Saturday 23 August 2014

Cu Chi Tunnel, A Trip to War Time

Kontruksi Cu Chi Tunnel (sumber : google)

Jatuhnya kota Saigon ke tangan tentara komunis Vietnam (lebih dikenal sebagai Viet Cong – dibaca Viet Kong) pada tanggal 30 April 1975 dikenang sebagai tanda berakhirnya perang Vietnam. Perang Vietnam atau disebut Perang Indochina kedua ini terjadi sejak tahun 1957. Termasuk sebagai salah satu perang paling keji yang tercatat dalam sejarah umat manusia. Perang Vietnam tidaklah sesederhana cerita heroik Slyvester Stallone dalam film Rambo. Lalu apa sebenarnya motif Amerika Serikat menggempur habis-habisan negara Vietnam. Negara kecil di Asia Tenggara yang baru merdeka. Yang jelas, pada saat itu Amerika Serikat dan sekutunya ingin menancapkan hegemoni ideologi liberal mereka di Asia Tenggara yaitu Vietnam. Dengan cara perang fisik melawan Vietnam yang lebih dominan dikuasai ideologi komunis (didukung oleh China & Uni Soviet). Akibat perang ini, korban jiwa dan kerugian materi yang harus ditanggung sangat besar. Lebih dari empat juta warga sipil tewas dan puluhan ribu tentara hilangan atau tewas akibat perang ini. Kota Saigon pun menjadi hancur total pada saat itu.

Terlepas dari sejarah kelam Vietnam di masa perang tersebut, saat ini Vietnam terus berbenah mempercantik diri untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Salah satunya menyulap peninggalan perang yaitu Cu Chi Tunnel menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang wajib untuk dikunjungi.

Hari kedua di Ho Chi Minh City. Waktu setengah hari saya habiskan mengunjungi Cu Chi Tunnel yang merupakan salah satu peninggalan Perang Vietnam. Kemudian siang hari menjelang sore menjelajah tempat wisata yang sangat banyak tersebar di kawasan Distrik 1 Ho Chi Minh City dengan berjalan kaki. Dan menghabiskan waktu di tepian Saigon River menjelang malam hari.

Walaupun saat ini Cu Chi Tunnel sudah terkesan sangat turistik karena menjadi objek wisata sejarah paling terkenal di Vietnam. Dan pengunjungnya pun kebanyakan adalah turis asing. Saya tetap bersemangat mengunjungi tempat ini karena memang penasaran sejak saya merencanakan untuk berkunjung ke Ho Chi Minh City, Vietnam. Tak lengkap rasanya ke Ho Chi Minh City jika tidak mengunjungi Cu Chi Tunnel. Tempat ini sangat edukatif serta memberikan gambaran lebih nyata seolah-olah seperti time machine yang membawa kita kembali ke tahun 1970 pada masa perang Vietnam.

Cu Chi Tunnels berlokasi di Chu Chi District yang berjarak 70 km di sebelah barat laut Ho Chi Minh City .Perjalanan ke Cu Chi memakan waktu sekitar 1.5 jam dari Ho Chi Minh City. Meskipun bisa dilakukan secara mandiri, saya lebih memilih menggunakan jasa tur untuk lebih mudah dan biayanya pun terjangkau. Saya memesan Cu Chi Tunnel Half Day Tour sehari sebelumnya. Dengan biaya tur sekitar 105.000 VND sudah termasuk tour guide berbahasa Ingris dan gratis satu botol air mineral. Tour dimulai pukul 08.00 dan selesai sekitar 14.00. Di luar biaya tur adalah saya harus membayar tiket masuk seharga 80.000 VND.

Saya menggunakan jasa tur Vietsea Tourist Travel yang kantor pemesanannya ada di De Tham Street & Pham Ngu Lao Street.  Sebagai perbandingan ada banyak jasa tourist travel lainnya yang tersebar di sepanjang jalan De Tham & Pham Ngu Lao (kedua jalan ini berdampingan). Seperti : The Sinh Tourist, Lac Hong Tours, Meong Lighthouse Travel, TNK Travel, dll.  Mereka biasanya menyediakan brosur gratis yang menerangkan  fasilitas & harga tur yang ditawarkan. Tinggal pilih jasa tur  travel mana yang sesuai budget Anda.

