Untuk bisa masuk ke
situs Sigiriya, para wisatawan asing harus membayar tiket
sebesar 30 USD (4.200 rupee) atau sekitar 406 ribu rupiah, sudah termasuk tiket masuk ke Sigiriya Museum.
Berbekal peta dalam brosur World
heritage City of Sigiriya, saya pun memulai penjelajahan menjejaki
peninggalan kota kuno ribuan tahun Sri Lanka ini. Persiapkan fisik dan semangatmu untuk mencapai puncak batu Sigiriya.
Tentu saja jangan lupa membawa bekal air minum secukupnya !!
 |
Sigiriya Ticket |
Setelah pemeriksaan tiket di gerbang barat
Sigiriya, saya pun berjalan melewati jembatan batu di atas kanal air sepanjang
kurang lebih 20 meter. Ini mengingatkan saya pada Angkor Wat di Siem Reap
dimana kedua kuno ini sama-sama dikelilingi oleh kanal air berbentuk persegi. Jauh sebelum Angkor Wat dibangun yaitu pada
abad ke-12 ternyata Sigiriya sudah menerapkan sistem penyaliran air seperti
ini.
 |
Gerbang barat Sigiriya |
Water Garden…Menaiki tangga batu yang dulunya merupakan benteng
pertahanan dalam Sigiriya. Sampailah saya di jalan setapak dimana terhampar
rumput hijau luas di antara bekas reruntuhan bangunan. Suasana sejuk begitu
kentara dengan adanya pepohonan rimbun. Terus berjalan ke arah timur mendekati
batu Sigiriya terlihat saluran air memanjang di kiri kanan jalan. Mengalir menuju kanal air yang
tadi saya lewati. Water garden begitulah keterangan nama lokasi dalam peta tempat saya
berdiri ini. Di sinilah spot berfoto berlatar Lion Rock, favorit para wisatawan.
Boulder Garden…Setelah melewati water garden, kini saya pun mulai sering menapaki puluhan anak
tangga batubata menuju ke lokasi yang lebih tingi. Menyusup
di antara sela-sela bebatuan besar hingga mendekati kaki batu Sigiriya. Hahhh,,dari sini semangat kita untuk menaklukkan jalur trek Sigiriya mulai diuji.
 |
Menapaki anak tangga batubata Boulder Garden |
 |
Menuju lokasi yang lebih tinggi |
 |
Menyusup di antara bebatuan besar |
 |
Meskipun banyak sekali tour guide yang menawarkan jasanya, si kakak lebih memilih untuk berjalan tanpa pemandu. Keterangan dalam brosur sudah lebih dari cukup untuk mengenal Sigiriya. Tipe traveler "Indonesia" banget ya kak. Kalau kakak bagaimana lebih suka pakai guide atau tidak? |
 |
Semangat!! |
Tak hanya butuh fisik dan stamina yang kuat tetapi juga butuh keberanian untuk
melalui trek menuju puncak batu Sigiriya.
Setelah melewati
Boulder Garden, kita pun harus berjalan di tangga yang menempel di dinding batu
Sigiriya. Lebar jalurnya bahkan tak cukup untuk dilewati bersamaan oleh 2 orang
dewasa. Siapkan nyalimu terutama untuk menaklukkan tangga spiral.
 |
Jalur tangga menggantung batu Sigiriya |
 |
Penasaran kejutan apa yang menanti di atas sana?
|
 |
Ketika berada di sini angin yang berhembus cukup kencang dan lantai tangga yang licin pasca hujan membuat saya terus berpegangan pada besi pembatas |
Frescoes …Rupanya tangga spiral mengantarkan
kita menuju gua sempit. Terdapat lukisan para wanita dari jaman kerajaan
Sri Lanka di masa lalu menghiasi dinding batu Sigiriya sepanjang sepanjang 140
meter. Konon katanya mereka adalah para wanita raja. Yang membuat saya
penasaran bagaimana caranya pelukis di masa lalu bisa melukis detail di gua dinding
batu Sigiriya setinggi ini. Entahlah!!
 |
Frescoes |
Saya tak ingin berlama-lama frescoes yang lokasinya
sempit dan terbatas. Saya kembali menuruni tangga spiral kemudian menyusuri
jalur selanjutnya.
Mirror
Wall… Sampailah saya di jalur dilindungi
oleh tembok tinggi sekitar 3 meter. Tembok ini dilapisi dengan glasir cermin
halus (mirror-smooth glaze). Menurut
informasi, grafiti di dinding ini ditulis antara abad ke-7 dan 11. Sayangnya saya tak bisa melihat dengan jelas coretan dinding yang dalam perkembangannya menjadi tulisan resmi negara Sri Lanka. Ada pembatas, pengunjung dilarang menyentuh Mirror Wall.
 |
Mirror Wall |
 |
Penasaran pada guratan alami dinding batu Sigiriya di sisi kanan. Hmmm,,saya pun menebak Sigiriya adalah jenis batuan metamorf, mungkin gneiss |
Lanjut berjalan!! Setelah melewati jalur mirror wall yang relatif aman dan tak
membuat jantung berdesir takut seperti jalur tangga sebelumnya, kini saya kembali
menyusuri tepian batu Sigiriya dengan pembatas sambungan besi sebesar kepalan
tangan setinggi 1.5 meter.
Intermeso…Meskipun melihat ke bawah sana membuat jantung dag dig dug, panorama Sigiriya di sana menjadi hadiah indah ketika melalui jalur ini.
 |
Berlatar Water Garden di bawah sana dikelilingi hutan serba hijau |
No comments:
Post a Comment