Assalamualaikum kakak,
Ayubowan!! (ucapan salam orang Sri Lanka, diterjemahkan sebagai "hai atau hallo")
Ayubowan!! (ucapan salam orang Sri Lanka, diterjemahkan sebagai "hai atau hallo")
Postingan pertama di tahun 2016
ini diawali dengan berbagi cerita perjalanan saya ke Sri Lanka pada awal
Desember tahun lalu. Jujur, sebelumnya tidak pernah terlintas di pikiran saya, bisa traveling
ke negara ini. Secara kan si kakak obsesi travelingnya
adalah ingin menembus batas negara China - Korea Utara hingga Korea Selatan
:). Tetapi semenjak perjalanan ke India, rasanya mulai tertarik untuk
mengunjungi negara-negara Asia Selatan lainnya. Salah satunya Sri Lanka, sebuah negara pulau di
Samudera Hindia tepatnya di pesisir tenggara anak benua India. Sri Lanka atau Lankadeepa
(bahasa Sanskerta yang berarti "tanah bersinar"), konon
katanya pulau ini memiliki sejarah panjang lebih dari 2.550 tahun. Meskipun terbilang
negara kecil dimana luas wilayahnya hanya 65.610 km2 atau 0.9 kali
luas wilayah Provinsi Sumatera Utara kampung halaman saya, pesona
keindahan alamnya yang mendapat julukan
Permata Samudra Hindia lah yang membuat saya penasaran untuk melakukan
perjalanan menjelajah negeri yang dulunya bernama Ceylon ini.
Lupakan cerita pemberontakan Macan Tamil yang santer diberitakan
media televisi beberapa tahun lalu.
Saat ini, Sri Lanka bukan lagi negara konflik. Bahkan menurut survey
tripadvisor, Sri Lanka menjadi salah satu destinasi traveling paling aman di dunia, khususnya untuk para solo traveler
wanita. Meskipun demikian tetap berhati-hati ya kakak. Saya sendiri sengaja untuk tidak menaiki transportasi umum perjalanan
jauh pada malam hari. Saya tidak mau mengambil resiko karena saya adalah
seorang solo traveler.
Selama 10 hari saya melakukan perjalanan
darat seorang diri aka solo
traveling,
menaiki transportasi umum (bus, kereta api dan tuk tuk), menjelajah berbagai daerah
di Sri Lanka. Perjalanan dimulai dari Bandaranaike International Airport di
Katunayake, kemudian berpetualang di kota Kandy,
menaiki ribuan anak tangga Sigiriya (Lion
Rock), menggapai puncak Adam’s Peak, menjelajah “the little england of Sri Lanka” Nuwara Eliya, trekking santai di Horton Plain National Park, bertandang
ke tambang tradisional gemstone di
Ratnapura, bersantai di Pantai Mirissa, menapaki setiap sudut Galle Fort, dan akhirnya
menutup perjalanan dengan berkeliling kota terbesar di Sri Lanka, Colombo.
Dalam waktu sesingkat itu,berpindah-pindah dari satu
destinasi ke destinasi lainnya tentulah
harus menyiapkan fisik dan stamina yang kuat. Terutama untuk menghadapi perubahan atmosfer udara dari daerah
bertemperatur sejuk di wilayah perbukitan
dan pegunungan Central Province hingga
daerah bertemperatur super
panas di wilayah pesisir pantai selatan dan barat Sri Lanka. Iklim di Sri Lanka sama persis dengan di tanah air. Bulan Desember di Sri Lanka adalah saatnya musim penghujan, jadi jangan lupa membawa payung dan rain cover untuk backpack kakak ya.
Di Kandy, saya menginap
di rumah keluarga Sarah (host couchsurfing). Stutiyi Sarah, meskipun kita tak sempat bertemu di Colombo, terimakasih sudah
memberikan saya tempat berteduh di rumah keluargamu di Kandy, terimakasih Ben dan aunty (mamanya Sarah)! atas segala bantuan
dan kerahmatamahan yang diberikan. Sedangkan di kota lainnya saya menginap di
penginapan sekelas hostel atau guest house baik itu dorm ataupun single room.
Sebagian sudah saya pesan melalui booking.com sebelum keberangkatan ke Sri
Lanka kecuali Nuwara Eliya & Ratnapura adalah penginapan yang saya cari on the spot.
