkan tanaman pohon apel wajib menjadi tanaman pekarangan rumah penduduk desa. Sebuah potret nyata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. “Tak perlu lagi ikutan tur berbayar, wisata kebun apel” pikir saya. Melihat kebun-kebun apel sepanjang Jalan Coban Talun ini sudah membuat mata saya berbinar-binar. Mendekati gerbang kawasan wisata Coban Talun barulah rumah-rumah penduduk padat di kiri kanan jalan. Ramah meskipun tak kenal. Begitulah ketika saya melempar senyum dan menyapa sekelompok ibu-ibu yang sedang duduk santai di depan sebuah rumah.



![]() |
Menyesatkan diri di Coban Talun, Batu |
“Jangan lupa bawa bekal air minum biar tak dehidrasi ketika jalan kaki menjelajah kawasan Coban Talun!”
Jalan kaki ±1,4 km untuk mencapai gerbang wana wisata Coban Talun…. Jalan Coban Talun, begitulah namanya di google map, nama jalan raya menuju gerbang kawasan wisata Coban Talun. Jalan beraspal mulus Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Batu. Jalanan desa yang benar-benar sepi. Di bawah matahari yang mulai terik tengah hari, saya seorang diri jalan kaki. “Kebayang betapa krik krik nya”. “Tak juga!”. Bagi saya justru jalan kaki ini tak biasa. Alasannya karena di kiri-kanan Jalan Coban Talun adalah perkebunan apel masyarakat lokal. Terlihat buah-buah apel berbuah lagi ranum-ranumnya. Batu dan apel, satu paket yang tak terpisahkan. Bahkan tanaman pohon apel wajib menjadi tanaman pekarangan rumah penduduk desa. Sebuah potret nyata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. “Tak perlu lagi ikutan tur berbayar, wisata kebun apel” pikir saya. Melihat kebun-kebun apel sepanjang Jalan Coban Talun ini sudah membuat mata saya berbinar-binar. Mendekati gerbang kawasan wisata Coban Talun barulah rumah-rumah penduduk padat di kiri kanan jalan. Ramah meskipun tak kenal. Begitulah ketika saya melempar senyum dan menyapa sekelompok ibu-ibu yang sedang duduk santai di depan sebuah rumah.
Jalan kaki menyusuri Jalan Coban Talun
Di gerbang wana wisata Coba Talun ….Wana wisata ini dikelola oleh pemerintah yakni Perhutani. Kita pun harus membeli tiket masuk seharga 7.500 IDR. Ketika membayar tiket, bapak penjaga loket menujukkan mimik wajah heran ketika saya mengatakan tiket satu orang. “Mungkin aneh bagi beliau melihat saya seorang diri jalan-jalan”. Entahlah! :)
Desa Tulungrejo dan tiket masuk Coban Talun
Tak jauh dari
tempat parkir sepeda motor, saya melihat papan petunjuk arah menuju air terjun.
Menurut papan informasi, ternyata di sini tak hanya air terjun (coban) ada spot lain yang
tak kalah menarik yakni Bukit Callindra dan Dam Coban Talun. Ahhh, saya semakin
bersemangat. Katanya, dari sini air terjun 1km lagi! Saya mempercepat langkah.
Dari gerbang ke Coban Talun
Menyusuri jalan
setapak, saya berpapasan dengan pengunjung lainnya. Sekelompok anak muda sedang
bertenda di sudut sana. Menyebrangi
jembatan kayu sederhana, mengantarkan saya ke dalam hutan pinus. Di bawah
rindangnya pepohonan pinus, saya terus mengikuti trek jalan setapak, santai menuju air terjun. Sayup-sayup mulai
terdengar suara jatuhan air, trek sempit
menurun harus dilalui. Hati-hati licin!. “Turun nya ke tempat air terjun jatuh
tak sulit tetapi naiknya ketika pulang nanti sudah pasti memerlukan tenaga
ekstra!”. Semangat kak!.
Akses menuju air terjun
Coban Talun….Segar!!!
Begitulah suasana hati ketika berada di sini. Air terjun menghempas batu cadas
menimbulkan suara yang syahdu. Pengunjung yang datang ke sini terbilang ramai.
Ada yang datang bersama teman, keluarga, pasangan, dan datang sendiri.
Masing-masing punya motivasi sendiri. “Hahh, ngomong apa sih kak?”. Seperti saya
sampai juga menjejakkan kaki di Coban Talun berawal dari motivasi penasaran.
Coban Talun, Batu |
Dari Coban Talun saya lanjut ke Bukit Callindra atau nama
kerennya Bukit Cinta. Saya
harus kembali ke persimpangan jalan setapak antara Bukit Callindra & Air
Terjun yang tadi saya lewati di hutan pinus. Mendaki ke atas bukit. Jalan kaki
saya sangat santai karena saya ingin benar-benar menikmati sejuknya udara dan harum
pinus di hutan ini.
Berjalan di hutan pinus Coban Talun
Bukit Callindra….Jika tadi trek jalan ke Coban Talun cukup
ramai, trek ke puncak Bukit Callindra sepi! Bahkan hanya
sekali saya disalip oleh sepasang muda-muda yang duluan mendaki ke Bukit
Callindra. Mendaki santai seorang diri mengantarkan saya ke atas bukit. Rupanya
puncak Bukit Callindra cukup panjang. Meskipun tengah hari, udara malah lebih sejuk dibanding di hutan pinus di bawah. Semilir angin berhembus cukup terasa di kulit wajah. Berhenti sejenak, saya lanjut jalan menembus semak belukar. Entah berapa jauh, hingga saya
menemukan jalan buntu. Di ketinggian Bukit Callinda, pemandangan sungguh memanjakan
mata ketika saya menatap ke arah timur dimana Desa Tulungrejo di bawah kokohnya
kaki Gunung Arjuna. Langit biru cerah berpadu awan putih berarak di atas
sana. Begitu memandang ke arah selatan, MashaAllah!


Memandang alam Batu di Bukit Callindra
Dam Coban Talun….Puas memandang di Bukit Callindra, saya
kembali turun bukit. Menembus jalan setapak hutan pinus lagi, ke utara aliran
sungai. Menyebrangi sungai kecil aliran dangkal dengan kaki telanjang. Tak jauh
ada di arah selatan ada bendungan. Namanya Dam Coban Talun. Di sinilah spot akhir penyesatan diri saya di wana
wisata Coban Talun.
Dam Coban Talun & sekitarnya
Ngomong –
ngomong, dari tadi membicarakan nama Coban Talun. Dalam bahasa Jawa, coban
artinya air terjun dan talun artinya sawah (hasil nge-google). Ada yang
tahu mengapa air terjun ini dinamakan Coban Talun?
Peta Lokasi Coban Talun, Batu
-------------------------------------------------------------
Coban Talun
Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,
Jawa Timur, 65336
No comments:
Post a Comment