Wednesday 7 May 2014

Perjalanan 15 Hari Menjelajah 5 Negara Asia Tenggara




Behind the Story...Inilah efeknya jika terlalu banyak membaca & mendengar cerita pengalamanan seru orang-orang yang pergi menjelajah ke berbagai daerah atau negara di bumi ini. Kemudian cerita itu akan menyebarkan virus mematikan yang membuat penasaran dan kita ingin mengalaminya sendiri.

Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja dan Vietnam merupakan negara-negara yang termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Singapura : negara kota yang modern, bersih, aman dan memiliki kemudahan akses transportasi hingga ke seluruh penjuru Singapura. Penang, Malaysia : jika ingin merasakan ramah tamahnya penduduk multietnik Malaysia maka datanglah ke Penang. Ho Chi Minh City, Vietnam : kota dengan ribuan sepeda motor yang memadatin jalanan namun tak pernah sepi dengan banyaknya turis asing yang berjalan kaki di trotoar jalanan kota. Phnom Penh, ibukota negara Kamboja yang membuat saya tersadar betapa bersyukurnya hidup di Indonesia. Siem Reap, Kamboja : terkenal ke penjuru dunia karena megahnya peninggalan peradaban "Angkor Watt". Bangkok, Thailand : kota yang membuat saya penasaran dengan gelarnya “one of the world’s top tourist destination”.

Thursday 30 January 2014

Jalan-Jalan ke Dataran Tinggi Dieng



Bagi saya suatu trip yang tidak direncanakan secara matang bukanlah penghalang untuk melaksanakannya. Spontanitas trip bahkan memberikan cerita tersendiri pastinya. Ya,,jalan-jalan ke Dieng awalnya hanyalah sebuah ajakan spontan Selly via medsos. Hanya berselang waktu kurang dari seminggu saja, obrolan biasa itu pun menjadi sebuah liburan singkat dengan cerita yang luar biasa di dalamnya. Kejadian yang kurang mengenakkan seperti tertipu calo tiket bus di Terminal Lebak Bulus, tidur dengan seprai kasur losmen yang tidak diganti dan pengalaman tak mengenakkan lainnya, terbalas lunas karena bisa menikmati suasana dataran tinggi Dieng yang luar biasa. 

Hari 1 : Perjalanan dari Jakarta Menuju Wonosobo
Saya janjian dengan Selly bertemu di Terminal Lebak Bulus pada pukul 18.30 WIB.  Sesampainya di sana kami langsung mencari loket penjualan tiket ke dalam terminal (note : saya baru tahu kalau pejalan kaki pun dipungut biaya masuk sebesar x rupiah oleh petugas y jika masuk ke dalam terminal #yaampun). Di dalam terminal, calo dimana-mana. Kami terjebak dengan perkataan seorang calo bahwa tidak ada lagi bus ke Wonosobo di waktu malam. Kita pun terpaksa membeli tiket di sebuah loket Rp 155.000,-  bus eksekutif yang katanya akan langsung berangkat sekitar jam 19.30. Namun yang terjadi adalah bus yang tidak eksekutif dan berangkatnya lama sekali karena harus menunggu penumpang penuh. Sewaktu menunggu keberangkatan, Selly iseng bertanya kepada bapak kondektor bus, dia berkata bahwa sebenarnya harga tiket yang diperoleh si supir dari calo hanya Rp 75.000,- saja bahkan tujuan beberapa penumpang bahkan bukan lah tujuan akhir bus ini. Huahh,,benar-benar sesuka hati calo!. Akhirnya bus yang membawa kami ke Wonosobo berangkat sekitar jam 22.00. Oke lupakan korban percaloan :) 
Note : Terminal Lebak Bulus sudah ditutup per Januari 2014. Penutupan dilakukan karena terminal itu akan dijadikan terminal Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.