Tak perlu khawatir terkendala komunikasi
karena bahasa Inggris adalah salah satu bahasa pengantar resmi yang dipergunakan oleh
penduduk Sri Lanka. Dan jangan takut fakir bicara dan fakir berinteraksi. Overall sepanjang
perjalanan, alhamdulillah saya dipertemukan dengan orang-orang lokal yang super humble dan murah senyum ala Sri Lanka. Oh iya kak, jujur ketika traveling di Sri Lanka, di sini lah saya merasa seperti selebritis. Cerita lebih lanjut akan saya posting di bagian yang berbeda.

Peta Rute Perjalanan 10 Hari Menjelajah Sri Lanka
(Kandy, Sigiriya, Adam's Peak, Nuwara Eliya, Ratnapura, Mirissa, Galle, Colombo)
Baiklah, berikut saya share Itinerary Perjalanan 10 Hari Menjelajah Sri Lanka. Mungkin bisa dijadikan referensi itinerary, traveler sekalian yang ingin berkunjung kesana.
Sebagai catatan total
durasi perjalanan saya adalah 13 hari ( 10 hari menjelajah Sri
Lanka dan 3 hari untuk perjalanan pulang pergi dari Indonesia ke
Sri Lanka).
Hari ke-1 : Jakarta - Kuala Lumpur
Hari ke-1 : Jakarta - Kuala Lumpur
Sebenarnya ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Colombo yaitu Mihin Lanka. Harga tiketnya sekitar 4,7 juta rupiah pulang pergi. Namun…karena harga promo dan jauh lebih terjangkau, saya lebih memilih maskapai kesayangan “Air Asia” :) dengan penerbangan transit (non conecting flight) di Kuala Lumpur. Berangkat dari Terminal 3 Soekarno Hatta Int. Airport pukul 18.50 (GMT +08:00) menuju Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2).

Penerbangan dari Soekarno Hatta Int. Airport (CGK) menuju Kuala Lumpur International Airport 2 (KUL)
Hari
ke-2 : Kuala Lumpur - Bandaranaike
International Airport
Tiba di KLIA
2 dini hari. Yang biasanya bermalam
di bandara, untuk perjalanan kali ini saya memanfaatkan waktu transit 15 jam di
Kuala Lumpur untuk menjelajah kota tua Melaka. Agar tak merepotkan, si tas keril saya titipkan di Luggage Storage yang berada di Level 2, L2-136A,
Gateway@KLIA2 Mall (lokasi penitipan tas di KLIA2 lihat di sini ya kak). Kemudian
bergegas menuju lantai dasar/level 1 KLIA2 untuk mengejar keberangkatan bus
ke Melaka jam 01.15 dini hari.
Dari pagi sampai menjelang tengah hari saya menghabiskan waktu di
kawasan kota tua Melaka. Menjelajah Stadhuys,
Quayside Sungai Melaka, St. Paul's Church, Malacca Cultural
Museum &
sekitarnya. Pada pukul 13.00 siang, saya kembali ke KLIA2 dengan menaiki
bus Starmart Express dari Mahkota
Medical Center.

Melaka, Malaysia
Maskapai Air Asia yang saya tumpangin bertolak dari Kuala Lumpur menuju Sri Lanka pukul 21.05, tiba di Bandaranaike International Airport pukul 22.00. Terdapat
perbedaan waktu 2.5 jam antara Kuala Lumpur (GMT +08 :00) dan Colombo (GMT +05 :30).

Penerbangan dari Kuala Lumpur International Airport 2 (KUL) menuju Bandaranaike International Airport (CMB)
Setelah urusan imigrasi (pemeriksaan paspor, visa Sri Lanka & menyerahkan arrival card yang telah diisi lengkap), saya pun menukarkan
uang dollar US yang saya miliki ke Sri Lanka rupee, kemudian membeli “Dialog” SIM card Sri Lanka. Karena sudah dini hari saya pun memutuskan untuk bermalam saja di Bandaranaike.
Besok pagi saya akan memulai perjalanan menuju kota Kandy, tujuan pertama saya.
Hari
ke-3 : Bandaranaike International Airport – Kandy
Bandaranaike
International Airport terletak
di Katunayake, pinggiran kota Negombo, 22 mil (35 km) utara Kolombo (kota terbesar di Sri
Lanka). Nah untuk menuju Kandy, kita tak perlu ke Kolombo terlebih baru.