Cu Chi Tunnel Half Day Tour
Perjalanan dimulai dari kantor Vietsea di kawasan De Tham . Kelompok tur terdiri dari 8 orang peserta termasuk saya. Kesemuanya adalah warga negara asing. Kami menaiki minivan ber-ac kapasitas 10 orang termasuk supir dan tour guide. Selama perjalanan, pemandu wisata sangat bersahabat memberikan informasi dasar mengenai Ho Chi Minh City dan Vietnam. Kami juga diajarkan kata-kata sapaan dasar bahasa Vietnam untuk mengakrabkan diri. Seperti : xin chao (dibaca sin chaw) yang berarti halo, chao (chaw) – selamat tinggal “baru tahu kalau kata cao ini  sering saya pakai sebagai kata yang tidak baku dalam pergaulan sehari-hari dengan teman ternyata berasal dari bahasa Vietnam ”, cam on (kam en) – terimakasih,  vang (vung) – ya, khong (dibaca khong) – tidak, dan anh yeu em (ang euoh em) yang berarti saya cinta kamu :D. 

Pemandangan dari Ho Chi Minh City ke Cu Chi “dari suasana perkotaan hingga pedesaan”

Ternyata sebelum sampai di Chu Chi, kami dibawa mengunjungi sentra kerajian tangan khas Vietnam. Sepertinya sudah menjadi kerja sama antara pebisnis kerajinan tangan dan pihak tourist travel untuk menarik wisatawan berbelanja kesini. Di lokasi ini diperlihatkan mulai dari proses pembuatan dasar  hingga menjadi kumpulan hasil kerajian tangan yang dijual di toko. Keramik-keramik indah dari berbagai material, lukisan, pahatan kayu, dan berbagai jenis batu alam yang cantik dijual di sini. Sayang harga yang ditawarkan tidak murah dan saya memang tidak berniat untuk berbelanja.

Hasil karya seni khas Vietnam

Hamparan kebun karet di perjalanan menuju Cu Chi Tunnel

Saat ini situs Cu Chi Tunnel memiliki 2 area yang terawat dengan baik sebagai “war memorial park”  yaitu Ben Dinh dan Ben Duoc. Jaringan terowongan Ben Duoch masih orisinil sedangkan Ben Dinh telah direkontruksi dan beberapa terowongan dimodifikasi  ukurannnya menyesuaikan ukuran  turis dari Barat. Hmm,,ide yang cemerlang untuk menarik wisatawan asing.

Jaringan terowongan Cu Chi mulai dibangun sejak tahun 1940. Merupakan sistem pertahanan bawah tanah gerilyawan melawan penjajah Prancis kala itu. Pada masa perang Vietnam, terowongan yang terhubung dengan Sungai Saigon ini diperpanjang hingga konon mencapai perbatasan Kamboja. Panjangnya berkisar antara 120 km - 240 km.

Tiba di Cu Chi Thunnel...Setelah mendapat tiket masuk, kami dibawa oleh guide untuk masuk ke dalam komplek Cu Chi melalui sebuah terowongan beton yang berukuran lebar. Melewati petugas pemeriksaan tiket, satu persatu peserta diberi tempelan striker tanda mengikuti tur ini.

Kiri ke kanan : Loket pembelian tiket - Koleksi senapan yang dipajang dekat pintu masuk - Pintu masuk menuju kompleks Cu Chi Tunnel

Rules for visit Cu Chi Tunnel

Keluar dari terowongan, masuk ke dalam hutan tempat dimana para tentara Viet Cong berperang melancarkan serangan melawan tentara Amerika dulu. Kami berhenti di atas sebuah lubang persegi yang memiliki penutup kayu. Berfungsi sebagai lubang intip dan ukurannya hanya cukup untuk dimasukin ukuran tubuh manusia standar. Di atas penutup lubang disamarkan dengan dedauan sehingga kita tidak menyangka kalau di bawahnya terdapat lubang persembunyian.

Petugas tur Cu Chi memperagakan bagaimana cara bersembunyi di lubang ini 
 
Saya pun ikutan mencoba untuk masuk ke dalam lubang ini. Ternyata tidak mudah untuk menyamarkan diri ke dalam nya

Perhentian selanjutnya kami diperlihatkan berbagai jebakan buatan Viet Cong berupa lubang yang disamarkan di atas rerumputan dan di bawahnya dibuat penancap tajam yang terbuat dari bahan seperti bambu dan besi. Terdapat berbagai bentuk jebakan mengerikan lainnya yang dibuat untuk melumpuhkan serangan tentara Amerika .

