Sunday 8 January 2017

Dari Sendangbiru ke Turen

Syukurlah hujan lokal di Sendangbiru tak sampai berjalam-jam. Hampir jam tiga sore, hujan reda. Waktunya saya kembali ke ujung jalan Pantai Sendangbiru, tempat tadi saya diturunkan, menunggu mikrolet kembali ke Turen. Namun, lewat jam 3 sore, mikrolet tak kunjung datang. Saya pun mulai resah khawatirnya tak akan ada lagi mikrolet yang lewat jalan kawasan Pantai Sendangbiru sore begini. Teringat perkataan ibu yang semikrolet dengan saya tadi siang. Bahwa jadwal keberangkatan mikrolet dari Sendangbiru ke Turen pada sore hari memang tak tentu aka tidak jelas.

Dari Sendangbiru ke Turen
Tiga puluh menit berlalu. Sempat berpikir untuk menumpang salah satu kenderaan pengunjung di Sendangbiru namun keberanian saya meminta tolong tak ada. “Si kakak mah belum nekat hitchhiking”.Pikiran memerintahkan saya untuk berjalan kaki saja dulu ke jalan besar Desa Sendangbiru. Melewati rumah-rumah penduduk lokal. Manatahau mikrolet hanya ada di sana.  

Mendapati persimpangan jalan yang lebih besar rupanya saya terperangkap di tempat sepi. Sore itu, jalanan cukup sepi. Tiba-tiba saja seorang bapak bermotor menghampir saya. “Mbak ojek?” tanyanya. Saya melihat ke sekeliling tak ada orang dan langit sore itu kembali menggelap mendung. Baiklah, tak ada salahnya saya bertanya berapa ongkos ke Turen. Sepakat, saya pun setuju diantar ke Pasar Turen. Dalam pikiran saya sungguh gila ide naik ojek dari Sendangbiru ke Turen sejauh 40-an km apalagi medan jalan raya yang akan dilewati naik turun berkelok-kelok. Pastinya buat pegal kaki si kakak!
 
Belum setengah perjalanan, hujan mulai rintik-rintik. Ketika motor sedang laju-lajunya, pak ojek bertanya apakah saya mau pakai jas hujan. Saya belum mengiyakan. “Lanjut jalan saja pak dulu” pekik saya melawan arah angin. Pak ojek pun semakin melaju menyusuri jalanan mendaki dan berliku-liku dari Sendangbiru ke Turen.
 
Tak lama kemudian hujan pun turun dengan derasanya. Mau tak mau motor harus menepi mencari tempat berteduh. Meskipun pakaian si bapak  basah kuyup, beliau malah memberikan saya jas hujan paling bagus. Kami pun mengikuti pengendara motor lainnya terpaksa berhenti berapa saat. Saya takut kemalaman di jalan, saya pun meminta pak ojek untuk melanjutkan perjalanan yang masih jauh. Meskipun hujan lumayan deras, si bapak  mengiyakan. Jadilah ini perjalanan ngojek menerjang derasnya hujan. Dan akhirnya, satu setengah jam kemudian si bapak mengantarkan saya hingga ke lokasi ngetem bus Malang di Pasar Turen. 

Begitu melihat raut wajah si bapak ojek pasca sejama diterpa hujan, saya tak tega bila membayar ongkos sesuai kesepakatan awal. Karena beliau lah yang jauh-jauh mengantarkan saya, ngojek hujan-hujanan puluhan kilometer dari Sendangbiru ke Turen. Terimakasih bapak e!

Turen, 12 September 2016

No comments:

Post a Comment