Dari Awariyawatta bus stand, terminal bus antar kota terdekat dari Bandaranaike International Airport, terdapat bus yang langsung mengantarkan kita menuju Kandy.
Meskipun bus Sri Lanka tanpa AC tetapi tetap nyaman. Perjalanan darat menuju Kandy selama 3.5 jam ini membawa saya menyusuri jalanan Sri Lanka sejauh 107 km via Kaleliya - Medagampitiya Road dan Colombo-Kandy Hwy. Suasana sepanjang perjalanan kurang lebih sama dengan suasana jalan lintas di tanah air (panorama khas negara tropis). Bangunannya, panoramanya...Pemandangan yang tak biasa saya lihat adalah wanita di sini berseliweran memakai saree. Papan nama di sepanjang jalan sebagian besar bertuliskan aksara Sinhala (bahasa resmi Sri Lanka). "Yaa,,,sekarang saya benar-benar telah berada di negeri Ceylon, seorang diri".
---------------
Sore
hari, petualangan saya di Kandy dimulai dengan menjelajah
kawasan Kandy Lake dan menonton Kandyan cultural show.
Kandy, Central Province, Sri Lanka |
Hari
ke-4 : Kandy – Sigiriya – Kandy
Di hari ketiga saya melakukan perjalanan dari
Kandy menuju Sigiriya, pergi di pagi hari dan kembali ke Kandy menjelang sore.
Agenda utama saya adalah menjelajah World
Heritage City of Sigiriya (Lion Rock).
Berdasarkan
saran Ben, dari Kandy bus stand saya menaiki bus yang bertujuan akhir di Polonnaruwa. Saya pun meminta tolong
kepada kernet bus dan bapak supir untuk menurunkan saya di Inamaluwa Junction. Nah dari persimpangan jalan inilah saya
berganti bus yang lebih kecil menuju Sigiriya. Perjalanan dari Kandy bus stand menuju
Sigiriya menempuh jarak kurang lebih 96 km atau menghabiskan waktu kurang lebih
2.5 jam.
Sigiriya, Matale District, Central
Province, Sri Lanka
|
Tadinya
saya berencana setelah menjelajah Sigiriya, saya akan singgah sebentar
mengunjungi Golden Temple Dambulla. Namun keterbatasan waktu saya pun
memutuskan untuk langsung kembali ke Kandy.
Hari
ke-5 :
Kandy – Nallathanniya (Adam’s Peak)
Di pagi hari, saya menyempatkan untuk bertandang ke Royal
Botanical Gardens Peradeniya, kebun raya terbesar Sri Lanka. Melihat lebih
dekat berbagai macam tumbuhan asli Sri Lanka.
Setelah bertandang ke
Royal Botanic Gardens Peradeniya, saya pun melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya yaitu Adam’s Peak.
Titik awal pendakian ke puncak gunung suci Sri Lanka ini adalah Nallathanniya
yaitu desa terdekat yang berada di kaki Adam’s Peak. Tak ada transportasi umum langsung dari Kandy
yang akan mengantarkan kita ke desa Nallathanniya. Harus berganti-ganti
kendaraan (train dan bus). Salah satu rute yang umum diambil
oleh traveler adalah menaiki kereta api menuju Hatton Railway Station.
Kemudian menaiki bus dari Hatton
bus stand menuju Maskeliya junction, lanjut berganti bus menuju tujuan akhir di Nallathanniya.
Menjelang tengah hari, saya sudah berada di Peradeniya Railway Station. Stasiun kereta ini hanya berjarak 2 km dari Royal Botanic Gardens Peradeniya. Lebih dekat jika dibanding jika saya menaiki kereta api dari Kandy Railway Station. Saya pun langsung membeli tiket di loket stasiun. Harga tiket kereta api dari Peradeniya menuju Hatton untuk kelas ordinary 2nd class seat adalah 120 rupee ( 11.615,- rupiah). Dan kereta berangkat pukul 11.18.
Menjelang tengah hari, saya sudah berada di Peradeniya Railway Station. Stasiun kereta ini hanya berjarak 2 km dari Royal Botanic Gardens Peradeniya. Lebih dekat jika dibanding jika saya menaiki kereta api dari Kandy Railway Station. Saya pun langsung membeli tiket di loket stasiun. Harga tiket kereta api dari Peradeniya menuju Hatton untuk kelas ordinary 2nd class seat adalah 120 rupee ( 11.615,- rupiah). Dan kereta berangkat pukul 11.18.
