Tuesday 13 May 2014

Singapura, Surga Ruang Terbuka Hijau

Singapura adalah negara dengan luas wilayah daratan sekitar 716 km2 (peringkat 190 luas wilayah negara di dunia). Negara yang hanya sebesar kota Jakarta ini, telah mampu menyulap sebagian wilayahnya menjadi ruang terbuka hijau (green spaces) sehingga negara kota ini tidak hanya didominasi oleh pemandangan gedung-gedung dengan segala modernitasnya tetapi juga pemandangan hijau bernuansa alam. Di Singapura, kita tidak akan menemukan ada lahan yang menganggur tanpa fungsi. Dengan konsep City in a Garden, taman sebagai ruang terbuka hijau menjadi tempat wisata yang tidak kalah menarik untuk dikunjungin. Garden by the Bay, Chinese & Japanase Garden, dan Singapore Botanic Gardens adalah contoh ruang terbuka hijau di Singapura.

1. Garden by the Bay
Terletak di kawasan Marina Bay. Adalah taman yang dibuat dari hasil reklamasi laut seluas 101 Ha. Garden by the Bay merupakan salah satu objek wisata yang terbilang baru sejak diresmikan pertengahan tahun 2012 lalu. Taman ini dibagi dalam 3 bagian : Bay South Garden, Bay East Garden, & Bay Central Garden. Taman terbesar adalah Bay South Garden seluas 54 Ha. Informasi lanjut klik  Garden by the Bay.

How to get Garden by the Bay...MRT terdekat adalah Bayfront MRT Station (jalur kuning atau circle line), keluar melalu exit B atau dari Marina Bay Sands berjalan ke arah selatan.

Garden Admission...Outdoor garden di Bay South Garden gratis biaya masuk. Konservatori (Flower Dome & Cloud Forest) dikenakan biaya masuk $28 untuk dewasa dan $15 untuk anak-anak. Supertree Grove, untuk masuk ke taman gratis namun untuk menaiki OCBC Highway dikenakan biaya $5 untuk dewasa & $3 untuk anak-anak

Saturday 10 May 2014

Singapura, Berjalan Kaki dari Lavender hingga Marina Bay

Jika di list inilah kegiatan yang paling sering dilakukan pelancong bila berkunjung ke Singapura.....

Shopping. Memang bagi sebagian besar pelancong, belanja barang-barang brand International, Singapura adalah tempatnya. Pusat perbelanjaan di sepanjang Orchard Road salah satunya yang paling tersohor dari Singapura. Tetapi, (tidak) bagi traveler seperti saya yang terbatas budget. Pusat perbelanjaan kerajinan lokal di Bugis street, Little India, Arab Street, atau Chinatown bisa menjadi alternatif bagi budget traveler yang sekedar ingin mencari souvenir menarik ala Singapura.

Mengunjugi Sentosa Island yang menawarkan berbagai tempat hiburan dan atraksi wisata. Universal Studios Singapore adalah salah satu spot wisata berjuta ummat yang wajib dikunjungin. Bila anda benar-benar ingin  puas menjelajahi Sentosa Island tidak akan cukup waktu satu hari dan tentunya ada harus mengeluarkan budget lebih karena dikenakan biaya masuk untuk setiap tempat wisata.

Menjelajah Singapura dengan menggunakan transportasi umum. Untuk merasakan transportasi kelas dunia yang nyaman, cepat, modern, maka tidak perlu jauh-jauh datanglah ke negara tetangga kita ini. MRT (The Mass Rapid Transit) adalah yang paling cepat & nyaman untuk menjelajah seluruh Singapura.  

City Tour dengan berjalan kaki. Negara Singapura adalah negara yang hanya seluas kota Jakarta. Negara yang menurut saya sangat jauh dari kata macet dan sangat tertib berlalu lintas. Kebijakan pemerintah Singapura memang sangat ketat mengenai aturan pembatasan jumlah penggunaan kenderaan pribadi di jalanan. Jarang pula ditemukan jembatan penyebarangan yang dibuat tinggi dengan puluhan anak tangga yang membuat lelah penyebrang jalan. Trotoar bagi para pejalan kaki dibuat nyaman & tentunya aman. Bila ingin melihat dan menikmati spot-spot menarik, berjalan kaki tidak ada salahnya. Selain menyenangkan dan sudah pasti murah meriah (asalkan kondisi fisik kuat & sehat yaa :D ).

