Friday 23 September 2016

From The Speed Boat Window, Nunukan - Tarakan


Awalnya saya mengira Kota Nunukan itu berada di wilayah daratan Borneo. Ternyata tidak! Ibukota Kabupaten Nunukan ini merupakan sebuah pulau, namanya Pulau Nunukan. Pulau ini bersebelahan dengan Pulau Sebatik, pulau terdepan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Indonesia.

Sebagai daerah pulau, Nunukan hanya bisa dijangkau dengan jalur udara jalur laut. Untuk jalur udara, lama penerbangan oleh pesawat perintis (Susi Air & Kalstar) dari Bandara Nunukan ke Bandara Juwata, Tarakan hanya 20 menit saja. Sedangkan untuk jalur perairan seperti perahu motor cepat (speedboat) membutuhkan waktu perjalanan sekitar 2 jam.

Sunday 4 September 2016

Dari Tawau ke Nunukan


Senin, 18 Juli 2016…. Siang ini saya pulang ke Indonesia melalui Pulau Nunukan. Momen ini sekaligus menjadi pengalaman pertama kalinya bagi saya melintasi batas negara Malaysia - Indonesia melalui jalur laut.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, langit bandar Tawau pagi ini pun cerah. Dengan langkah kaki mantap, saya meninggalkan Economy Hostel menuju Pelabuhan Tawau. Dua hari di sini, membuat saya sudah sangat hapal jalan menuju pelabuhan. Tak jauh! Melewati Pasar Tanjung Tawau kemudian melewati bangunan baru Tawau Ferry Terminal hingga sampai lah saya di Pasar Ikan Tawau.  

Saat ini Pelabuhan Internasional Tawau masih melalui bangunan pelabuhan lama yang lokasinya bersebelahan dengan Pasar Ikan Tawau. Begitu sampai di sini, kesan awal yang terlihat adalah suasana nya yang semrawut. Para calon penumpang berdiri, memadati bagian luar depan jejeran loket agen tiket kapal. Menunggu panggilan disuruh masuk ke dalam bangunan pelabuhan. Siapa sangka, bangunan berpagar sederhana di ujung jalan yang menjorok ke laut itu adalah pintu masuk/keluar negara Malaysia.

Saturday 3 September 2016

Menginap di Economy Hostel, Tawau

Economy Hostel, tempat saya menginap pada malam terakhir perjalanan saya di Tawau (17 Juli 2016 – 18 Juli 2016). Penginapan murah meriah!. Sebuah kamar tipe standar, per malamnya hanya 30 ringgit atau sekitar 101.000 rupiah. Fasilitasnya ada wi-fi gratis (free) di seluruh area hostel, kamar ber-AC, room with window. Dengan dimensi yang menurut saya cukup luas. Berasa nyaman  bagi saya yang seorang diri satu orang menginap di kamar  yang seyogianya bisa diisi oleh 2 orang.  Jangan underestimate dulu ketika melihat kondisi bangunan dari luar gedung ruko. Economy Hostel memang terlihat tua tetapi kamar yang saya tempati cukup bersih. Hanya saja kamar mandi nya berada di luar kamar.
Bagian belakang bangunan Economy Hostel
Dilihat dari Jalan Kenanga, Bandar Tawa
u