Untuk melihat jadwal keberangkatan kereta api Sri Lanka, klik link berikut Sri Lanka Railways atau Train Travel in Sri Lanka.
Total lama perjalanan dari Paradeniya Railway Station
hingga Nallathanniya menghabiskan waktu kurang lebih 5
jam. Suguhan keindahan panorama alam
sepanjang jalur kereta api dan jalanan
yang dilalui bus menuju Nallathanniya
akan membuat mata kita tak akan bosan memandangnya dan mengabadikannya dalam tangkapan lensa kamera.
Tempat saya menginap di Nallathanniya adalah Blue
Sky Guest House. Sangat mudah menemukan guest house ini karena letaknya pesis
di pinggir jalan raya Nallathanniya. Tidak jauh berada dari pemberhentian
akhir Nallathanniya bus stand. Panorama Adam's Peak dapat dinikmati dari rooftop guest house ini.
Hari
ke-6 : Nallathanniya (Adam’s Peak) – Nuwara
Eliya
Dini hari
atau sekitar pukul 2, saya pun bergerak keluar dari Blue Sky Guest House.
Yaaa,,,misi utama saya adalah mencapai puncak Adam’s Peak (Sri Pada).
Persiapkan dirimu untuk mendaki gunung tertinggi di selatan dataran
tinggi tengah Sri Lanka ini. Bawalah
bekal minuman dan makanan ringan secukupnya, pakailah pakaian dan sepatu yang
nyaman untuk kegiatan trekking. Tentu saja membawa senter karena sepanjang
jalur trek yang dilalui tidak ada penerangan (gelap). Sebagai pendaki yang cukup santai, saya
membutuhkan waktu kurang lebih 3.5 jam untuk sampai di puncak Sri Pada.
Adam's Peak (Sri Pada), Sri Lanka
|
Siang
hari, setelah sejenak beristirahat pasca mendaki Adam’s Peak, saya melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya yaitu kota sejuk Nuwara
Eliya. Menaiki bus kembali ke Hatton bus
stand, kemudian lanjut menaiki bus menuju Nuwara Eliya main bus station. Perjalanan
dari Nallathanniya
menuju Nuwara Eliya menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam.
Tempat saya menginap selama 2 malam di Nuwara Eliya adalah Park
View Guest House. Guest house ini berlokasi sekitar 200 meter saja dari
terminal bus. Sangat mudah menjangkaunya hanya dengan berjalan kaki saja. ketika
check in, saya iseng bertanya kepada
pengelola guest house apakah menyediakan jasa tur sehari ke tempat Hortons Plains National Park. Dan
kebetulan ada 5 orang traveler lainnya yang juga menginap di Park View Guest
House, menyewa mobil ke Hortons Plains National Park keesokan harinya. Saya pun
ikut bergabung bersama mereka mengikuti trip tersebut.
Hari
ke-7 : Nuwara Eliya - Hortons Plains National
Park – Nuwara Eliya
Jam 5 subuh, kami dijemput dari guest house untuk perjalanan menuju kawasan
Hortons Plains National Park. Perjalanan menuju gerbang masuk kawasan Hortons
Plains National Park menghabiskan waktu kurang lebih 1.5 jam.
Setelah memarkirkan mobil dan membeli tiket masuk, bersiaplah menapaki jalur
trail menjelajah padang rumput cantik nan luas, berjalan menembus hutan menuju World's End. Di sini kita bisa menikmati pemandangan spektakuler yang tak
akan terlupakan dari Hortons Plains National Park.
World's End, Horton Plains National Park, Sri Lanka
|
Siang hari, kami pun menyudahi penjelajahan kemudian kembali ke Nuwara
Eliya. Oh iya, di perjalanan pulang, guide mengajak kami untuk singgah di Ambewela
Farm. Mencicipi kesegaran langsung susu dan yogurt yang baru saja diproses dari
ladangnya.
Sore hari, sekembalinya dari Horton saya bertandang ke Queen Victoria Park,
taman kota Nuwara Eliya yang terletak tidak jauh Park View Guest House.