Berbagai jenis jebakan mengerikan buatan tentara Vietnam

Cu Chi Tunnel seperti kota di bawah tanah. Tentara Viet Cong membangun bunker-bunker hingga mencapai 4 tingkat di bawah tanah. Di dalam bunker-bunker itulah gerilyawan Vietnam melengkapi terowongan dengan dapur, rumah sakit, kamar mandi, dan ruang tidur sehingga mereka bisa melakukan aktivitas  di bawah tanah. Dan melakukan perang gerilyawan melawan tentara Amerika. Untuk sirkulasi udara di dalam tanah mereka membuat lubang-lubang di atas permukaan tanah menyerupai “rumah semut”. Tentara Viet Cong menaburkan bubuk merica untuk mengelabui anjing pelacak tentara Amerika yang dapat mengendus tempat persembunyian tersebut. Karena jika bunker ini ketahuan, tentara Amerika akan melemparkan bom untuk membunuh mereka.

No smoking

Hampir di setiap sudut situs Cu Chi terdapat gundukan tanah yang memiliki lubang kecil di setiap sisinya. Digunakan Viet Cong untuk menembak musuh dari dalam tanah.

Setelah mengunjungi beberapa bunker dan melihat sisa – sisa senjata yang dipakai tentara Viet Cong. Ternyata persenjataan yang dipakai sudah termasuk canggih pada masa itu. Berbagai jenis senapan, bom, meriam dan tank-tank ampibhi  militer masih tersimpan dengan rapi di sini.

Persenjataan perang yang digunakan tentara Viet Cong

Seragam tentara Viet Cong

Sebelum melanjutkan tur, kami juga ditawarkan untuk mencoba menggunakan senjata yang dipakai pada masa perang Vietnam dengan membayar biaya terpisah. Suara tembakan di tengah hutan yang dilepaskan oleh wisatawan yang mencoba sangat terdengar jelas di sini.Terdapat juga toko souvenir yang menjual pernak-pernik yang berhubungan dengan Cu Chi Tunnel.


Akhirnya kami diberi kesempatan untuk merayap di dalam salah satu terowongan. Walaupun sudah dimodifikasi untuk turis, terowongan tetap sempit dan hanya bisa dilalui ukuran manusia standar. Ukuran asli sebenarnya jauh lebih kecil, hanya bisa dimasuki serdadu Viet Cong yang berbadan kecil. Seorang turis Prancis yang satu kelompok dengan saya menolak untuk masuk karena khawatir ukuran terowongan yang kecil tidak bisa dilalui tubuhnya yang besar. Untuk masuk ke terowongan kami masuk ke dalam bunker dan langsung terhubung dengan terowongan sempit, lembab, dan gelap. Dengan berjalan membungkukkan badan bahkan beberapa titik kami harus berjalan merayap menembus terowongan. Akhirnya kami tiba di pintu keluar dengan napas tersesak.

Kemudian kami disuguhin makanan serdadu Viet Cong yang juga sangat merakyat di Indonesia yaitu singkong rebus. Sebagai penambah rasa, singkong rebus dicocol dengan campuran gula pasir dan kacang tanah yang ditumbuk. Mungkin karena efek kelaparan, saya merasa makan singkong Vietnam ala Viet Cong ini benar-benar lezat, berbeda dengan singkong Indonesia. Hehe


Di Vietnam makan singkong rebus jauh lebih nikmat dibanding burger -Khairani-

Di akhir tur, kami menonton  film dokumenter tentang sejarah Cu Chi Tunnel di sebuah pendopo sederhana. Tambahan info, ternyata para serdadu Vietnam membangun jaringan terowongan ini dengan alat gali seadanya seperti cangkul. Dan alasan terowongan ini tidak mudah runtuh karena mereka menggali tanah lempung laterit yang bersifat kompak. Wahh,, pengetahuan yang luar biasa.

Menyaksikan Cu Chi Tunnel secara langsung menyadarkan saya betapa berat kehidupan tentara Viet Cong yang bergerilya dari dalam tanah melawan tentara Amerika saat itu. Hidup dalam kekurangan cahaya matahari, lembab, kekurangan makanan, dan sanitasi yang terbatas tak lantas membuat mereka lemah. Sikap tangguh, cerdik, pantang menyerah telah ditunjukkan tentara Viet Cong. Terlihat dari mahakarya mereka yaitu Cu Chi Thunnel  yang merupakan bukti kehebatan dalam taktik berperang Viet Cong. Salut!!

Menonton film dokumenter “Chu Chi Tunnel”

Tur wisata sejarah ini berakhir sekitar jam 13.00  dan kami dibawa kembali ke Ho Chi Minh City. Karena kelelahan, sepanjang perjalanan saya dan peserta tur lainnya ketiduran di dalam van. Sungguh tur wisata sejarah yang sangat luar biasa.

 
Ho Chi Minh City, 26 Agustus 2013

No comments:

Post a Comment