Wednesday 10 August 2016

3 Hari di Tawau

Tawau adalah sebuah kota karesidenan di Sabah, negara bagian Malaysia di Pulau Borneo. Karesidenan itu setara dengan kabupaten. Merupakan kota luar negeri terdepan yang berbatasan langsung dengan negara kita. Tepatnya berbagi perbatasan laut dengan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan utara, Indonesia.

Sejak berdomisili di Kalimantan Utara, sudah lama saya berencana ingin melihat langsung kota Tawau, kota luar negeri terdekat dari perbatasan negara kita, Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia. Jika saya menarik sebuah garis lurus pada google map, jarak dari lokasi tempat saya bekerja ke Tawau hanya 58 mil atau 93 km saja. Ya, perbatasan Indonesia-Malaysia memang dekat. Bahkan frekuensi siaran radio negara tetangga pun bisa ditangkap dengan sangat bagus di sini. Dan setiap kali ke Bandara Juwata Tarakan sewaktu cuti, saya akan melihat maskapai MASwings bertengger di apron bandara. Inilah satu-satunya maskapai tujuan internasional dari Tarakan ke Tawau. Semakin membuat saya penasaran dengan Tawau! Penasaran juga dengan cerita kawan yang mengatakan bahwa kehidupan masyarakat di kota Tawau itu jauh lebih mapan dan sejahtera, paling maju di daerah perbatasan Malaysia-Indonesia. Untuk itulah ketika memiliki waktu dan kesempatan ke Tawau, mengapa tidak! Meskipun dalam 3 bulan terakhir (Juli, 2016) ini sedang hangat-hangatnya pemberitaan media tentang penyanderaan ABK WNI oleh pemberontak Filipina di perairan Sabah, Malaysia yang tak jauh dari Tawau. Saya tetap memberanikan diri solo traveling ke Tawau. Perjalanan ini demi untuk menjawab rasa penasaran saya selama ini tentang raut kehidupan masyarakat negara tetangga kita di kota itu.

Saturday 6 August 2016

Pengalaman Perdana Terbang dengan Malaysia Airlines


Jumat, 15 Juli 2016...Adalah pertama kalinya bagi saya menaiki Malaysia Airlines (MAS). Terbang dari Medan (KNO) ke Kuala Lumpur (KUL) kemudian transit berpindah ke terminal keberangkatan domestik, lanjut menuju Tawau (TWU). 

Jujur awalnya saya merasa ragu untuk menaiki maskapai Negeri Jiran ini. Apalagi kalau bukan karena parnonya saya mengingat insiden terburuk yang pernah menimpa Malaysia Airlines, hilangnya MH370 dan jatuhnya MH17. “Maaf ya, jika ini membuka lagi kenangan buruk, keluarga yang menjadi korban insiden”. Tapi ya sudahlah! Mau secanggih apapun pesawatnya, betapapun berpengalaman pilot yang menerbangkannya, betapapun buruk kondisi cuaca saat terbang hanya karena ijin Allah lah sebuah perjalanan itu terlindungi. Bismillah! Saya pun memberanikan menaiki maskapai ini.

Potret Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) #15Juli2016

Sekedar posting potret di dalam gedung Bandara Internasional Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Sebagai reminder for me di masa mendatang, pengingat bahwa inilah kali pertamanya bagi saya landing di sini. Hehe, norak ya kak!Dimana sebelumnya, kalau ke KL biasanya mendarat di  LCCT (sekarang KLIA2) yakni bandara khusus untuk maskapai low budget, sebelahnya KLIA.

Sebelumnya, yuk berkenalan dulu dengan KLIA! (informasi ini saya kutip dari wikipedia.com)

Nah, inilah potret perkenalan pertama saya dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur!

Begitu keluar dari pesawat dan berjalan melalui koridor ini,  fasilitas wifi KLIA (free) dapat langsung kita nikmati.