Hari ke-8 : Nuwara Eliya – Ratnapura
Hari ke-8 : Nuwara Eliya – Ratnapura
Pagi hari, saya menyempatkan sejenak mengunjungi Gregory Lake. Sayangnya
ketika saya berkunjung kesini, danau yang merupakan reservoir air Nuwara Eliya
ini mengalami surut sehingga tak banyak kegiatan warga lokal yang bisa saya
lihat di sini.
Menjelang siang, saya memulai perjalanan panjang menaiki bus menuju
Ratnapura. Untuk mencapai Ratnapura, saya menaiki bus yang bertujuan akhir di
Panadura (kota di pesisir pantai barat Sri Lanka).
Setelah menempuh jarak
sekitar 150 km atau kurang lebih 4 jam, saya pun diturunkan di persimpangan jalan
Ratnapura. Bus trayek ini memang tak singgah di Ratnapura central bus station.
Beruntungnya sang supir membantu saya menunjukkan bus kota Ratnapura yang akan menghantarkan saya menuju terminal bus Ratnapura. Nah dari sinilah saya akan
mencari tempat menginap secara on the
spot. Seorang bapak supir tuk tuk
yang baik hati membawa saya ke Travellers Halt Guest House. Inilah tempat saya
menginap selama semalam di Ratnapura. Lokasinya berada sekitar 1.5 km dari Ratnapura
central bus station.
Ratnapura…kota ini mungkin bukanlah destinasi yang biasa dikunjungi
oleh wisatawan. Tetapi tahukah kakak bahwa Sri Lanka terkenal dengan
surganya gemstone atau batu permata terbaik dan terindah di dunia. Sri Lanka
telah memulai penambangan batu permata ini sejak berabad-abad yang lalu, dan
sebagai salah satu hasilnya yang sangat terkenal adalah batu safir biru (blue sapphire), batu alam yang memiliki nilai jual yang sangat
tinggi. Dan pusat tambang gemstone Sri Lanka ada di Ratnapura. Inilah alasan saya mengunjungi Ratnapura
yaitu untuk melihat secara langsung
tambang tradisional gemstone Sri Lanka tersebut.
Hari ke-9 : Ratnapura – Mirissa
Pagi hari, mengunjungi gems mining & gems museum.
Awalnya saya bingung bagaimana caranya menjangkau tempat tersebut mengingat
keterbatasan waktu saya di Ratnapura. Beruntungnya saya, si pemilik Travellers
Halt Guest House bersedia menyewakan mobil nya, mengantarkan saya ke
destinasi utama saya tersebut. Terimakasih pak Budhi! :).
Siang hari, melanjutkan perjalanan menuju pesisi pantai selatan Sri
Lanka yaitu Mirissa. Tak ada bus langsung dari Ratnapura menuju Mirissa. Untuk
itu saya harus 3 kali berganti bus. Pertama menaiki bus dari Ratnapura central
bus station ke Embilipitiya bus stand, kemudian menaiki bus lain menuju Matara
bus stand dan akhirnya berganti bus ketiga yang menghantarkan saya ke kawasan
tepian Pantai Mirissa.
Dari Ratnapura central bus station ke Embilipitiya bus stand menempuh jarak
kurang lebih 74 km atau menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam. Dari Embilipitiya bus stand menuju Matara
bus stand menempuh jarak kurang lebih 83 km atau menghabiskan
waktu lebih 2.5 jam. Dan dari Matara bus stand menuju Mirissa bus stop menempuh
jarak 11 km atau sekitar 25 menit. Yang paling saya suka dari perjalanan ini ketika bus menyusuri jalanan tepian pantai dari Tangalle menuju Matara, keindahan panorama laut Samudera Hindia akan memanjakan mata kita.
Tempat saya menginap adalah MY Hostels Mirissa. Hostel ini terletak di
Sunanda Road tidak jauh dari halte bus Mirissa dan kawasan pantai dapat dijangkau
hanya dengan berjalan kaki. Jangan lewatkan pesona keindahan Pantai Mirissa pada saat menjelang senja.
Mirissa Beach, Matara District, Southern Province, Sri Lanka
|
Hari ke-10 : Mirissa – Galle
Sekitar jam 8 pagi saya melanjutkan perjalanan menuju Galle. Menaiki bus
dengan menempuh jarak 50 km atau sekitar 1 jam lebih. Tempat saya menginap di
Galle adalah Pedlars Inn Hostel. Lokasinya sangat strategis berada di kawasan kota tua Galle
Fort.
