Salah satu pengalaman nekat tak
terlupakan dari perjalanan saya di Sri Lanka adalah ketika menapaki jalur pendakian Adam’s Peak menuju puncaknya seorang diri. Beneran seorang
diri kak?. Saat ini saya pun masih berpikir bisa-bisanya saya seorang di mendaki sebuah gunung sakral sebuah negara asing sedangkan di negara sendiri saja belum pernah sekalipun saya mendaki seorang diri.
Meskipun awalnya saya ragu apakah saya
yang solo traveling di Sri Lanka
boleh mendaki Adam’s Peak seorang diri. Belum mengetahui secara pasti apakah gunung tinggi Sri Lanka ini boleh didaki sendiri ataukah harus berkelompok. Keraguan terjawab setelah mencari berbagai informasi
di internet dan juga bertanya pada Ben (host couchsurfing saya di Kandy), Adam’s Peak bisa didaki oleh solo hiking. Saya pun memilih jalur dari Nallathanniya,
desa terdekat yang berada di kaki Adam’s
Peak, berjarak 32 km di sebelah
barat daya kota Hatton. Rute pendakian sejauh lebih kurang 5.4 km ini menjadi rute terpendek dan paling populer
ditempuh para pendaki untuk sampai ke puncak Adam’s Peak. Jalurnya bahkan sudah
dibuat dengan permanen berupa jalan setapak bertangga batu menyusuri lereng ke
puncak Adam’s Peak. Kegiatan mendaki
dan menuruni Adam’s Peak dapat dilakukan dalam hari yang sama yang artinya kita
tak perlu bermalam di puncaknya.
Saya berkunjung ke Sri Lanka pada awal bulan Desember. Bulan Desember hingga April merupakan waktu terbaik pendakian Adam's Peak dimana cuaca pada bulan-bulan tersebut tidaklah ekstrim. Intensitas curah hujan relatif sedang dan kondisi angin baik. Dan Alhamdulillah ketika saya mendaki Adam’s Peak cuaca sangat bersahabat. Dimana pada saat itu langit begitu cerah bahkan begitu indah bertabur bintang.
Saya berkunjung ke Sri Lanka pada awal bulan Desember. Bulan Desember hingga April merupakan waktu terbaik pendakian Adam's Peak dimana cuaca pada bulan-bulan tersebut tidaklah ekstrim. Intensitas curah hujan relatif sedang dan kondisi angin baik. Dan Alhamdulillah ketika saya mendaki Adam’s Peak cuaca sangat bersahabat. Dimana pada saat itu langit begitu cerah bahkan begitu indah bertabur bintang.
Sekilas tentang Adam’s Peak
Adam’s Peak (Sinhala : Samanalakanda (gunung kupu-kupu), Tamil : Sivanolipatha Malai, memiliki ketinggian 2,243 m (7,359 ft). Dikenal juga sebagai Sri Pada yang berarti tapak kaki suci. Adalah gunung yang disakralkan oleh masyarakat Sri Lanka. Secara geografis Adam's Peak terletak di bagian selatan dari Dataran Tinggi Tengah (Central Highlands). Merupakan bagian dari 2 wilayah yaitu Ratnapura District, Sabaragamuwa Province dan Nuwara Eliya District, Central Province. Untuk mencapai Adam’s Peak ada dua jalur utama yaitu dari kota Ratnapura yang berjarak sekitar 40 km ke arah timur laut atau dari kota Hatton berjarak 32 km sebelah barat daya. Wilayah sekitarnya sebagian besar merupakan hutan perbukitan.
![]() |
Saya di Adam's Peak, Sri Lanka |
Rute perjalanan dari Blue Sky Guest House, Nallathanniya
menuju puncak Sri Pada (Adam’s Peak)
Minggu, 06 Desember 2015...
Sebelumnya saya beristirahat
(tidur) lebih awal agar mengurangi rasa lelah dari perjalanan dari Kandy
menuju Nallathanniya tadi siang. Sekitar pukul 2 dini hari, saya pun
bersiap memulai pendakian menuju Adam’s Peak. Tak lupa memeriksa kembali backpack yang
saya bawa. Terutama bekal air minum (1.5 liter), rain
coat (tetap dibawa meskipun perkiraan cuaca cerah), obat-obatan (obat
untuk pegal-pegal dan cedera otot). Hp, kamera, dan membawa senter (untuk
penerangan sepanjang jalur trek yang akan dilalui). Bismillahirrahmanirrahim…saya pun bergerak
keluar dari Blue Sky Guest House, tempat menginap saya di
Nallathanniya.
Dari Nallathanniya, saya mulai berjalan kaki menembus kegelapan dan dinginnya udara dini hari. Kilometer pertama menyusuri jalan-jalan desa. Suasanya begitu senyap. Kesibukan terlihat di penginapan/guest house sepanjang jalan Sripadaya. Dimana pengguninya juga bersiap-siap mendaki seperti saya. Di awal-awal perjalanan saya tidaklah benar-benar sendiri. Saya mengikuti 2 orang traveler asing berjalan bersama-sama selama 45 menit hingga pos pendakian. Dharmaraja Budhist Center begitulah keterangan yang terpampang di pos pendakian. Sesampainya di gerbang pendakian Adam’s Peak ini, kita wajib melapor dengan menuliskan data diri di buku pengunjung (nama & asal negara). Dan membayar donasi seikhlasnya. Tak ada tarif resmi pendakian yang dikenakan kepada pengunjung.
