Saat sedang dalam perjalanan ke
suatu tempat, pernahkah Anda mengalami perasaan pasrah, bercampur
prasangka baik atau buruk ketika berhadapan dengan suatu kondisi ?...Nah, bagi traveler yang sering berpergian
dengan menggunakan pesawat, pasti tidak asing dengan istilah turbulensi. Kondisi
ini mengharuskan kita mengenakan sabuk pengaman ketika terjadi
guncangan pesawat di ketinggian puluhan ribu kaki. Tak sedikit traveler
termasuk saya sendiri yang masih saja takut & cemas saat sedang
mengalami turbulensi di dalam pesawat. “Turbulensi tidak nyaman tapi tidak
berbahaya. Ini bagian dari terbang dan tak perlu ditakuti”, Steve Allright –
Pilot British Airways.
Di sini saya bukan mau
menjelaskan detail tentang turbulensi, penyebabnya, dan akibatnya. Karena saya
bukanlah ahli ilmu penerbangan. Di sini saya akan bercerita tentang salah
satu pengalaman merasakan turbulensi menakutkan versi
saya yang membuat benar-benar pasrah pada saat itu .
Cumulonimbus di langit Malaysia |
Penang, 24 Agustus 2013
Boarding time tiket pesawat Air Asia yang saya booking untuk penerbangan dari Penang ke KL
adalah paling pagi yaitu jam 06.10. Dengan jadwal sepagi itu, agar tidak terburu-buru saya harus berangkat dari
Taman Pekaka apartemen Rafizan) sekitar jam setengah 5 pagi. Sementara Rapid Penang Bus dari arah George
Town menuju Penang Aiport baru beroperasi jam 5.00 pagi.
Opsi lain saya harus naik taksi pagi-pagi
buta, sendiri pula, dan tentu tarifnya tidak murah
jika dibanding naik bus. Saya memutuskan untuk ke Penang Airport menggunakan bus malam terakhir dari
arah George Town. Kemudian stay sepanjang malam di aiport hingga keesokan harinya. Tiba di airpot, menuju departure hall yang terletak di dalam gedung airport
di lantai 2, mencari kursi yang bisa dijadikan tempat istirahat. Memanfaatkan
kursi-kursi empuk KFC yang ada fasilitas
sumber colokan listrik adalah pilihan saya. Dengan
trik memesan
makan malam, saya malah menggunakan kursi dan meja tersebut sambil
internetan dan sekedar tiduran menunggu check in counter buka
subuh hari.
Tohh,,bukan saya saja yang ceritanya mendamparkan diri di airport, di sekitar saya ada
beberapa traveler yang juga melakukan hal yang sama.
Penang
menuju Kuala Lumpur, 25 Agustus 2013
Penerbangan AK 6223 dari Penang menuju LCCT - Kuala Lumpur
terbang sesuai waktu yang di jadwalkan. Karena efek tidur
yang tidak berkualitas sewaktu menginap di Penang Airport, saya menghabiskan 50 menit penerbangan ini dengan
tidur. Tidak perduli dengan pemandangan sunrise di luar jendela sana. Kembali
terbangun ketika pesawat landing di LCCT sekitar jam 8 pagi.
Kuala Lumpur menuju Ho Chi Minh City, 25 Agustus 2013
Tidak banyak yang saya lakukan selam 3 jam transit di LCCT. Kembali check
in di International Check
In Counter. Boading pass di tangan saya menunjukkan bahwa jadwal keberangkan Air Asia AK 1456 adalah jam 12.00. Menuju waiting room LCCT,
kemudian menunggu keberangkatan pesawat yang akan menerbangkan saya ke Ho Chi
Minh City. Di antara puluhan penumpang, rasa Vietnam mulai terasa di ruang
tunggu ini. Bahasa percakapan yang tidak saya mengerti sama sekali. Jam 11.20, penumpang dipanggil masuk
ke dalam pesawat sesuai dengan yang di jadwalkan.
AK 1456 take off,
flight to Ho Chi Minh City…
10 menit... lampu merah tanda seat belt
dimatikan tanda pesawat sudah pada ketinggian jelajah normal. Keadaan di kabin
pesawat masih biasa-biasa saja, percakapan orang-orang Vietnam berasa dimana-mana. Saya pun menyempatkan mengobrol dengan kakak Malaysia di samping saya “dia juga
akan berlibur ke Ho Chi Minh City”.
15 menit...tiba-tiba pesawat mengalami
guncangan. Pesawat mulai bergoncang hebat, lampu tanda seat bealt pun kembali dinyalakan. Pramugari mengumumkan bahwa pesawat terbang dengan kondisi
cuaca yang buruk dan mengingatkan untuk tetap di kursi mengenakan sabuk
pengaman. Pada awalnya
turbulensi itu biasa-biasa saja. Namun, beberapa menit kemudian keadaan berubah yang tadinya normal menjadi mencekam. Sesekali memenjamkan
mata pasrah kepada Allah, sesekali memandangi penumpang lain seisi pesawat dari bangku saya dengan berbagai macam ekpresi. Ada yang
berdoa dan ada yang berteriak dalam bahasa Vietnam ketika pesawat kembali
berguncang hebat melawan cuaca buruk di udara. Berbagai macam prasangka pun menghinggapi pikiran
saya. Menghadapi kondisi ini saya mencoba untuk tidak panik dan
berusaha untuk berpikiran postif dan tenang. Terus memegang erat pegangan kursi saya ketika pesawat kembali berguncang
dan sesekali terdengar bunyi yang cukup keras. “Pasrah... namun tetap
berprasangka baik bahwa penerbangan ini akan baik-baik saja”, InshaAllah..
1.5 jam kemudian..pesawat akhirnya keluar dari
kondisi cuaca yang buruk. Daratan Vietnam pun mulai terlihat dari udara.
Dan akhirnya AK 1456 landing di Ho Chi Minh City…Pramugari menginformasikan bahwa sesaat lagi pesawat akan mendarat di Tan Son Nhat International Airport. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bernafas lega saat pesawat ini menyentuh tanah Vietnam. Thank You Allah, terimakasih captain pilot & co-pilot yang telah menghantarkan saya ke Ho Chi Minh City dengan selamat. Dan saya memulai cerita traveling pertama kali ke Ho Chi Minh City dengan senyum dan bahagia. Terlepas dari rasa kelelahan/ jetlag yang mendera & pengalaman tidak mengenakkan selama turbulensi penerbangan dari KL ke Ho Chi Minh City.
Dan akhirnya AK 1456 landing di Ho Chi Minh City…Pramugari menginformasikan bahwa sesaat lagi pesawat akan mendarat di Tan Son Nhat International Airport. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bernafas lega saat pesawat ini menyentuh tanah Vietnam. Thank You Allah, terimakasih captain pilot & co-pilot yang telah menghantarkan saya ke Ho Chi Minh City dengan selamat. Dan saya memulai cerita traveling pertama kali ke Ho Chi Minh City dengan senyum dan bahagia. Terlepas dari rasa kelelahan/ jetlag yang mendera & pengalaman tidak mengenakkan selama turbulensi penerbangan dari KL ke Ho Chi Minh City.
Setiap berpergian kemanapun pasti akan menghadapi kondisi apapun entah itu
baik atau buruk. Dalam menghadapi hal tersebut hendaknya yang ada dalam pikiran
adalah selalu berprasangka baik atau husnuzhon kepada Yang Maha Kuasa. Berprasangka baik
akan melahirkan energi positif yang besar. Sehingga akan menambah kepercayaan
diri & keyakinan dalam menghadapi kondisi tersebut.
No comments:
Post a Comment