Wednesday 7 May 2014

Perjalanan 15 Hari Menjelajah 5 Negara Asia Tenggara




Behind the Story...Inilah efeknya jika terlalu banyak membaca & mendengar cerita pengalamanan seru orang-orang yang pergi menjelajah ke berbagai daerah atau negara di bumi ini. Kemudian cerita itu akan menyebarkan virus mematikan yang membuat penasaran dan kita ingin mengalaminya sendiri.

Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja dan Vietnam merupakan negara-negara yang termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Singapura : negara kota yang modern, bersih, aman dan memiliki kemudahan akses transportasi hingga ke seluruh penjuru Singapura. Penang, Malaysia : jika ingin merasakan ramah tamahnya penduduk multietnik Malaysia maka datanglah ke Penang. Ho Chi Minh City, Vietnam : kota dengan ribuan sepeda motor yang memadatin jalanan namun tak pernah sepi dengan banyaknya turis asing yang berjalan kaki di trotoar jalanan kota. Phnom Penh, ibukota negara Kamboja yang membuat saya tersadar betapa bersyukurnya hidup di Indonesia. Siem Reap, Kamboja : terkenal ke penjuru dunia karena megahnya peninggalan peradaban "Angkor Watt". Bangkok, Thailand : kota yang membuat saya penasaran dengan gelarnya “one of the world’s top tourist destination”.

Thursday 30 January 2014

Jalan-Jalan ke Dataran Tinggi Dieng



Bagi saya suatu trip yang tidak direncanakan secara matang bukanlah penghalang untuk melaksanakannya. Spontanitas trip bahkan memberikan cerita tersendiri pastinya. Ya,,jalan-jalan ke Dieng awalnya hanyalah sebuah ajakan spontan Selly via medsos. Hanya berselang waktu kurang dari seminggu saja, obrolan biasa itu pun menjadi sebuah liburan singkat dengan cerita yang luar biasa di dalamnya. Kejadian yang kurang mengenakkan seperti tertipu calo tiket bus di Terminal Lebak Bulus, tidur dengan seprai kasur losmen yang tidak diganti dan pengalaman tak mengenakkan lainnya, terbalas lunas karena bisa menikmati suasana dataran tinggi Dieng yang luar biasa. 

Hari 1 : Perjalanan dari Jakarta Menuju Wonosobo
Saya janjian dengan Selly bertemu di Terminal Lebak Bulus pada pukul 18.30 WIB.  Sesampainya di sana kami langsung mencari loket penjualan tiket ke dalam terminal (note : saya baru tahu kalau pejalan kaki pun dipungut biaya masuk sebesar x rupiah oleh petugas y jika masuk ke dalam terminal #yaampun). Di dalam terminal, calo dimana-mana. Kami terjebak dengan perkataan seorang calo bahwa tidak ada lagi bus ke Wonosobo di waktu malam. Kita pun terpaksa membeli tiket di sebuah loket Rp 155.000,-  bus eksekutif yang katanya akan langsung berangkat sekitar jam 19.30. Namun yang terjadi adalah bus yang tidak eksekutif dan berangkatnya lama sekali karena harus menunggu penumpang penuh. Sewaktu menunggu keberangkatan, Selly iseng bertanya kepada bapak kondektor bus, dia berkata bahwa sebenarnya harga tiket yang diperoleh si supir dari calo hanya Rp 75.000,- saja bahkan tujuan beberapa penumpang bahkan bukan lah tujuan akhir bus ini. Huahh,,benar-benar sesuka hati calo!. Akhirnya bus yang membawa kami ke Wonosobo berangkat sekitar jam 22.00. Oke lupakan korban percaloan :) 
Note : Terminal Lebak Bulus sudah ditutup per Januari 2014. Penutupan dilakukan karena terminal itu akan dijadikan terminal Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.