Setelah menyeberangi jembatan,
mengambil jalur jalan sebelah kiri
mendaki tangga perbukitan. Suasanya begitu gelap dan hanya terdengar suara angin dan aliran air sungai. Ketika perjalanan pulang nantinya saya pun
baru mengetahui bahwa jalur yang saya lewati ini adalah hutan diapit perkebunan
teh. Cahaya lampu senter menuntun saya
menuju ribuan anak tangga batu Sri Pada.
Di pertengahan jalan saya tak
mampu mengikuti style berjalan cepat
dua orang teman baru saya tadi. Saya pun akhirnya menyesuaikan ritme berjalan
saya sesuai kondisi terkadang berjalan cepat, kadang santai, dan di beberapa
lokasi saya berhenti sejenak untuk beristirahat. “Semoga saya tak benar-benar sendiri di jalur pendakian ini, berharap nantinya berpapasan
dengan beberapa pendaki solo lainnya (baik
itu saya yang mendahuli atau didahului)”
begitulah pikiran saya.
Sekedar informasi di beberapa
titik jalur pendakian menuju Adam’s Peak
ternyata ada warung-warung kecil yang dikelola penduduk lokal. Menjual
minuman (teh panas, air mineral), makanan ringan, dsb. Pengunjung memanfaatkan
tempat ini sebagai rest area atau
sekedar minum teh, menghangatkan tubuh. Karena
kekurangan bekal air minum saya pun membelinya di
salah satu warung. Secangkir hot tea dan 1 botol air mineral 1.5 liter harganya 200 rupee atau sekitar 20 ribu
rupiah. Mengingat mencapai lokasi jauh dari jangkauan kenderaan hanya bisa
dicapai dengan jalan kaki, wajar pedagang lokal mematok harga yang lebih mahal
dari standarnya.
Oh iya, ketika sejenak
beristirahat di warung tersebut secara kebetulan saya kembali bertemu dengan
beberapa traveler asing, kenalan dari
perjalanan naik bus dari Hatton menuju Nallathanniya kemaren. Saling menyapa
dan memberi semangat membuat saya terpacu untuk melanjutkan langkah menggapai
puncak gunung yang disakralkan oleh masyarakat Sri Lanka ini.
Terus berjalan menyusuri jalan
setapak menuju arah tenggara. Melalui jalan
setapak bergelombang naik turun. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2.5
jam sampailah saya di jalur jalan setengah lingkaran. Di tengah-tengahnya
terdapat jembatan di atas sungai kecil. Sungai kecil yang mengalir di sepanjang
jalur pendakian ini bernama Seetha
Gangula.
Kemudian
melalui medan yang menurut saya paling berat sepanjang perjalanan ini ketika melangkahkan kaki di jalan
bertangga batu yang kemiringannya cukup curam, menyusuri lereng menuju puncak Adam’s Peak. Tak terhitung beberapa kali
sudah saya berhenti mengatur nafas agar sanggup melangkah ke anak tangga
selanjutnya. Harus berhati-hati ya kak terhadap kondisi tangga yang cukup licin!. Apalagi penglihatan ke sekitarnya terbatas. Hanya mengandalkan cahaya searah
dari senter yang saya pegang dan disinari cahaya remang-remang bulan dan bintang-bintang dari langit di atas
sana. Dan yang penting selama kita berjalan sendiri dan belum berpapasan dengan pendaki lain tetap postive thinking, jangan berpikiran yang macam-macam.
Semakin mendekati puncak Adam's Peak angin yang berhembus pun terasa lebih kencang dibanding sebelumnya. Dan akhirnya perjuangan menapaki medan pendakian selama kurang lebih 3.5 jam menghantarkan saya di ketinggian 2,243 mdpl, puncak Adam’s Peak.“Alhamdulillah, terimakasih ya Allah atas nikmat yang Engkau berikan ini”. Bersama pendaki lain, saya pun duduk melepas lelah sembari memandang ke arah matahari terbit di ufuk timur. Sejauh mata memandang terbentang luas panorama alam ciptaan-Nya yang indahnya tiada tara. MashaAllah....
Semakin mendekati puncak Adam's Peak angin yang berhembus pun terasa lebih kencang dibanding sebelumnya. Dan akhirnya perjuangan menapaki medan pendakian selama kurang lebih 3.5 jam menghantarkan saya di ketinggian 2,243 mdpl, puncak Adam’s Peak.“Alhamdulillah, terimakasih ya Allah atas nikmat yang Engkau berikan ini”. Bersama pendaki lain, saya pun duduk melepas lelah sembari memandang ke arah matahari terbit di ufuk timur. Sejauh mata memandang terbentang luas panorama alam ciptaan-Nya yang indahnya tiada tara. MashaAllah....
Si kamera kesayangan yang sejak awal pendakian tersimpan dalam backpack akhirnya saya gunakan. Dari puncak Sri Pada (Adam's Peak), saya mengabadikan pesona keindahanalam Sri Lanka ketika mentari bersinar di awal pagi. Berikut adalah potret keindahan panorama alam dari puncak Sri Pada (Adam's Peak) ketika matahari mulai menerangi negeri Sri Lanka di pagi hari.
View from the summit of Adam's Peak, berikut potret nya!
Memandang ke arah timur ....Sunrise from Adam’s Peak

Memandang ke arah tenggara dari puncak Adam's Peak....
Memandang ke arah selatan dari puncak Adam's Peak....
Kemunculan bayangan piramida Adam's Peak...
Memandang ke arah barat daya hingga timur laut dari puncak Adam's Peak....
A small Buddhist temple at the summit of Adam's Peak...
Selanjutnya.... From The Summit of Adam's Peak to Nallathanniya
No comments:
Post a Comment