08 Mei 2016 sekitar pukul 08.00 WITA. Dari balik jendela Lion Air JT792, menjadi one of my special moment travel karena disinilah pertemuan pertama saya dengan daratan Pulau Sulawesi. |
Langit Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia |
Sunday, 8 May 2016
From The Plane Window, Jakarta - Makassar #JT792
Monday, 21 March 2016
From The Summit of Adam's Peak to Nallathanniya
Tak banyak yang dapat saya lihat ketika mendaki
puncak Adam’s Peak dini hari tadi. Terutama setelah pos
pendakian, ketika menyusuri jalur bertangga dengan hutan antah berantah di
sekelilingnya dimana pencahayaan sangat terbatas alias gelap kalau tidak
disinari cahaya lampu senter. Jadi pada waktu kembali ke desa Nallathanniya lah, saya bisa memandang dengan leluasa panorama alam sepanjang jalur pendakian Adam's Peak.
Berikut dokumentasinya!
Phase 1… Adam's Peak – Indikatupana (700 meter)
Meskipun panjangnya hanya 700
meter tetapi di sinilah medan yang menurut saya paling berat. Yaa, di postingan
sebelumnya saya sudah bercerita bahwa jalur pendakian ini merupakan jalan
bertangga batu yang memiliki kemiringan cukup curam.

Menggapai Puncak Sri Pada (Adam's Peak), Sri Lanka
Salah satu pengalaman nekat tak
terlupakan dari perjalanan saya di Sri Lanka adalah ketika menapaki jalur pendakian Adam’s Peak menuju puncaknya seorang diri. Beneran seorang
diri kak?. Saat ini saya pun masih berpikir bisa-bisanya saya seorang di mendaki sebuah gunung sakral sebuah negara asing sedangkan di negara sendiri saja belum pernah sekalipun saya mendaki seorang diri.
Meskipun awalnya saya ragu apakah saya
yang solo traveling di Sri Lanka
boleh mendaki Adam’s Peak seorang diri. Belum mengetahui secara pasti apakah gunung tinggi Sri Lanka ini boleh didaki sendiri ataukah harus berkelompok. Keraguan terjawab setelah mencari berbagai informasi
di internet dan juga bertanya pada Ben (host couchsurfing saya di Kandy), Adam’s Peak bisa didaki oleh solo hiking. Saya pun memilih jalur dari Nallathanniya,
desa terdekat yang berada di kaki Adam’s
Peak, berjarak 32 km di sebelah
barat daya kota Hatton. Rute pendakian sejauh lebih kurang 5.4 km ini menjadi rute terpendek dan paling populer
ditempuh para pendaki untuk sampai ke puncak Adam’s Peak. Jalurnya bahkan sudah
dibuat dengan permanen berupa jalan setapak bertangga batu menyusuri lereng ke
puncak Adam’s Peak. Kegiatan mendaki
dan menuruni Adam’s Peak dapat dilakukan dalam hari yang sama yang artinya kita
tak perlu bermalam di puncaknya.
Saya berkunjung ke Sri Lanka pada awal bulan Desember. Bulan Desember hingga April merupakan waktu terbaik pendakian Adam's Peak dimana cuaca pada bulan-bulan tersebut tidaklah ekstrim. Intensitas curah hujan relatif sedang dan kondisi angin baik. Dan Alhamdulillah ketika saya mendaki Adam’s Peak cuaca sangat bersahabat. Dimana pada saat itu langit begitu cerah bahkan begitu indah bertabur bintang.
Saya berkunjung ke Sri Lanka pada awal bulan Desember. Bulan Desember hingga April merupakan waktu terbaik pendakian Adam's Peak dimana cuaca pada bulan-bulan tersebut tidaklah ekstrim. Intensitas curah hujan relatif sedang dan kondisi angin baik. Dan Alhamdulillah ketika saya mendaki Adam’s Peak cuaca sangat bersahabat. Dimana pada saat itu langit begitu cerah bahkan begitu indah bertabur bintang.
Sekilas tentang Adam’s Peak
Adam’s Peak (Sinhala : Samanalakanda (gunung kupu-kupu), Tamil : Sivanolipatha Malai, memiliki ketinggian 2,243 m (7,359 ft). Dikenal juga sebagai Sri Pada yang berarti tapak kaki suci. Adalah gunung yang disakralkan oleh masyarakat Sri Lanka. Secara geografis Adam's Peak terletak di bagian selatan dari Dataran Tinggi Tengah (Central Highlands). Merupakan bagian dari 2 wilayah yaitu Ratnapura District, Sabaragamuwa Province dan Nuwara Eliya District, Central Province. Untuk mencapai Adam’s Peak ada dua jalur utama yaitu dari kota Ratnapura yang berjarak sekitar 40 km ke arah timur laut atau dari kota Hatton berjarak 32 km sebelah barat daya. Wilayah sekitarnya sebagian besar merupakan hutan perbukitan.
![]() |
Saya di Adam's Peak, Sri Lanka |
Subscribe to:
Posts (Atom)