Friday, 20 November 2015

Menjelajah Songzanlin Monastery (Little Potala Palace), Shangri-La...part1

Kala itu di Songzanlin Monastery, Shangri-La
Belum berkesempatan traveling ke Daerah Otonomi Tibet, Shangri-La menjadi list destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada Provinsi Yunnan, China. Jika berkunjung ke Tibet terasa sulit karena kita diwajibkan untuk memiliki visa Tibet selain visa China, Shangri-La tak perlu visa tambahan. Atmosfer Tibetan memang sangat kentara di Shangri-la, suasanya berbeda jauh dengan daerah Provinsi Yunnan, China yang saya kunjungi sebelumnya (Kunming dan Lijiang).

Hari pertama di Shangri-La, menjelajah kawasan Songzanlin Monastery menjadi tujuan utama perjalanan saya. Ganden Sumtsenling Monastery atau yang lebih dikenal dengan nama Songzanlin Monastery (Tibetan: དགའ་ལྡན་སུམ་རྩེན་གླིང་, Chinese: 赞林寺 Sōngzànlín Sì) merupakan biara Tibet terbesar di Provinsi Yunnan. Dibangun pada tahun 1679 pada ketinggian 3.380 meter di atas permukaan laut. Jika dilihat sekilas kompleks bangunan Songzanlin Monastery mirip landmark paling terkenal dari kota Lhasa, Tibet yaitu Potala Palace. 


Thursday, 19 November 2015

Shangri-La, Xièxiè!!! Akhirnya Bertemu Juga dengan Chi Shandy

Apa jadinya jika saya seorang diri terdampar di suatu jalan antah berantah Shangri-La (sebuah kota kecil di barat laut Provinsi Yunnan, China) pada malam yang sangat dingin dan tak tahu harus berjalan kemana. Duhh bahasanya kak. Situasi seperti ini pastinya membuat saya hampir desperado aka putus asa. "Ehhh,,kakak jangan sampai putus asa beneran ya di negeri orang!".

Sehari sebelumnya, saya memberitahu chi Shandy bahwa besok saya akan berangkat ke Shangri-La dengan menaiki bus dari Lijiang. "Kemungkinan saya akan tiba pada pukul kurang lebih jam 9 malam". Chi Shandy pun membalas, "Hubungi saya  jika kamu sudah sampai di Shangri-La Bus Station, saya akan menjemputmu di sana" begitulah pesan chi Shandy jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Wednesday, 18 November 2015

From The Bus Window, Lijiang – Shangri-La

From The Bus Window, Lijiang – Shangri-La
Senin, 01 Juni 2015. Satu jam menjelang jam 5 sore, saya sudah berada di dalam ruang tunggu keberangkatan Stasiun Bus Lijiang. Kursi-kursi kebanyakan masih terlihat kosong, tak terlihat penumpukan penumpang. Yaaa,, sore ini saya akan berangkat menuju Shangri-La.

Secara administratif  kota Shangri-La (香各里拉/xiānggēlǐlā) dulunya sebelum tahun 2001 bernama Zhongdian (中甸/zhōngdiàn). Inilah negeri yang menurut para penjelajah memiliki keindahan tersembunyi di dataran tinggi jauh di barat laut Negeri Tirai Bambu.

Jangan berharap pengumuman keberangkatan bus yang akan kita naiki akan diumumkan dalam bahasa Inggris ya kak!! Ketika gate nomor 4 yang di atasnya terdapat tulisan 香格里拉(中甸) dibuka menjelang pukul 5 sore inilah pertanda bahwa bus menuju Shangri-La akan diberangkatkan. Saya pun memastikan kepada petugas apakah benar bus yang saya naiki adalah menuju Shangri-La. “Gak lucu kan kalau saya salah naik bus! “. Lalu menerka-nerka bahwa tempat duduk saya yang tertera di tiket adalah nomor 4. Saya pun duduk tepat di belakang kursi si bapak supir.