Syukurlah hujan lokal di
Sendangbiru tak sampai berjalam-jam. Hampir jam tiga sore, hujan reda. Waktunya
saya kembali ke ujung jalan Pantai Sendangbiru, tempat tadi saya diturunkan,
menunggu mikrolet kembali ke Turen. Namun, lewat jam 3 sore, mikrolet tak
kunjung datang. Saya pun mulai resah khawatirnya tak akan ada lagi mikrolet
yang lewat jalan kawasan Pantai Sendangbiru sore begini. Teringat perkataan ibu
yang semikrolet dengan saya tadi siang. Bahwa jadwal keberangkatan
mikrolet dari Sendangbiru ke Turen pada sore hari memang tak tentu aka tidak
jelas.
Dari Sendangbiru ke Turen |
Tiga puluh menit
berlalu. Sempat berpikir untuk menumpang salah satu kenderaan pengunjung di
Sendangbiru namun keberanian saya meminta tolong tak ada. “Si kakak mah belum nekat hitchhiking”.Pikiran memerintahkan saya untuk berjalan kaki saja dulu ke jalan besar Desa
Sendangbiru. Melewati rumah-rumah penduduk lokal. Manatahau mikrolet hanya ada
di sana.
Mendapati persimpangan jalan yang lebih besar rupanya saya terperangkap di tempat sepi. Sore itu, jalanan cukup sepi. Tiba-tiba saja seorang bapak bermotor menghampir saya. “Mbak ojek?” tanyanya. Saya melihat ke sekeliling tak ada orang dan langit sore itu kembali menggelap mendung. Baiklah, tak ada salahnya saya bertanya berapa ongkos ke Turen. Sepakat, saya pun setuju diantar ke Pasar Turen. Dalam pikiran saya sungguh gila ide naik ojek dari Sendangbiru ke Turen sejauh 40-an km apalagi medan jalan raya yang akan dilewati naik turun berkelok-kelok. Pastinya buat pegal kaki si kakak!
Tak lama
kemudian hujan pun turun dengan derasanya. Mau tak mau motor harus menepi
mencari tempat berteduh. Meskipun pakaian si bapak basah kuyup, beliau malah memberikan saya jas
hujan paling bagus. Kami pun mengikuti pengendara motor lainnya terpaksa
berhenti berapa saat. Saya takut
kemalaman di jalan, saya pun meminta pak ojek untuk melanjutkan perjalanan yang
masih jauh. Meskipun hujan lumayan deras, si bapak mengiyakan. Jadilah ini perjalanan ngojek
menerjang derasnya hujan. Dan akhirnya, satu setengah jam kemudian si bapak mengantarkan
saya hingga ke lokasi ngetem bus Malang di Pasar Turen.
Begitu melihat raut wajah si bapak ojek pasca sejama diterpa hujan, saya tak tega bila membayar ongkos sesuai kesepakatan awal. Karena beliau lah yang jauh-jauh mengantarkan saya, ngojek hujan-hujanan puluhan kilometer dari Sendangbiru ke Turen. Terimakasih bapak e!
Begitu melihat raut wajah si bapak ojek pasca sejama diterpa hujan, saya tak tega bila membayar ongkos sesuai kesepakatan awal. Karena beliau lah yang jauh-jauh mengantarkan saya, ngojek hujan-hujanan puluhan kilometer dari Sendangbiru ke Turen. Terimakasih bapak e!
Turen, 12 September 2016
No comments:
Post a Comment