Galle Fort, Galle District, Southern
Province, Sri Lanka
|
Setelah menitipkan tas karena belum waktunya check in, saya pun langsung
menjelajah setiap sudut Galle Fort dengan berjalan kaki. Menyusuri pesisir
pantainya yang cantik, menengok bangunan-bangunan tua Galle yang memiliki
arsitektur indah dan bernilai sejarah dan favorit saya adalah atmosfer kehidupan
orang-orang muslim Sri Lanka sangat mudah ditemukan di sini.
Hari ke-11 : Galle – Colombo
Destinasi terakhir saya di Sri
Lanka adalah kota Colombo. Ya dari Pedlars Inn Hostel saya berjalan kaki menuju
Galle Railway Station yang lokasinya bersebelahan dengan Galle Central Bus
Station. Dari sini, saya menaiki kereta api menyusuri pesisir pantai barat Sri
Lanka menuju Colombo Fort Railway Station. Saya membeli tiket kereta api
langsung di loket. Berangkat pukul 10.55 pagi dari Galle kemudian tiba di
Colombo Fort pukul 13.15 siang.
Tempat saya menginap adalah City Motel. Motel ini terletak di Old Moor Street, kawasan muslim Colombo. Untuk
menjangkaunya, saya menaiki tuk tuk dari Colombo Fort Railway Station. Harus pintar-pintar menawar tarif ongkos tuk
tuk ya kak!.
Menjelang sore, memulai petualangan berjalan kaki dari dari
kawasan City Motel. Berbekal peta dan semangat, entah berapa kilometer tepatnya
jalan yang saya tempuh berjalan kaki sore itu. Singgah di Pettah Market sejenak hingga mengantarkan saya ke Galle
Face Green. Menikmati senja di kawasan di
tepian pantai Colombo yang langsung menghadap Samudera Hindia dimana di
sinilah tempat hang out ala masyarakat lokal paling terkenal di Colombo.
Galle Face Green, Colombo, Sri Lanka |
Hari ke-12 : Colombo - Bandaranaike International Airport
Pagi hari, mengunjungi kawasan pantai Bambalapitiya Railway Station,
Gangaramaya Temple, Town Hall, Viharamahadevi Park dengan menyewa tuk tuk.
Bambalapitiya Railway, Colombo, Sri Lanka
|
Siang hari, menaiki airport/shuttle bus, berangkat dari Colombo central bus station
menuju Bandaranaike International Airport. Perjalanan menuju bandara menempuh
waktu sekitar 1 jam. Untungnya lalu lintas Colombo menuju bandara tidaklah
semacet yang saya bayangkan sebelumnya. Jadi saya memiliki waktu santai yang
cukup lama di bandara menunggu penerbangan saya ke KL malamnya.
Berakhir sudah perjalanan saya menjelajah Sri Lanka :).
Berakhir sudah perjalanan saya menjelajah Sri Lanka :).
Āyubōvan Sri Lanka! :)
|
Maskapai Air Asia yang
saya tumpangi barulah take of dari
Bandaranaike International Airport
pada pukul 23.00 malam dan tiba di
KLIA 2 sekitar pukul 05.00 subuh
keesokan harinya.
Hari ke-12 : Kuala Lumpur –
Jakarta
Penerbangan yang membawa saya
kembali ke tanah air adalah maskapai Malindo Air. Take off dari KLIA 2 sekitar pukul 19.00 dan landing di Soekarno Hatta
Airport sekitar pukul 20.05 malam.
Welcome back home, my Lagub.... :))


Itinerary Perjalanan 10 Hari Menjelajah Sri Lanka

My memories of Sri Lanka | 10 days solo traveling in Ceylon
02.12.2015 - 12.12.2015
02.12.2015 - 12.12.2015
Demikianlah ringkasan perjalanan saya 10 Hari menjelajah Sri Lanka. Jika ingin mendownload itinerary dan bertanya, silahkan tinggalkan komentar di bawah ini ya kak. Sebisa mungkin akan saya bantu jawab :).
Baca juga... Biaya Perjalanan 10 Hari Menjelajah Sri Lanka
No comments:
Post a Comment